Tampilkan postingan dengan label ACHIEL NASRUN 1981-1991. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ACHIEL NASRUN 1981-1991. Tampilkan semua postingan

Rabu, 02 Maret 2011

DALAM KABUT DAN BADAI / 1981

Di lingkungan sebuah asrama mahasiswi di Bandung, Danar (Billy Argo), pemuda playboy membuat banyak masalah. Meski telah bergaul akrab dengan Anita (Juni Arcan), ia masih mengejar Ratna (Ita Mustafa) dengan berbagai cara. Mahasiswi lain, Ningsih (Neneng Alina), juga jatuh cinta kepadanya.

Ratna yang punya hobi mengarang novel itu lebih bersikap dewasa dan mandiri. Ia mengarahkan cinta Danar kepada Ningsih. Akhirnya Ningsih gagal mencintai Danar dan meninggal karena sakit jantung yang telah lama ia derita. Sementara Danar harus bertanggung jawab kepada Anita yang mengalami depresi berat hingga dirawat di rumah sakit. Di akhir kisah ketahuan bahwa Danar dan Ratna adalah saudara kandung. Ayahnya yang selalu disembunyikan keberadaannya adalah tukang sampah yang selalu mengirimi Ratna bunga. Hal tersebut terungkap ketika Ahmadi (Kaharuddin Syah), ayah Danar, mengawini ibu Ratna yang telah lama menjanda dan berkunjung ke asrama Ratna. Sang tukang sampah tadi tertabrak mobil. Diceritakanlah masa lalu semuanya, termasuk Ruly (Carl Tangyong), kakak Danar, yang lalu dekat dengan Ratna.

ACHIEL NASRUN / Nasril Nasrun / 1981-1991

ACHIEL NASRUN
Sutradara yang banyak mengambil film-film anak muda yang ngetrend saat itu. Hampir semua filmnya tentang hal itu. Mencoba meraup kesuksesan dari sebuah trend gaya anak muda saat itu, baik itu dari novel, cerpen, drama radio, dan juga selera anak muda di jamannya.

Lahir Minggu, 29 Oktober 1950 di Jakarta. Pendidikan : SMA; dan Kursus Elementer Sinematografi.

Dengan status Asisten Penata Artistik, Achiel Nasrun mengawali karirnya di dunia film pada tahun 1971 lewat film Rina produksi Geeta Indah Film yang disutradarai Abubakar Djunaedi . Tahun-tahun berikutnya ia membantu kerja para sutradara ternama: Sjuman Djaya (Atheis), dan Teguh Karya (Perkawinan Dalam Semusim). Tahun 1977 ia menjadi asisten sutradara, mendampingi Teguh Karya, menggarap film Badai Pasti Berlalu. Sejak itu sampai tahun 1980, dalam status sebagai asisten sutradara. Baru pada 1981, Achiel Nasrun menjadi sutradara penuh dengan karya Dalam Kabut dan Badai. Ketika produksi film Indonesia kian berkurang dan lesu, Achiel mengalihkan kegiatannya dengan menggarap film TV dan sinetron, antara lain Randi dan Yoso (film TV, 1992), Mawar Mekar di Antara Duri (1995), Cinta Dan Dusta (1997), dll.


ANAK-ANAK GASS... 1988 ACHIEL NASRUN
Director
KULIHAT CINTA DI MATANYA 1985 BOBBY SANDY
Director
SUAMI, ISTRI DAN KEKASIH 1994 SLAMET RIYADI
Director
RICKY 1990 ACHIEL NASRUN
Director
OLGA DAN SEPATU RODA 1991 ACHIEL NASRUN
Director
LUPUS V 1991 ACHIEL NASRUN
Director
LUPUS IV 1990 ACHIEL NASRUN
Director
LUPUS 1987 ACHIEL NASRUN
Director
LUPUS II 1987 ACHIEL NASRUN
Director
DALAM KABUT DAN BADAI 1981 ACHIEL NASRUN
Director
SI ROY 1989 ACHIEL NASRUN
Director


BEDA SUTRADARA BEDA SENTUHAN

Sutradara Achiel ini terkenal dengan film Lupusnya, tentu karena novel karya Hilman ini yang laris manis di kalangan anak muda. Dan serial Lupus ini juga muncul di Majalah anak muda Hai, karena itu sangat mudah untuk memfilmkan Lupus, selain sukses di majalah remaja yang terkenal, sukses juga novelnya, dan semoga sukses juga di filmnya, untung tidak membuat drama radionya juga yang bisa mempopulerkan Si Boy atau Warkop dahulu. 

