Tampilkan postingan dengan label ALI TOPAN ANAK JALANAN / 1977. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ALI TOPAN ANAK JALANAN / 1977. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 Februari 2011

ALI TOPAN ANAK JALANAN / 1977



Diangkat dari Novel Teguh Esha yang di terbitkan di kompas dalam berseri, cukup populer sekali saat itu. Contoh dari kehidupan anak jalanan di kota metropolitan di Jakarta.

Cerita dan skenario film ini ditulis langsung oleh Teguh Esha sendiri.

Ali Topan mengganggu Anna Karenina yang kebetulan lewat bersama ibunya. Rombongan Ali Topan itu ditunjukkan bagai rombongan anak yang besar di jalanan, karena tidak mendapat kasih sayang orang tua. Asal mulanya; ibu yang sibuk, dan ayah yang keluar masuk hotel dengan perempuan lain dan pulang ke rumah selalu terlambat. Meski demikian, digambarkan juga bahwa Ali Topan adalah anak terpandai di kelasnya. Jadi mereka tidaklah jahat. Keluarga Anna Karenina justru sebaliknya. Orang tuanya sangat menjaga anaknya, tapi justru kebobolan. Kakaknya kawin lari. Anna yang dipindah sekolah oleh orang tuanya, ketemu lagi dengan Ali yang mengganggunya. Satu kelas lagi. Ketika Anna dijahili, Ali membela. Maka tumbuhlah rasa simpati. Mereka lalu pacaran, meski ditentang keras orang tua Anna. Anna berontak. Anna minta Ali mengantarkannya ke rumah kakaknya yang bahagia bersama suami di desa. Orang tuanya datang bersama polisi untuk menangkap Ali. Anna mengancam bunuh diri dengan gunting, hingga selamatlah Ali. Orang tuanya mangalah
YOUNG ROMEO FILM

News
25 Februari 1978
Hiburan Ali dan Anna


ALI TOPAN ANAK JALANAN Sutradara : Ishak Iskandar Cerita & Skenario: Teguh Esha ALI Topan dan teman-temannya mengganggu Anna Karenina yang kebetulan lewat bersama ibunya di suatu siang. Ini memang perkenalan yang baik bagi kisah tentang remaja-remaja nakal yang dewasa ini menarik perhatian pembuat cerita hiburan. Setelah itu, para penonton diharap saja tahu, bahwa rombongan anak muda itu adalah mereka yang besar di jalanan karena "tidak mendapat kasih sayang orangtua." Untuk meyakinkan penonton bahwa hulu malang kenakalan remaja adalah orangtua, diperlihatkanlah ibu yang sibuk sendiri dan ayah yang keluarmasuk hotel -- dengan perempuan lain tentu dan pulang rumah selalu terlambat. Anak Terpandai Dengan sikap serta cara hidup orangtua yang demikian - entah kenapanestu begitu langsung disimpulkan: anak mereka mesti jadi anak jalanan, karena kasih di rumah tak ada. Tapi Teguh Esha masih berbelas kasihan pada Ali Topan: anak muda ini masih bisa jadi anak terpandai di kelasnya dan teman-temannya pun bukan anak jahat melainkan lucu-lucu adanya. Adapun keluarga Anna Karenina, tidak kurang menarik. Berbeda dengan keluarga Ali Topan bagai langit dan bumi. Mengaku masih keluarga bangsawan, mereka terlalu menjaga anak-anak Anehnya justru karena terlalu "dijaga" itulah, seorang kawin lari setelah hamil, sedang Anna akhirnya berontak. Seperti juga pada keluarga pertama, terhadap keluarga yang terakhir ini penulis cerita tidak merasa perlu memberi sedikit argumentasi dari pandangan hidup, misalnya. Para penonton harus menerima. Tapi barangkali di sinilah harus dilihat perbedaan cerita hiburan dengan cerita serius.

Pada jenis pertama, jalan cerita memang kadangkala menarik -bahkan fantastis --hanya pengolahan (ermasuk kekayaan batin) kebanyakan tidak memadai. Pada cerita serius, tema barangkali sederhana, tapi disampaikan dngan baik, ada sesuatu yang terpancar dn hidup. Tante Girang Dari film Ali Topan Anak Jalanan tipe oleh kesan amat kuat, bahwa cerita dibangun dari sejumlah dugaan yang tidak pernan dicoba mencocokkannya dengan kenyataan sehari-hari. Teguh Esha telah menulis dengan cara yang sama seperti sejumlah penulis kisah tentang siapa yang disebut Tante Girang, yang di akhir tahun enam puluhan merajai dunia hiburan kita. Sebagai tontonan, film ini memang suguhan kbusus remaja. Dialog--yang tidak selalu rapi - mengandung sejumlah ungkapan yang populer di kalangan mereka. Dan tingkah laku remaja para tokohnya bukan tidak menimbulkan kemesraan di kalangan penonton remaja. Lebih dari itu tidak banyak yang bisa dihalap. Juga tidak dari permainan Yatti Octavia (Anna Karenina) yang nampak datar dari satu film ke film lainnya. Bagi sutradara Ishak Iskandar, yang pernah menghasilkan film Wulan Di Sarang Penculik, Ali Topan Anak Jalanan bukan sebuah karya yang patut dibanggakan. Salim Said.