Tampilkan postingan dengan label ARIZAL (1974-2006). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ARIZAL (1974-2006). Tampilkan semua postingan

Sabtu, 18 Juni 2011

ARIZAL B.A 1974-2006

ARIZAL
ARIZAL BA

Lahir Senin, 11 Januari 1943 di Airmolek (Riau). Pendidikan : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (Tingkat IV). Pendidikan Kewartawanan dan Workshop Film (KFT). Arizal pernah menjadi penulis cerpen, karikatur dan wartawan sebelum terjun ke film. Debut pertamanya sebagai astrada dalam film Kabut Bulan Madu (1972), produksi PT Sarinande Film. Ia baru dipercaya oleh PT Surya Indonesia Medan Film dalam Senyum Dan Tangis (1974) yang skenarionya ditulis sendiri. Setulus Hatimu (1975) meraih piala Citra pada FFI 1975 dan FFA 1975, untuk aktris utama Yenni Rachman. Sebagian filmnya selalu menyedot banyak penonton. Pintar Pintar Bodoh dan Maju Kena Mundur Kena adalah film yang paling laku, masing-masing pada 1981 dan 1983. Segi Tiga Emas (1986) dan Dendam Membara (1988) sukses dalam peredarannya di luar negeri.


Waktu kecil saya sering menonton filmnya, terutama yang ada hubungan dengan Warkop. Kebetulan saya suka juga dengan drama radio Warkop Prambos. Dan saat sekolah di IKJ, saya sepat ketemu Arizal di TIM. Tidak ada lucu-lucunya. Tapi filmnya adalah membawa sebuah warna baru bagi komedi Indonesia selain Nyah Abas Yakup yang lebih dulu menemukan warna komedi Indonesia, selanjutnya Warkop. Tentu Srimulat beda lagi style komedinya. Mungkin srimulat lebih kepada tehnik panggung sandiwara, atau ludruk di Indonesia. Tetapi yang pasti Nyah Abas, Arizal, atau srimulat memiliki gaya khas komedinya yang membuat banyaknya warna komedia di Indonesia.

Terlepas dari sosok perempuan sexy yang tampil dalam filmnya, tetapi jaman tidak dapat di tipu. Saat warkop masih hidup dan sudah fakum. Saya lihat mereka muncul di sinetron warkop juga. Tetapi mereka kalah dengan pelawak baru yang ada. TEtapi ketika satu persatu warkop meninggal dunia, maka filmnya di buru, kaosnya di buru,...inilah yang disebut the Legend. Sama halnya seperti Benyamin.S. 

Ketika masih hidup, kurang meledak, tetapi ketika ia sudah meninggal....langsung meledak, semua yang berhubungan dengannya di buru orang. Inilah dia teori The Legend yang tidak bisa di ciptakan atau pun di perkirakan. Seseorang itu bisa legend ketika apa yang terjadi bila dia sudah mati. The Legend juga tidak perlu butuh karya banyak atau pun kurun waktu yang lama untuk karir. Gombol dan Mbah surip juga fenomenal. Jaman lah yang membuktikan nanti, apakah the legend sejati, atau musiman.

Pada tahun 1970-1974 aktif di bidang kewartawanan. 

Terjun ke film tahun 1972 sebagai pembantu sutradara, ia juga merangkap tugas sebagai penata artistik. Tahun 1974 ia mulai menulis skenario selanjutnya menjadi sutradara.


 
PENDIDIKAN
    •    Sekolah Rakyat Negeri 1 Tahun 1955 di Airmolek
    •    Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tahun 1958 di Airmolek
    •    Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tahun 1962 di Pekanbaru
    •    Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Tahun 1971 di Jakarta
    •    West Coast Institute Of Menagement & Technology 4 Th Guardian MBA 20 Februari 2000 di Perth Australia.
 
MULTIARTIS
1.    Karikaturis majalah Selecta dan lain lain 1963 – 1968 di Jakarta
2.    Pemain orkes ”Singgalang Ria” Asuhan Kapt.TNI Syusamsir 1958 – 1962 di Pekanbaru 
3.    Pelukis cerita bergambar/komik di Medan dan Jakarta 1958 – 1968
4.    Pengarang lagu: Usah Kau Goda - Emie Djohan 1967; Mengapa - Alfian 1967; Senyum dan Tangis/Film - Rano Karno 1974; Setulus Hatimu/Film – Tanty Yosepha & Elly S 1975; dan Main Film – Benyamin S 1975
5.   Desainer mebel dan furnitur PT.Boanez 1964-1967 di Jakarta
6.   Ketua band “Boanez” Melati Room Proyek Senen 1967-1968 di Jakarta
7.   Figuran film “Skull Duggery” Universal Studio – Yamaica USA 1968
8.   Asst. Artistic Cartoon Walt Disney Universal Studio – Los Angeles USA 1968-1969
9.   Staf redaksi majalah “Mayapada” 1969-1970 di Jakarta
10. Staf Redaksi Majalah “Panorama” 1970-1972 di Jakarta 
11. Art. director biro iklan “Yapernas 1970-1972 di Jakarta
12. Asisten sutradara film: “Pengejaran Keneraka”/Widyasari, Mark Sungkar – Umbara Film 1971; “Kabut Bulan Madu”/Rahmat Kartolo – Sarinande Film 1972 Jakarta; ”Akhir Sebuah Impian”/Emilia Kontessa, Broery-Sarinande Film 1972 Jakarta; “Intan Berduri”/Rima Melati, Benyamin S – Sarinande Film 1973 Jakarta; “Si manis Jembatan Ancol”/Lenny Marlinam, Farouk Afero – Sarinande 1973 Jakarta; dan ”Kutukan Ibu”/Sophia WD, Farouk Afero – Sarinande Film 1973 Jakarta.