Lupus, orang sudah bisa menebak seperti apa sosoknya, walaupun konon sosok lupus adalah cermin dari si penulis sendiri Hilman. Tapi diskrispi sosok Lupus di tulisan dan novel sangat mengispirasikan pembacanya tentang sosok berjambul gaya Duran-duran dengan permen karet, tas sekolah yang panjang sehingga mudah untuk dibayangkan sosok lupus ini, selain itu juga yang terkenal sosok lupus siluet itu.


Lalu muncul Riyan Hidayat dalam lupus sebagai lupus, penonton langsung setuju, kerena sosok yang pas dan sebagainya dia juga Bintang film remaja yang banyak penggemarnya. Lupus 1 dibuat, sukses, Lupus 2 kurang sukses apa masalahnya? Banyak yang bilang karena cerita, padahal pemain masih sama dengan lupus 1. Memfilmkan novel tidak mudah. Lupus 1 mungkin sangat fokus cerita dari novel ke film yang mengambil satu fokus saja, sedang lupus 2 banyak fokusnya sehingga tidak terarah mau kemana. Karena lupus 2 kurang sukses, maka muncul lupus 3. Dan entah kenapa dapur perusahaan film ini mengganti pemeran Lupus dan temannya. Lupus di perankan sendiri oleh Hilman dan rekannya. Setelah itu, lupus 3 topi-topi centil tidak sukses, maka peran lupus di kembalikan lagi ke Ryan Hidayat, ytang salah satu aktor kesayangan Achiel Nasrun. 


Sutradara ini juga selalu memfilmkan novel-novel remaja dari Gramedia, kiat dia sukses di lupus 1, membuat gramedia tertarik dengan dia, maka, hampir semua novel Hilman di filmkan melalui sutradara ini, selai buku Hilman judul Lupus dan Olga, juga buku novel Gola Gong "Balada Si Roy" dan juga sejumlah novel cinta kelasik lainnya.



Siapa Hilman?
Hilman Hariwijaya yang lahir di (lahir di Jakarta,Indonesia, 25 Agustus 1964; umur 48 tahun) ini adalah seorang penulis Indonesia. Namanya dikenal sejak menulis cerita pendek yang diberi judul Lupus di majalah Hai dibulan Desember 1986, yang kemudian dibukukan menjai sebuah novel. Kini setelah ia tidak produktif lagi menulis novel, laki-laki yang mengagumi sosok penulis Arswendo Atmowiloto dan Astrid Lindgren ini merambah dunia pertelevisian dengan menulis skenario dari sinetron Cinta Fitri (Season 2 - Season 3), Melati untuk Marvel, dan lain-lain. Ia juga memroduseri film The Wall.


Lupus adalah karakter tokoh laki-laki yang diciptakan Hilman ditahun 1986 melalui cerpen di majalah Hai. Dibukukan pada bulan November 1986. Diceritakan Lupus berprofesi sebagai pelajar dan wartawan muda di majalah Hai. Ia tinggal bersama Mami dan adiknya yang bernama Lulu. Hilman juga merilis buku Lupus Kecil dan Lupus ABG sebagai wujud Lupus di masa SD dan SMP, yang ditulis bersama Boim LeBon. Seri ini telah menghasilkan 5 film layar lebar dan sinetron dari 52 buku yang ada, dengan Ryan Hidayat, Oka Sugawa, Rico Karindra, Irgy Ahmad Fahrezy dan Attar Syah yang berperan sebagai Lupus.

Olga adalah karakter tokoh wanita yang diciptakan Hilman pada tahun 1990 di majalah Mode. Pertama kali dibukukan pada Juli 1990. Diceritakan Olga sebagai pelajar yang bekerja sampingan sebagai penyiar radio di Radio Ga Ga. Ia tinggal bersama kedua orantuanya, dan memiliki sahabat, Wina. Seri ini telah dijadikan 1 judul film dan 3 musim sinetron dengan Desy Ratnasari, Sarah Sechan, Melly Manuhutu, dan Sissy Priscillia berperan sebagai Olga.


Lupus 3 Topi-topi centil sangatlah beda dengan yang sebelumnya, rombak total, sutradaranya EDI SISWANTO (ini film pertama dia dan terakhir) dan pemain lupus bukan Riyan Hidayat lagi, tapi langsung Hilman sang penulis novel. Tapi ternyata malah semakin tidak sukses, sehingga lupus 4 dan lima di kembalikan lagi format awalnya.

Hilman Lahir di Jakarta, tanggal 25 Agustus, bintangnya Virgo, bo! Hilman yang turunan Jasun alias Jawa-Sunda ini punya papa tentara berpangkat kolonel. Mulai ngarang sejak ABG, dengan membuat serial Lupus di majalah HAI yang berhasil mengangat namanya. Ia juga pernah juara ngarang di majalah yang sama. Pernah kuliah di UNAS jurusan Sastra Inggris. Hilman Hariwijaya dengan Lupus-nya merupakan fenomena dalam dunia penerbitan Indonesia. Lupus#1: Tangkaplah Daku Kau Kujitak, terbit Desember 1986, cetakan pertamanya sebanyak 5.000 eksemplar habis dalam waktu kurang dari satu minggu. Hilman menulis puluhan judul yang meliputi seri Lupus, Lupus ABG, Lupus Kecil, Lupus Milenia, Olga, Lulu, Keluarga Hantu, Vanya, Vladd, Dua Pelangi dan beberapa judul lepas.

Beberapa karyanya ditulis bersama Boim,Gusur dan satu bernama Zara Zettira. Tiras total penjualan bukunya mencapai jutaan eksemplar!Jumlah yang luar biasa untuk ukuran Indonesia,mengingat tiras “normal” buku lain rata-rata 3.000-5.000 eksemplar,dan itu pun tidak habis terjual dalam waktu satu tahun.Kisah Lupus menggambarkan gaya hidup remaja. Sarat dengan humor orisinal, terutama unik dalam gaya bahasa dan pilihan kata yang seenaknya. Tapi justru dengan gaya bahasa seperti itulah yang pernah dianggap merusak bahasa Indonesia-Lupus menjadi produk yang khas,disukai dan diakrabi para remaja.


 Kali ini Lupus dimainkan sendiri oleh pengarangnya Hilman. Tetap melukiskan dunia remaja di sekolah, rumah dan juga pacarannya dengan Poppy (Ita Purnamasari). Semua serba ceria, sedikit liar tapi tetap terkendali. Lupus sendiri tak jelas apa yang dilakukannya, kecuali sibuk mengurusi ayamnya. Tiba-tiba mendekati akhir film, Lupus pandai berpidato tentang banyak hal termasuk soal demokrasi dan keadilan sosial.


LUPUS III TOPI-TOPI CENTIL /1989


Di sutradarai


EDI SISWANTO
Kali ini Lupus dimainkan sendiri oleh pengarangnya Hilman. Tetap melukiskan dunia remaja di sekolah, rumah dan juga pacarannya dengan Poppy (Ita Purnamasari). Semua serba ceria, sedikit liar tapi tetap terkendali. Lupus sendiri tak jelas apa yang dilakukannya, kecuali sibuk mengurusi ayamnya. Tiba-tiba mendekati akhir film, Lupus pandai berpidato tentang banyak hal termasuk soal demokrasi dan keadilan sosial.
 P.T. KANTA INDAH FILM

HILMAN HARIWIJAYA
WINA WIDYAWATI
ITA PURNAMASARI
BOIM
GUSUR ADHIKARYA
RIMA MELATI
SYLVANA HERMAN
DEDDY MIZWAR
MANGARA SIAHAAN
GITO GILAS

LUPUS II / MAHLUK MANIS DALAM BIS / 1987


Dibanding film "Lupus (Tangkaplah Daku Kau Kujitak) , rombongan Lupus lebih banyak terlukis. Tapi, sama seperti film yang terdahulu itu, film ini tetap merupakan gabungan kelucuan yang berasal dari kejahilan Lupus dkk: Lupus dan orang tua pacarnya, ada "mahluk manis dalam bis" yang tidak jelas juntrungannya, ikut produksi film tapi gagal dll.

Tepat jam satu tengah hari bolong, mereka selalu tampak asyik menunggu bis jurusan Blok M. Lupus, Aji, Boim, dan Gito. Rada aneh juga, rumah mereka jadi mendadak pada pindah ke Blok M semua. Selidik punya selidik, ternyata mereka lagi ngejar cewek. Nggak tau anak sekolah mana. Yang pasti setiap jam satu, wajah manisnya selalu nampak di jendela bis jurusan Blok M, dekat pintu depan. Matanya yang bulat bersinar, rambutnya yang panjang terurai dengan tubuh yang mungil, sempat membuat cowok-cowok kece SMA Merah Putih itu terkagum-kagum. Dan petualangan mencari tahu dan pengejaran pun di lakukan.