DUNIA FILM
06 September 1986
Insan di belakang film pesanan
DI tahun 1970, Almarhum Usmar Ismail tertarik pada sebuah komik yang dibuat seorang wartawan muda. "Pembuat komik ini punya bakat bikin film," kata Almarhum. Maka, wartawan muda itu pun ditawari jadi sutradara. Usmar keburu meninggal -- dan Arizal, sekarang 43, akhirnya memulai kariernya sebagai pembuat film di bawah bimbingan Turino Djunaidi. Tetapi, menurut kisahnya sendiri, bukan dengan Turino untuk pertama kalinya Arizal berkenalan dengan dunia film. "Di tahun 1968 saya sudah jadi figuran di Hollywood dan bermain bersama Burt Reynold," katanya. Konon, waktu itu dibutuhkan pemain Melayu untuk sebuah film fiktif -- dengan syarat tinggi 155 senti, hidung tidak pesek, badan atletis. Untuk peran itu ia tinggal di Amerika sekitar lima bulan. Sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi UI, lepas dari Hollywood itu ia mencoba melanjutkan sekolahnya dengan biaya sendiri. Untuk itu Arizal menjadi wartawan, mencipta lagu pop, mendesain pakaian ("sayalah yang mendesain jaket kuning UI"), bermain sulap, dan menggambar komik. Nah, kebolehan terakhir itulah yang membuka jalan baginya ke dunia film. Dan gurunya yang pertama, Turino, mengajarkan: bikin film semurah dan secepat mungkin. Maka, jadilah ia sutradara terlaris, termahal, tersibuk -- sutradara Indonesia yang terbanyak membuat film dalam dua dasawarsa terakhir ini. Sejak mulai menyutradarai pada 1974, hingga kini ia menghasilkan 35 film. Rahasianya? "Saya tidak tega melihat produser rugi karena saya." Para produser senang karena, "Arizal kerja cepat dan hemat." Dan hasilnya? "Kecuali beberapa, hampir semua film saya box office." Film laris belum tentu film bagus, tentu saja. Ini Arizal tahu. 

Ia belum pernah mendapat Citra -- tapi tidak kecil hati. "Film Citra dibicarakan hanya di hari-hari festival. Film saya menjadi buah bibir orang banyak," katanya sambil senyum. Film Arizal, terutama yang dibintangi kelompok Warung Kopi Prambors, memang paling laris. Karena pelawaknya atau karena penanganan sang sutradara? "Kalau orang lain yang menyutradarai Prambors, hasilnya tidak selaris yang saya bikin," jawab Arizal. Kurangnya penghargaan kepada sutradara yang satu ini, di mata para pengamat film, juga disebabkan oleh cerita-cerita yang digarapnya yang pada umumnya jiplakan. Tapi, kata Arizal, "Kalau tiruan kita lebih baik tentu lebih bagus." Lagi pula, menurut dia lebih dari 90% cerita yang difilmkan di Indonesia sebenarnya hasil jiplakan. "Dijiplak utuh juga tidak -- sebab kita sesuaikan dengan kondisi Indonesia, dan kita tambahi dengan pengalaman-pengalaman kita di sini." Tapi, mengapa harus jiplakan ? "Wah, sulit cari cerita di Indonesia. Kalau ada novel bagus, itu sudah jadi rebutan produser." Karena itu, ditiru sajalah film asing. Dan dengan majunya teknologi video, tidak sulit mendapat film asing -- termasuk serial televisi yang belum beredar di sini, sehingga diharap tidak mudah diketahui penonton. Film Arizal yang sedang beredar di Jakarta adalah contoh yang menarik. Pengantin Baru, judul komedi itu, dibintangi Deddy Mizwar dan Lidya Kandou. Lancar, lucu, dan dikerjakan dengan terampil, barang yang lagi laris ini sebenarnya tiruan kreatif dari sebuah episode serial televisi Amerika yang berjudul Three Crowns. Mengapa tidak disebutkan saja bahwa itu saduran film asing? "Kalau disebutkan, filmnya malah bisa tidak laku," kata Ram Punjabi, sang produser.