P.T. ELANG PERKASA FILM

RYAN HIDAYAT
AGYL SHAHRIAR
KARINA SUWANDHI
SEPTIAN DWICAHYO
ANDREAS PANCARIAN
GITO GILAS
FIRDHA RAZAK
SYLVANA HERMAN
TATIEK WARDIONO
ANTON INDRACAYA
RIA IRAWAN
NUNU DATAU

LUPUS / TANGKAPLAH DAKU KAU KUJITAK / 1987

LUPUS
TANGKAPLAH DAKU KAU KUJITAK



Dari novelet laris (awalnya dimuat bersambung di majalah Hai) berjudul sama untuk kalangan remaja, yang memiliki kemiripan dengan gaya Warkop, yaitu gabungan dari berbagai lelucon, namun disajikan dengan gaya remaja yang sedang "in" pada saat ditulis, apalagi tokoh-tokohnya pun remaja. Karena larisnya bukunya, Hilman juga menjadi sangat populer di kalangan remaja. Apalagi, tokoh noveletnya itu adalah personifikasi dari dirinya sendiri. Judul novel dan film seolah parodi dari film "Kejarlah Daku Kau Kutangkap", tapi parodi itu cuma pada judul saja.

Lupus sangat cocok buat budaya anak muda Indonesia, yang sederhana, cinta keluarga dan sayang pada teman, suka naik bis kota, makan permenkaret, dan juga selalu duit tidak punya. Inilah gambaran remaja SMA saat itu. Berbeda dengan Boy yang sangat mewah, tetapi segi dari film memamng harus menampilkan impian idola anak muda seperti boy yang dimana itu adalahan hanya mimpi, karena tidak semua anak remaja di Jakarta atau di Indonesia seperti boy yang kaya raya. Tetapi Lupus, lebih merakyat, bisa masuk sampai ke daerah-daerah Indonesia, karena Lupus adalah cermin bagi remaja SMA saat itu, bukan sebuah Mimpi. Tetapi yang paling mengganjal adalah tata bahasa yang dipakai dalam film ini, yang memakai bahasa prokem anak muda Jakarta, mungkin didaerah kurang paham, tetapi tata pahasa anak muda Jakarta itu menjalar sampai ke daerah yang sering menggunakan tata bahasa anak muda Jakarta seperti Lupus.

Tentu yang menarik disini selain ceritanya mengalir seperti dalam bukunya, yang terpenting adalah siapa tokoh yang main dalam film itu. Ryan Hidayat sangat sisukai anak muda saat itu. Sehingga memasang Ryan Hidayat membuat sosok Lupus itu hidup dari komiknya. Sedamngkan tokoh yang lainnya bisa di maklumi oleh penontonnya. Tetapi yang terpenting sosok Lupus itu lah. Beberapa seri film ini mengalami pergantian pemain, berarti LUPUS memang tokoh imajinasi penulis, sulit untuk menterjemahkannya ke media nyata.

Synopsis Film
Lupus (Ryan Hidayat) adalah pelajar SMA Merah-Putih yang aktif menulis sebagai wartawan sebuah majalah, senang mengunyah permen karet, cuek, dan sangat jahil. Ia mengganggu siapapun, temannya, ibunya, adiknya, kepala sekolah, orang yang baru dikenalnya. Kejahilannya ini lebih bernada humor daripada menyakiti dan berniat jahat. Ada maksud baik sesekali dalam candanya itu. Sifat-sifat inilah yang bisa dianggap mewakili remaja pada era 80-an. Pada film ini, dikisahkan hubungan pacarannya dengan Poppy (Nurul Arifin) yang seolah "off" dan "on" terus-menerus. Dalam jalur kisah ini, ditampilkan kejahilan Lupus dalam hidupnya sehari-hari, baik di rumah, sekolah maupun di jalanan. Tidak ada jalur lurus, ceritanya yang berjalan ke sana ke mari.
 P.T. ELANG PERKASA FILM

RYAN HIDAYAT
NURUL ARIFIN
AGYL SHAHRIAR
SEPTIAN DWICAHYO
ANDREAS PANCARIAN
GITO GILAS
FIRDHA RAZAK
TATIEK WARDIONO
HENKY SOLAIMAN
RIA IRAWAN

NEWS 05Januari 1991
Setelah menonton film Catatan Si Boy I-IV, saya merasa bahwa film itu kurang mewakili sosok remaja Indonesia pada umumnya. Film itu terlalu mengeksploatasi kemewahan. Dengan ketampanan dan harta yang dimiliki ayahnya, seakan-akan si Boy dapat memiliki segala apa yang diinginkannya. Sehingga penonton yang rata-rata dari kalangan remaja -- yang ekonominya kurang mampu hanya bisa ngiler dan melamun "andaikan ia bisa seperti si Boy". Bertolak belakang dengan sosok Lupus yang ada dalam film Kejarlah Daku Kau Kujitak, Makhluk Manis Dalam Bis Kota, dan Topi-Topi Centil. Sosok Lupus dalam film-film ini ternyata lebih mewakili sosok remaja Indonesia pada umumnya. Dengan gaya yang tidak terlalu wah, dan berangkat dari kehidupan keluarga yang sederhana, tapi cukup terkenal di kalangan SMA Merah Putih. Tampaknya, Lupus lebih perlu diteladani, karena Lupus tidak mau menyusahkan ibunya yang janda itu. Dengan bekerja sambil sekolah, walau hanya sebagai wartawan free lance pada sebuah majalah remaja.