Aneh juga -- toh penonton yang menjadi target film-film Arizal, sebagai yang diakuinya sendiri, adalah kelas menengah-bawah. Benarkah mereka mempersoalkan sumber cerita, jika filmnya selucu dan selancar Pengantin Baru ? Pertanyaan terakhir: sebagai sutradara yang dikejar-kejar produser, tidakkah Anda berada dalam posisi kuat untuk membuat film lebih baik dari yang Anda buat sekarang? "Saya tahu, saya ini sudah dicap sutradara pesanan. Ya, saya ingin mengubah citra itu. Saya ingin juga mendapat Piala Citra." Kurang dijelaskan, apa bentuk ikhtiarnya untuk itu -- tapi tentu tidak terlalu mudah. Soalnya, modal utama Arizal di mata para produser adalah sikapnya yang penuh kompromi itu. Untuk bikin film yang lebih baik lazimnya dibutuhkan waktu yang lebih panjang, biaya yang lebih besar, dan sikap yang kadang kurang serasi dengan produser. Bisakah mereka menerima? Setelah membuat sekian film dalam 12 tahun, sutradara jebolan Fakultas Ekonomi UI ini sudah menjadi satu dari hanya beberapa sutradara paling terampil di Indonesia. Adalah keterampilan yang menyebabkan Arizal bisa membuat film dalam waktu cepat dan dengan biaya murah. Jika kemungkinan perubahan yang jadi masalah, bisakah Arizal melihat film lebih dari sekadar hasil keterampilan? Jika bisa, dan berhasil, maka paling sedikit akan ada dua sutradara Indonesia yang terkemuka dalam waktu dekat, Arizal dan Teguh Karya. Yang terakhir memulai langkahnya dengan memperlakukan film sebagai media ekspresi, yang pertama melihat film sebagai barang dagangan. Untuk sampai di Roma, kata orang, memang ada banyak jalan, bukan ? Salim Said


Masih ketawa bersama prambors
DETEKTIF Dono lengah. Di saat harus waspada mengawasi buronannya, ia justru asyik berajojing dengan seorang gadis di suatu disko. Ia memperlihatkan kemahirannya di disko itu sambil menirukan gaya John Travolta dalam film Saturday Night Fever. Banyak pengunjung, termasuk rekannya, detektif Kasino, sampai melongo dibuatnya. Buronan mereka, seorang istri yang dituduh menyeleweng, tentu saja memanfaatkan kelengahan kedua detektif partikelir itu. Bersama pacar gelapnya, wanita itu dengan cepat minggat. Untuk kesekian kalinya, Dono dan Kasino dari PT Kasino Bersama gagal. Serangkaian kisah sial kedua detektif tersebut merupakan bagian menarik dalam film Pintar-Pintar Bodoh sutradara Arizal. Di film itu juga dipertunjukkan kesialan detektif Indro dan Dorman dari PT Indro dan Konco -- saingan usaha PT Kasino Bersama -- melayani klien mereka. Di luar dugaan, Pintar-Pintar Bodoh - sekalipun tak terlalu baik sebagai film komedi -- ternyata menyedot 461 ribu penonton pada putaran tahap atas dan sliding di Jakarta. Sampai Mei ini, ia masih merupakan film komedi nasional yang paling banyak ditonton. Tahun lalu rekor tertinggi dipegang film Kabut Sutra Ungu (diperankan Yenny Rachman dan disutradarai Sjuman Djaja), menyedot 488 ribu penonton. "Prestasi film Pintar-Pintar Bodoh merupakan kejutan," sebut Zulharmans Said, Direktur PT Perfin, pengedar film nasional Keberhasilannya meraih penonton, katanya lagi, banyak dibantu oleh popularitas Warung Kopi (Warkop) Prambors yang telah dikenal luas lewat panggung dan rekaman kaset. Di film itu, anggota Warkop Prambors -- Dono Kasino dan Indro -- bertindak sebagai pemeran utama. Nanuk Mulyono yang masih sakit tak ikut. Ia digantikan Dorman Borisman. Nanuk hanya bermain dalam Mana Tahan -- film Prambors lainnya --yang meraih 400 ribu penonton. Dalam Gengsi Dong -- juga film Prambors yang meraih 230 ribu penonton -- ia juga tak ikut. Pertengahan Mei ini, bila tak ada aral melintang film Prambors keempat: Ge . . . Er (Gede Rasa) memasuki peredaran. Posternya yang menyolok, misalnya, sudah terpasang di bioskop Mulia Agung, Jakarta Pusat. Di situ tampak sedikit porno, Dono yang setengah telanjang kaget mendekap sesuatu. Istrinya di rumah sempat risi juga menyaksikan poster seperti itu. "Kalau mau dijadikan poster, mbok ya jangan adegan itu dong yang dipasang," ujar Dono menirukan "protes" istrinya. 

Film mereka yang pertama, Mana Tahan terasa hanya mengeksploatasi kekonyolan mahasiswa. Sejumlah mahasiswa yang mondok di rumah seorang tante dikisahkannya menjumpai pengalaman lucu. Tapi karena hanya menonjolkan visualisasi akting yang dibuat-buat, serangkaian adegan dalam film itu terasa konyol. "Saya ingin mengejek keadaan dengan cara berseloroh tapi tidak konyol," kata Dono. Kritik dengan seloroh memang bisa dilakukan Warkop Prambors di atas panggung -- dalam bentuk sejumlah guyon (joke) pendek. Di film yang menghendaki cerita utuh, cara seperti itu dianggap tak bisa ditempuh. Nawi Ismail yang menyutradarai Mana Tahan dan Gengsi Dong lebih banyak menampilkan joke tadi secara visual -- tidak verbal seperti di panggung. Ia sengaja menjadikan film tersebut sebagai tontonan dagelan kasar (slapstick). "Sebab sasaran film itu adalah masyarakat menengah ke bawah," ujarnya. "Bila mereka disuguhi tontonan macam penampilan Warkop Prambors di panggung, film itu tak akan termakan . " Di luar dugaan komedi macam itu menarik banyak penonton. Zulharmans menyebut bahwa film Warkop Prambors menandai kembalinya suatu periode yang pernah dicapai beberapa film yang diperankan Benyamin Syuaib beberapa tahun lampau. "Masyarakat memang masih menginginkan suatu masalah dikemukakan dengan ringan dan penuh tawa, ' ujarnya. Namun sutradara Nawi mengaku ia semula sangat sulit mendapatkan ide cerita humor. Hingga ia kemudian memasukkan sejumlah pengalaman anggota Warkop Prambors ke dalam film itu. 

Semula PT Parkit Films, produser Pintar-Pintar Bodoh, juga menemui kesulitan mendapatkan ide cerita. Membuat film komedi, demikian Raam Punjabi dari PT Parkit, lebih sulit dibanding melodrama. Ia mengungkapkan bahwa ide membuat biro jasa detektif partikelir dalam Pintar-Pintar Bodob diperolehnya setelah menonton Mr Boo, film Hong Kong. "Lebih baik menjiplak yang baik daripada membuat asli, tapi jelek," kata Raam ketawa. Baik Dono maupun Kasino mengaku mereka agak canggung ketika pertama kali beraksi di depan kamera. Karena mereka sering salah berdialog, pengambilan suatu adegan kadang diulang sampai sepuluh kali. "Dengan mengambil banyak gambar dalam setiap adegan, saya jadi punya banyak pilihan dalam editing," ujar Nawi, 63 tahun. Untuk Mana Tahan, ia menghabiskan sekitar 120 can film. Di depan kamera, kesulitan Dono maupun Indro antara lain tak bisa mendengar tawa spontan dari penonton. "Kami cuma bisa meraba-raba apakah suatu adegan berakibat lucu atau tidak," kata Kasino. "Sering terjadi adegan yang kami anggap tidak lucu, ternyata justru menyebabkan penonton ketawa terpingkal-pingkal," tambah Dono. Ingin Bertahan 10 Tahun Sampai kini Warkop Prambors sudah bermain dalam empat film. Tiga film lagi yang diperani kelompok ini segera menyusul. Tapi mereka berpikir-pikir dengan mumpung populer. "Saya ingin menghindari kejenuhan penonton," sebut Kasino. "Saya tak ingin punya 13 mercy (mobil Mercedes - red.) dalam tempo singkat, tapi hanya bertahan setahun. 

Saya masih ingin bertahan sepuluh tahun," tambah Dono. Dengan upaya melawak di panggung, film dan rekaman kaset, kelompok Warkop Prambors -- beranggotakan Drs. Wahyu Sardono, Drs. Kasino, Indrojoyo dan Nanuk Mulyono -- bisa hidup sejahtera. Kasino dan Indro, misalnya, sudah tinggal di rumah sendiri di Jalan Pulo Nangka Timur, Jakarta. Untuk sementara Kasino merasa cukup hidup dengan hanya melawak. Sedang Dono menambah penghasilan sebagai asisten dosen di Fakultas Ilmu-ilmu Sosial UI. Dari sana Dono sebulan memperoleh tambahan Rp 5.500. Sementara Indro dan Nanuk masih kuliah, masing-masing di Fakultas Ekonomi Univ. Pancasila dan FIS UI. Warkop Prambors semula hanya terdiri dari Kasino dan Nanuk yang mengisi acara Siaran Pencinta Alam (1973) di Radio Prambors Jakarta. Setahun kemudian masuk Rudi Badil dan Dono. Keempatnya kemudian mengelola acara tengah malam di stasiun radio swasta niaga itu: Obrolan di Warung Kopi. Kemudian Indro bergabung (1976) ketika masih pelajar SMA di Jakarta. Dari siaran radio, kelimanya sering pula diajak mengisi acara api unggun dalam perkemahan. Pernah pula mereka melawak ketika SMP IX Jakarta menyelenggarakan pesta 1976 di Bali Room Hotel Indonesia. Baru dua tahun kemudian mereka berani tampil secara komersial. "Sebelumnya kalau kami dapat honor, sering kami habiskan makanmakan di Pecenongan bersama kawankawan," kata Kasino. Kini honor mereka begitu besar, tak bisa dihabiskan di restoran.
 