ANAK-ANAK GASS... / ELEGI BUAT NANA / 1988

ANAK-ANAK GASS...
ELEGI BUAT NANA


Anak-anak Gass adalah kelompok empat remaja yang meski berbeda latar belakang, tapi kompak. Suatu saat mereka berkenalan dengan serombongan artis yang hendak rekaman untuk siaran televisi. Dalam kesempatan itu Reo Reseh (Ryan Hidayat), salah satu anggota Anak-anak Gass, jatuh cinta pada Nana (Ria Irawan). Reo berusaha memburu Nana yang selalu mengelak. Reo makin penasaran. Ia ikut festival band yang diadakan oleh Nana dan menyanyikan lagu "Elegi Buat Nana". Nana sendiri juga mencintai Reo, tapi selalu menghindar karena tahu penyakit leukemianya tak tersembuhkan. Reo sendiri akhirnya tahu bahwa Nana mengidap penyakit leukemia dari surat yang dikirimkan padanya oleh Nana yang mengikuti anjuran orangtuanya untuk pergi berobat ke Amerika Serikat.

Banyak yang bilang film ini saingan buat Si Boy, terlebih juga Soundtracknya yang populer juga.
 P.T. ELANG PERKASA FILM

RIA IRAWAN
RYAN HIDAYAT
GITO GILAS
R. ADI BAGUS
RINA HASSIM
ANDREAS PANCARIAN
W.D. MOCHTAR
LAUREN SAHERTIAN
HENNY RAHAYU
DEASY RATNASARI
LIA CAROLINE
DIDIN SYAMSUDDIN

SI ROY / 1989



Roy (Ryan Hidayat), jago bela diri, jago panjat tebing, ganteng, ketua senat di kampusnya, ingin menghapuskan perbedaan sikap kaya dan miskin di kalangan mahasiswa dengan mengadakan kegiatan perkemahan. Dalam acara itu, Roy ketahuan naksir Novi (Margie Dayana), anak orang kaya, saat ngobrol dengan Tiwi (Monica Gunawan), yang justru diam-diam naksir Roy. Di samping itu, ada Iwan (Ade Giuliano) yang juga naksir Novi.

Roy menyelamatkan Novi yang terjatuh ke jurang. Bagi Novi, Roy bukan pilihan karena Roy bukan anak orang kaya. Ia hanya tak enah menolak cinta Roy yang telah menyelamatkan nyawanya. Diam-diam Novi pacaran lagi dengan Iwan dan kepergok Roy, hingga terjadi perkelahian. Roy akhirnya sadar siapa Novi, sementara Tiwi sudah pergi keluar negeri, karena merasa tak dicintai Roy. Sementara terungkap bahwa Roy adalah anak orang kaya, bahkan ayahnya adalah atasan ayah Novi. Novi mulai berbalik sikap, bukan hanya karena tahu siapa Roy sesungguhnya, tapi ada gadis lain yang juga sahabatnya, mencoba mendekati Roy. Roy, yang memang hanya mencintai Novi, akhirnya menerima Novi yang mau mengubah sikapnya. Bahasa prokem banyak dipakai dalam dialog.

P.T. ANDALAS KENCANA FILM

MARGIE DAYANA
MONICA GUNAWAN
RYAN HIDAYAT
ADE GIULIANO
LEILA MONICA
YUNITA YUNIANI
JAMES SAHERTIAN
EDDY RAMOS
YADHIE SYAMSUDDIN
ROSSY S. DRADJAT
RENITA S
TISNA S. BRATA

RICKY / NAKALNYA ANAK MUDA / 1990

RICKY
NAKALNYA ANAK MUDA


Ricky (Ryan Hidayat) sangat terpukul dengan kematian pacarnya, Sita (Nike Ardilla) saat terjun payung. Ia jadi kacau, kerjanya cuma jalan-jalan dengan jip tua terbuka, kumpul-kumpul dengan gengnya, dan berkelahi. Lebih-lebih ia tahu ayahnya pacaran dengan sekretarisnya, sementara ibunya sibuk berceramah tentang kenakalan remaja. Hanya karena salah sedikit ia berkelahi dengan kakak Lita (Nike Ardilla) di jalanan. Lita ini kemudian dijumpainya lagi di lapangan sofbol. Ricky memang salah satu pemain inti perkumpulan sofbol itu, sedang Lita baru pindah dari Garut ke Bandung, mengikuti orangtuanya. Maka Lita lalu pacaran dengan Ricky, meski teman-teman Lita memperingatkan sifat Ricky yang jelek. Halangan datang dari orangtua Lita, yang juga tahu kelakuan ayah Ricky dan sudah menjodohkan Lita dengan Bimo (Ade Giuliano), anak ningrat dan insinyur. Lita lalu lari diantar Ricky ke rumah kakeknya. Ibunya jatuh sakit, hingga Ricky mengantar pulang dan ayah Lita berbaikan dengan Ricky. Ricky akhirnya memperkenalkan Lita pada ayahnya, setelah "menasehati" ayahnya agar menghentikan hubungan perserongannya.