SALAH PENCET 1992 ARIZAL
Director
SALAH MASUK 1992 ARIZAL
Director
LAKI-LAKI BINAL 1978 ARIZAL
Director
SETULUS HATIMU 1975 ARIZAL
Director Composer
PINTAR-PINTAR BODOH 1980 ARIZAL
Director
MELODI CINTA 1980 ARIZAL
Director
KESEMPATAN DALAM KESEMPITAN 1985 ARIZAL
Director
SAMA-SAMA ENAK 1987 ARIZAL
Director
NIKMATNYA CINTA 1980 ARIZAL
Director
STABILIZER, THE 1984 ARIZAL
Director
MEMBAKAR LINGKARAN API 1989 ARIZAL
Director
SECERAH SENYUM 1977 ARIZAL
Director
BERGOLA IJO 1983 ARIZAL
Director
FEROCIOUS FEMALE FREEDOM FIGHTERS, PART 2 1981 ARIZAL
Director
DONGKRAK ANTIK 1982 ARIZAL
Director
RAYUAN GOMBAL 1980 ARIZAL
Director
PENGANTIN BARU 1986 ARIZAL
Director
SUDAH PASTI TAHAN 1991 ARIZAL
Director
MAJU KENA MUNDUR KENA 1983 ARIZAL
Director
SAYA DULUAN DONG 1994 ARIZAL
Director
MASUK KENA KELUAR KENA 1992 ARIZAL
Director
TAHU BERES 1993 ARIZAL
Director
TAHU DIRI DONG 1984 ARIZAL
Director
SEGI TIGA EMAS 1986 ARIZAL
Director
GANTIAN DONG 1985 ARIZAL
Director
AMERICAN HUNTER 1988 ARIZAL
Director
HANYA UNTUKMU 1976 ARIZAL
Director
MEMBAKAR MATAHARI 1981 ARIZAL
Director
KECUPAN PERTAMA 1979 ARIZAL
Director
DR. FIRDAUS 1976 ARIZAL
Director
AKAL-AKALAN 1991 ARIZAL
Director
FINAL SCORE 1988 ARIZAL
Director
AULA CINTA 1977 ARIZAL
Director
BISA NAIK BISA TURUN 1991 ARIZAL
Director
COWOK KOMERSIL 1977 ARIZAL
Director
GITA CINTA DARI S.M.A. 1979 ARIZAL
Director
ANTRI DONG 1990 ARIZAL
Director
GARA-GARA 1993 ARIZAL
Director
BODOH-BODOH MUJUR 1981 ARIZAL
Director
BILA HATI PEREMPUAN MENJERIT 1981 ARIZAL
Director
SEMAU GUE 1977 ARIZAL
Director
ITU BISA DIATUR 1984 ARIZAL
Director
REMAJA IDAMAN 1979 ARIZAL
Director
MANA BISA TAHAN 1990 ARIZAL
Director
MUMPUNG ADA KESEMPATAN 1993 ARIZAL
Director
POKOKNYA BERES 1983 ARIZAL
Director
PUSPA INDAH TAMAN HATI 1979 ARIZAL
Director
BAYAR TAPI NYICIL 1988 ARIZAL
Director
REMAJA-REMAJA 1979 ARIZAL
Director
IKUT-IKUTAN 1990 ARIZAL
Director
PENCET SANA PENCET SINI 1994 ARIZAL
Director
SERBUAN HALILINTAR 1982 ARIZAL
Director
MUSIM BERCINTA 1978 ARIZAL
Director
JANJI SARINAH 1976 ARIZAL
Director
SENYUM DAN TANGIS 1974 ARIZAL
Director
CURI-CURI KESEMPATAN 1990 ARIZAL
Director
LEBIH ASYIK SAMA KAMU 1989 ARIZAL
Director

SAMA-SAMA ENAK / 1987

SAMA-SAMA ENAK


Krishna dan kelompoknya Sersan Prambors dan adiknya Yanti (ChintamiAtmanegara) disuruh pulang kampung untuk membereskan ulah seseorang yang menyerobot tanah penduduk untuk lapangan golf. Disuguhkan secara banyolan, mereka berhasil menumpas kejahatan itu.
 P.T. BOLA DUNIA FILM

SYS NS
CHINTAMI ATMANEGARA
MUKHLIS GUMILANG
KRISHNA PURWANA
FERRASTA
RACHMAN
NYOMAN AYU LENORA
NIZAR ZULMI



Rabu, 02 Maret 2011

TAHU BERES / 1993

TAHU BERES


Pak Robby tak setuju Doyok jadi seniman. Ia mengirim putra tunggalnya ke Yogya agar tinggal di rumah Oom Simon (Robert Syarief) untuk belajar. Doyok membujuk Kadir ikut dan menyuruh sahabatnya itu menyamar jadi dirinya. Ia dijanjikan hidup mewah dan enak di rumah Simon. Ternyata yang diterima di rumah Simon itu adalah disiplin ekstra keras, karena Simon purnawirawan ABRI. Doyok ketemu pacarnya, Rina (Yayik Artikandi), yang memberinya pekerjaan sebagai supir taksi. Semua penyamaran ini terbongkar waktu Robby datang ke Yogya untuk melihat perkembangan anaknya.

P.T. PARKIT FILM

DOYOK SUDARMADJI
MATHIAS AGUS
NANI WIDJAJA
NANI WIDJAJA
ROBERT SYARIEF
YAYIK ARTIKANDI

Senin, 28 Februari 2011

BISA NAIK BISA TURUN / 1991

 
Film terlaris I di Jakarta, 1992, dengan 419.415 penonton, menurut data Perfin.
Tak banyak berbeda dengan film Warkop DKI yang lain, film ini juga merupakan gabungan berbagai penggalan lelucon, plus pameran wajah dan tubuh cantik. Mula-mula trio Warkop belajar jadi satpam, yang ternyata dikomandani oleh seorang pasien rumah sakit jiwa. Lalu mereka bekerja di sebuah perusahaan dengan menyamar jadi wanita, karena perusahaan itu hanya membutuhkan wanita. Semua perjalanan karier tadi berakhir dengan konyol.

P.T. BOLA DUNIA FILM

Selasa, 01 Februari 2011

PENCURI CINTA / 1984

PENCURI CINTA

Sebuah film remaja yang maunya ringan dan riang, maka unsur banyolannya ditonjolkan. Di awal film, Rion (Rico Tampatty), yang selalu jahil, menyatakan cintanya dari atas pagar tembok pada Hanny (Ira Wibowo). Ia mengancam bunuh diri. Ketika tak juga dijawab, Rion menjatuhkan diri, hingga terungkaplah bahwa Hanny juga mencintainya. Akal-akalan ini dipakai terus sepanjang film, terhadap orang tua Hanny, terhadap orang tua Farida (Esther Sumampouw), tempat Hanny menginap selama di Jakarta. Begitu juga Hanny, yang tidak mau dijodohkan oleh orang tuanya dengan Alfian (Dolly Martin). Akhirnya orang tua Hanny menyerah.

Sayang akal sehat tak dipakai agar banyolan tadi berjalan mulus. Yang dipakai adalah lagu "Patah Hati" yang sedang laris kembali.

BODOH-BODOH MUJUR / 1981

BODOH-BODOH MUJUR


Film ini lebih merupakan himpunan kelucuan. Otong Lenon yang punya tubuh cebol, tidak betah lagi tinggal di kampungnya, Sumatra Barat. Maka ia mencari jalan untuk pergi. Jalan yang didapat: masuk koper pedagang. Keributan terjadi di bea cukai ketika koper dibuka. Pemilik koper tadi dituduh menyelundupkan anak, sementara istrinya di rumah mencurigainya punya bini muda, karena sampai malam belum juga pulang. Peristiwa di bea cukai selesai, koper dibawa pulang dan sang pedagang menjelaskan pada istrinya apa yang terjadi. Koper besar pesanan istrinya dibuka lagi. Ada Otong lagi di dalam koper. Maka karena kasihan, Otong diterima sebagai pembantu dan lalu bekerja di rumah makan milik pedagang tadi. 

Di setiap tempat, kekonyolan terjadi, hingga Otong sering dipecat, tapi kemudian mudah dapat kerja lagi. Mujur. Akhirnya Otong berusaha puntung rokok dan menjadi pengusaha besar puntung rokok. Sial lagi. Perusahaannya dipertaruhkan dalam pertandingan sepak bola PSSI lawan Argentina. Otong memihak Argentina. Otong kalah dan kembali luntang-lantung. Di bandara ia melihat pedagang di awal cerita mau pergi ke luar negeri dengan koper besarnya. Otong berniat bertualang lagi.