Memasang bintang Nike Ardilla dan Ryan Hidayat sangat tepat untuk mendongkrak penonton.


P.T. ANDALAS KENCANA FILM

NIKE ARDILLA
RYAN HIDAYAT
FORTUNELLA
FRANS TUMBUAN
RACHMAT HIDAYAT
NANI WIDJAJA
IDA KUSUMAH
LUCY DAHLIA
TOYIBAH
ANDREAS PANCARIAN
AGYL SHAHRIAR
ADE GIULIANO

LUPUS IV / ANAK MAMI SUDAH BESAR / 1990

LUPUS IV
ANAK MAMI SUDAH BESAR


Lulus SMA, Lupus tak diterima di universitas negeri dan melarang ibunya menjual perhiasan warisan agar Lupus bisa masuk sekolah swasta dan menutup hutang. Lupus minta uang muka dari majalah tempatnya sering menulis dengan janji tulisan tentang remaja cewek yang suka pulang pagi. Ia lalu mewawancarai dan mendekati Pia (Paramitha Rusady) yang tiap malam pergi ke disko karena di rumah sumpek. Ayahnya yang duda, hanya memarahinya saja tapi jarang di rumah. Disko merupakan tempat hiburan. Ia tak seperti cewek disko lain, yang juga bebas seks dlsb. Tulisan tentang Pia sempat mengundang salah paham, maka berkhotbahlah Lupus. Dan konon, ayahnya lalu mau mengubah sikapnya. Kisah Pia ini dijalin dengan: menangkap kodok, melamar kerja yang ternyata gagal dll.

LUPUS V / ICH... SEREM / 1991

LUPUS V
ICH... SEREM


 Lupus (Ryan Hidayat) jatuh cinta pada Kunti (Conny Nurlita), anak Pak Galiman (Tile). Pak Galiman sendiri adalah duda yang tengah mencari istri pengganti karena Kunti dianggapnya sudah besar. Untuk mensukseskan niat Pak Galiman, Oom Agus (Anwar Fuady) membantu mencarikan calon ibu baru buat Kunti. Ia mendekati ibu Lupus (Tatiek Wardiono) yang janda hingga membuat adik Lupus, Lulu (Firdha Razak) benci pada pria itu. Ketika Lupus apel ke rumah Kunti, barulah ketahuan bahwa Pak Galiman sedang mencari istri atas bantuan Oom Agus. Yang disodorkan Oom Agus pada Pak Galiman ternyata bukan ibu Lupus, melainkan justru Lulu. Maka, Lupus dan Kunti mencoba menyadarkan semua orang agar tak terjadi lamaran Pak Galiman pada Lulu.
 P.T. LIA INDAH SWASTIKA FILM

OLGA DAN SEPATU RODA / 1991

OLGA DAN SEPATU RODA


Olga (Deasy Ratnasari), pelajar SMA yang keranjingan sepatu roda. Ia berkali-kali juara. Kemana pun pergi, ia menggunakan sepatu roda. Ia merasa sepatu roda yang biasa dipakai sudah rusak. Ia ingin sepatu baru, tapi tak diperbolehkan oleh orangtuanya. Ia cari jalan untuk bisa beli sepatu yang diidamkannya: jadi penyiar radio Gaga. Tak dinyana ia jadi penyiar populer, hingga Somad (Mandra), anak Betawi, jadi tergila-gila dan sering menulis surat maupun memberi oleh-oleh. Suksesnya membuat banyak soal lain. Pelajarannya mundur. Ibunya marah-marah. Ucup (Tino Karno), pegawai radio Gaga membuat intrik, hingga partner kerja Olga, Andi (Dandung Sadewa), keluar. Olga ikut keluar dan kembali giat berlatih sepatu roda menjelang kejuaraan. Vera (Alba Fuad) membujuk Olga siaran kembali. Olga mau, tapi akan ikut kejuaraan dulu. Ia berhasil juara. Dan Somad datang bersama rombongannya hendak melamar Olga.
 P.T. ANDALAS KENCANA FILM

DEASY RATNASARI
NIKE ARDILLA
TINO KARNO
DANDUNG SADEWA
IDA KUSUMAH
AMI PRIJONO
NASREEN ZEEN
ALBA FUAD
ADE GIULIANO
MANDRA
ETTY SUMIATI
JACK MALAND


SUAMI, ISTRI DAN KEKASIH / 1994

SUAMI, ISTRI DAN KEKASIH


SLAMET RIYADI sakit, dan penyutradaraan diteruskan  Achiel Nasrun.