P.T. PARKIT FILM

OTONG LENON
YOGIE
G. MUCHLIS
DUDUNG A. HADI
CASSIM ABBAS
EVA ARNAZ
MATHIAS AGUS
BRAM ADRIANTO
AFFANDI S. YASIN
SIMON PS
HENGKY NERO
JOHNY MATAKENA

MELODI CINTA / 1980

MELODI CINTA


Sebuah perjalanan pariwisata diramu dengan kisah dua gadis yang mencoba bertualang lalu jatuh cinta. Sandra (Lydia Kandou) dan Nina (Sandra Ciptadi), sahabat lama bersua kembali di Bandung saat Sandra menengok tanah air dari Amerika. Nina yang mau pulang liburan ke rumah orang tuanya di Medan, berhasil dibujuk Sandra untuk bertualang untuk "melihat tanah air". Maka mulailah pameran pariwisata dari Batak, Sumatra Barat, Yogya, dan Bali. Dalam petualangan ini sempat disisipkan adegan "lucu" bagaimana kedua gadis itu menanggulangi keusilan lelaki. Dan di perjalanan itu mereka mendapat teman seorang pelukis, Kupra alias Rinto (Mangara Siahaan) yang jatuh cinta pada Sandra, begitu juga sebaliknya justru setelah sang pelukis tadi pergi karena kesal. Baru setelah kembali ke rumah pamannya di Bandung, Sandra tahu bahwa Kupra tadi adalah Rinto, anak dari paman yang seharusnya dikunjunginya di Medan.
  P.T. TIGA SINAR MUTIARA FILM

LYDIA KANDOU
MANGARA SIAHAAN
SANDRA CIPTADI
NANI WIDJAJA
DODDY SUKMA
JACK JOHN
PONG HARDJATMO
JUNUS BASKORO IBRAHIM
SIMON PS

RAYUAN GOMBAL / 1980

RAYUAN GOMBAL


Film ini didukung oleh kelompok musik lucu, OM PSP. Salah satu anggotanya, Monos, mahasiswa teknik, karena situasi dan kondisinya terpaksa narik taksi. Ia jatuh cinta pada Puspa (Sandra Ciptadi), anak orang kaya. Tentu orang tua Puspa tak setuju dan berusaha memisahkannya. Kelompok Monos, PSP, sempat pecah dan akibat pemutarbalikan fakta, Monos sempat dikeroyok, hingga tidak bisa menghadiri wisuda. Di saat itulah orang tua Puspa menyadari bahwa Monos bukan sembarang sopir.
 

REMAJA-REMAJA / 1979

REMAJA-REMAJA


Shinta (Yessy Gusman) dan Lidya (Lydia Kandou) adalah kakak-beradik dari lain ayah. Meski orang tuanya tak pernah pilih kasih, Shinta merasa harus selalu mengalah pada adiknya. Waktu Shinta berkenalan dengan Rama (Rano Karno), Lidya mencoba merebut. Shinta mengalah, karena penyakit tumor otak Lidya sejak kecil kambuh, dan dokter memvonis hidupnya tak lebih dari setahun. Shinta minta Rama bertindak sebagai pacar Lidya. Film yang dibintangi pemain-pemain remaja yang sedang laris, seperti juga film-film remaja yang sedang "in", bermaksud mencampur kelucuan dan air mata.

P.T. TIGA SINAR FILM

YESSY GUSMAN
LYDIA KANDOU
RANO KARNO
ARIE KUSMIRAN
CHITRA DEWI
DODDY SUKMA

NIKMATNYA CINTA / 1980

NIKMATNYA CINTA

 
Ronny (Rano Karno) pacaran dengan Lia (Lydia Kandou), murid baru di sekolahnya. Ternyata Lia ini anak Indrasukma (Doddy Sukma), kakak Sandra (Farida Pasha), istri Nico (Robby Sugara), kakak kandung dan tempat Ronny tinggal. Indra menganggap adiknya Sandra itu sudah tiada, karena ia tidak mau menuruti jodoh yang ditentukannya, tapi memilih kawin lari dengan Nico. Karena itu Indra melarang keras anaknya Lia pacaran dengan Ronny. Ronny akhirnya membawa lari Lia. Akibatnya dia dikeluarkan dari sekolah. Kawan-kawannya berdemonstrasi menentang pemecatan itu. Kerusuhan terjadi. Nico terluka dan dibawa ke rumah sakit. Di sinilah Indra sadar dan mengakui adiknya Sandra kembali.
 P.T. TIGA CAKRA FILM

RANO KARNO
LYDIA KANDOU
ROBBY SUGARA
DODDY SUKMA
FARIDA PASHA
TINO KARNO
PRIA BOMBON
DORMAN BORISMAN
SUSY BOLLE
RIZAL NURDIN
AMINAH CENDRAKASIH
USBANDA

COWOK KOMERSIL / 1977

COWOK KOMERSIL

Bersama pacarnya, Gilang(Robby Sugara) datang ke pesta ulang tahun Wisye (Yatie Octavia). Dua bulan pacaran, Wisye pergi ke Paris belajar mode, Gilang masuk fakultas publisistik. Dua bulan belajar sudah diterima kerja jadi fotografer. Tak lama kemudian melamar jadi bintang film. Diterima. Ia jumpa teman lama Erna (Debby Cynthia Dewi) yang jadi lawan mainnya dan jatuh cinta. Gilang lupa daratan dengan sukses sebagai bintang film. Banyak yang jatuh cinta, tapi yang ia senangi tak mau. Dalam keadaan kalut muncul Esther, yang datang mengaku hamil dan membeberkan ke surat kabar, justru saat Gilang jatuh cinta pada Arsi, teman adiknya, Nining. Ia terpaksa mengawini Esther, untuk empat bulan kemudian cerai sesuai janji. Untung Arsi mau menerimanya kembali.
P.T. NUSANTARA FILM