Gara-gara rapat penting di perusahaannya, Andrean (Ryan Hidayat) tak jadi liburan bersama istri (Inneke Koesherawati) dan anaknya (Niken). Gara-gara itu pula ia jadi terlibat cinta kilat dengan Alexandra (Ayu Azhari), yang penelitiannya mengenai mainan tradisional hendak dikembangkan oleh perusahaan tempat Andrean bekerja. Andrean sadar akan permainannya dan sekuat tenaga menghentikan hubungan itu, tapi Alexandra sungguh-sungguh ingin memiliki. Maka ilmu hitam yang dipunyainya dipakai untuk mengganggu Andrean lewat mimpi-mimpinya, hingga Andrean jadi belajar "mistik" juga lewat buku-buku. Puncaknya, gangguan dilakukan terhadap istri dan anak Andrean juga. Dan Andrean sendiri ingin dibunuh. Cuma kali ini tak pakai ilmu hitam, tapi pakai pisau. Dan Andrean berhasil, dibantu oleh istrinya yang kebetulan datang.


P.T. VIRGO PUTRA FILM

RYAN HIDAYAT
AYU AZHARI
PIET PAGAU
SUSI ADELLA
LINGGA TENGGARA
LINDA
NIKEN

TAPAK-TAPAK KAKI WOLTER MONGINSIDI / 1982

TAPAK-TAPAK KAKI WOLTER MONGINSIDI



FRANK RORIMPANDEY Disutradarai bersama ACHIEL NASRUN

Kisah salah seorang pahlawan kemerdekaan di Sulawesi Selatan. Wolter Monginsidi (Roy Marten) dilukiskan sebagai pemuda yang flamboyan, berani terkadang nekat, agak emosional. Ia dan pasukannya selalu mengganggu Belanda, dan diburu-buru, sampai akhirnya tertangkap. Ayahnya meminta ia menandatangani permohonan grasi, padahal itu salah satu tipu muslihat Belanda. Ia mati dihukum tembak.

Robert Wolter Mongisidi (bukan Monginsidi-red) adalah pemuda Minahasa dari suku Bantik yang ikut mengelorakan perlawanan terhadap penjajah Belanda pada waktu itu. Belanda menghukumnya dengan tembak mati di usianya yang sangat muda, 24 tahun pada tahun 1949.

Setiap tahunnya, warga Suku Bantik yang tersebar di 11 pemukiman di Manado merayakan Festival Seni Budaya Bantik yang puncaknya jatuh pada 5 September yang merupakan hari di mana Mongisidi dihukum mati.

film yang diproduksi pada tahun 1982 itu. "Tapak-tapak Kaki Wolter Monginsidi" adalah film yang menceritakan kisah perjuangan pahlawan nasional asal Sulawesi Utara tersebut.

"Wolter Mongisidi merupakan tokoh yang luar biasa dan patut menjadi teladan.

Wolter Mongisidi menjadi merupakan salah satu tokoh penting yang sangat disanjung oleh warga Suku Bantik, Ketika jenasah Mongisidi diambil oleh keluarganya, dari balik Alkitab yang diapitnya ketika ditembak, terselip sebuah kertas yang bertulis tangan, "Setia Hingga Akhir dalam Keyakinan". Kini kalimat itu menjadi kalimat heroik warga Bantik.


Robert Wolter Mongisidi dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 6 November, 1973. Dia juga mendapatkan penghargaan tertinggi Negara Indonesia, Bintang Mahaputra (Adipradana), pada 10 November 1973.

Meski dilahirkan di Malala yang sekarang bagian dari Kota Manado Sulawesi Utara, namun ia memulai perjuangannya melawan penjajah Belanda di Makassar.

Anak dari pasangan Petrus Mongisidi dan Lina Suawa ini memulai pendidikannya pada 1931 di sekolah dasar (bahasa Belanda: Hollands Inlandsche School atau (HIS), yang diikuti sekolah menengah (bahasa Belanda: Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau MULO) di Frater Don Bosco di Manado.

Mongisidi lalu dididik sebagai guru bahasa Jepang pada sebuah sekolah di Tomohon. Setelah studinya, dia mengajar Bahasa Jepang di Liwutung, di Minahasa , dan di Luwuk, Sulawesi Tengah, sebelum ke Makassar, Sulawesi Selatan.

Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan saat Mongisidi berada di Makassar. Namun, Belanda berusaha untuk mendapatkan kembali kendali atas Indonesia setelah berakhirnya Perang Dunia II.

Mereka kembali melalui NICA (Netherlands Indies Civil Administration/Administrasi Sipil Hindia Belanda). Mongisidi menjadi terlibat dalam perjuangan melawan NICA di Makassar.

Robert Wolter Mongisidi dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 6 November, 1973. Dia juga mendapatkan penghargaan tertinggi Negara Indonesia, Bintang Mahaputra (Adipradana), pada 10 November 1973.
Meski dilahirkan di Malala yang sekarang bagian dari Kota Manado Sulawesi Utara, namun ia memulai perjuangannya melawan penjajah Belanda di Makassar.

Anak dari pasangan Petrus Mongisidi dan Lina Suawa ini memulai pendidikannya pada 1931 di sekolah dasar (bahasa Belanda: Hollands Inlandsche School atau (HIS), yang diikuti sekolah menengah (bahasa Belanda: Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau MULO) di Frater Don Bosco di Manado.

Mongisidi lalu dididik sebagai guru bahasa Jepang pada sebuah sekolah di Tomohon. Setelah studinya, dia mengajar Bahasa Jepang di Liwutung, di Minahasa , dan di Luwuk, Sulawesi Tengah, sebelum ke Makassar, Sulawesi Selatan.

Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan saat Mongisidi berada di Makassar. Namun, Belanda berusaha untuk mendapatkan kembali kendali atas Indonesia setelah berakhirnya Perang Dunia II.

Mereka kembali melalui NICA (Netherlands Indies Civil Administration/Administrasi Sipil Hindia Belanda). Mongisidi menjadi terlibat dalam perjuangan melawan NICA di Makassar.

Pada tanggal 17 Juli 1946, Mongisidi dengan Ranggong Daeng Romo dan lainnya membentuk Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS), yang selanjutnya melecehkan dan menyarang posisi Belanda.

Dia ditangkap oleh Belanda pada 28 Februari 1947, tetapi berhasil kabur pada 27 Oktober 1947. Belanda menangkapnya kembali dan kali ini Belanda menjatuhkan hukuman mati kepadanya.

Mongisidi dieksekusi oleh tim penembak pada 5 September 1949. Monginsidi meninggal di Pacinang pada usia yang terbilang masih muda, yakni 24 tahun.

Jasadnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Makassar pada 10 November 1950. Pemerintah Indonesia kemudian memberinya penghargaan Pahlawan Nasional yang diwakilkan kepada ayahnya, Petrus yang sat itu berusia 80 tahun.

Nama Monginsidi saat ini diabadikan sebagai nama jalan dan sebuah sekolah dasar di Makassar. Namanya juga diabadikan sebagai nama bandara di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara dan salah satu kapal Angkatan Darat Indonesia, KRI Wolter Monginsidi serta nama kesatuan Yonif 720/Wolter Monginsidi.

Nama Monginsidi kembali santer setelah pemerintah memproduksi sebuah film berjudul “Tapak Tapak Kaki Wolter Monginsidi” pada tahun 1982 yang dibintangi Roy Marten

Rabu, 02 Februari 2011

KULIHAT CINTA DI MATANYA / 1985

KULIHAT CINTA DI MATANYA

Disutradarai bersama  ACHIEL NASRUN & BOBBY SANDY  
Atika (Meriam Bellina) mantan penyayi tenar, berusaha untuk bangkit kembali dari lembah narkotika. Kepada ibunya yang mengajak kembali ke Yogya, ia menyatakan tetap tinggal di Jakarta dan menetap di rumah budenya. Usahanya menemui jalan buntu. Semua kawan dan pemilik tempat hiburan menolak memakai dia. Bahkan ia sempat ditipu seorang panitia pertunjukan. Meski demikian keberuntungan datang juga. Perkenalannya dengan Sakti (Achan Rachman), seorang koreografer membuatnya bergairah untuk meniti karir kembali. Namun cobaan datang lagi. Pacar lama Sakti, Elisa (Henidar Amroe), yang telah kawin dengan anak pengusaha kaya, Willy (August Melasz) berusaha untuk memisahkan mereka. Namun Atika kembali bangkit dan berhasil.

P.T. VIRGO PUTRA FILM

MERIAM BELLINA
HENIDAR AMROE
ACHAN RACHMAN
IKANG FAWZI
IDA LEMAN
PITRAJAYA BURNAMA
MARIA OENTOE
RIMA MELATI
GUSTI RANDA
NIZAR ZULMI
LEROY OSMANI
ADE IRAWAN