BOBBY SUGARA
YATIE OCTAVIA
DEBBY CYNTHIA DEWI
DODDY SUKMA
ALICIA DJOHAR
MARINA GARDENA
DORIS CALLEBAUTE
ADE IRAWAN
NURNANINGSIH
BAMBANG IRAWAN
ERNI TANJUNG
TREESYE SUTA

MUMPUNG ADA KESEMPATAN / 1993

MUMPUNG ADA KESEMPATAN


Film ini hanya ingin mengatakan bahwa Doyok dan Kadir banyak mendapat kesempatan, namun tak pernah mampu merebutnya. Selalu saja ada yang salah. Mulai saat menginjakkan kaki di Jakarta, mereka sudah punya masalah dengan pemilik rumah makan. Begitu juga ketika mereka mencoba bekerja. Akhirnya, dalam pelarian karena dikejar orang, mereka tersasar masuk gudang milik perampok yang penuh emas. Mereka membawa kabur emas itu, tapi jatuh ke sungai. Hasilnya, mereka jadi buronan para perampok.
 P.T. PARKIT FILM





SALAH MASUK / 1992

SALAH MASUK



Tiga sekawan Dono, Kasino, Indro menjadi pekerja film iklan. Kisah berjalan kesana-kemari khusus untuk mencari efek lucu. Mula-mula muncul soal Dono yang tertarik penari perut, yang lalu coba dirayu Indro memanfaatkan kesempatan Dono yang sedang pergi. Ternyata sang penari itu dimanfaatkan orang lain untuk memeras. Lalu bikin iklan bir dengan pemain gendut, yaitu Yuli (Tarida Gloria), yang saat shooting malah membuat kacau. Dan selanjutnya adalah rentetan banyolan yang tak ada hubungannya dengan peristiwa di atas.

P.T. SORAYA INTERCINE FILM

WARKOP D.K.I.
GITTY SRINITA
FORTUNELLA
TILE
TARIDA GLORIA
ANGEL D. MEMAH
SIMON WOOD
ANTON INDRACAYA
SIMON PS

PENGANTIN BARU / 1986

PENGANTIN BARU


Vina (Lydia Kandou) dan Denny (Deddy Mizwar) merahasiakan pernikahannya.Hal ini sengaja dilakukan untuk menyindir orangtua Vina (Zainal Abidin-Rima Melati)yang berpisah. Mereka membiarkan orangtua mereka salah paham, bahwa mereka hanya kumpul kebo. Dengan cara ini ternyata Vina-Denny berhasil menyatukan orangtua mereka.

Film ini cukup bagus, Arizal sangat paham apa yang di sukai penonton diantara bumbu, komedi, drama, danpesan yang baik. Tidak hanya filmnya yang lain tentang komedi sex, semata.
P.T. PARKIT FILM

LYDIA KANDOU
DEDDY MIZWAR
ZAINAL ABIDIN
DOYOK SUDARMADJI
RIMA MELATI
WIEKE WIDOWATI
FANNY BAUTY

SUDAH PASTI TAHAN / 1991

SUDAH PASTI TAHAN


Kisah tentang tiga serangkai (Dono, Kasino, Indro) bersama dua gadis cantik, Linda (Sally Marcelina) dan Christin (Nurul Arifin), yang berhasil ditarik dari asrama putri untuk tinggal bersama mereka. Linda adalah pacar Kasino, sementara Christin pacar Indro. Mereka berlima menjadi juri ratu pantai oleh seorang produser. Salah satu calon ratu pantai mencoba merayu Dono, Kasino dan Indro. Linda dan Christin marah dan mengerjai tiga serangkai ini.
P.T. SORAYA INTERCINE FILM

WARKOP D.K.I.
NURUL ARIFIN
SALLY MARCELINA
FORTUNELLA
SHIRLEY MALINTON
SALIM ALKATIRI
ANGEL D. MEMAH
LYDIA FEBRIANI
PIPI AGUSTA
YENNY FARIDA
DIDING BONENG
ANTON INDRACAYA

IKUT-IKUTAN / 1990

IKUT-IKUTAN

 
Kisah cinta Doyok (Doyok) dan Kadir (Kadir) pada kakak beradik Rosa, (Ayu Azhari) dan Ira (Kiki Fatmala). Hubungan mereka tak disetujui keluarga wanita, hingga mereka harus main akal-akalan. Akal-akalan ini berlanjut ketika Rosa dan Ira bersama keluarganya berlibur di Puncak. Doyok dan Kadir datang sebagai ayah dan anak kaya raya yang tengah mencari tanah. Sandiwara empat manusia ini akhirnya terbongkar juga.
 P.T. PARKIT FILM

AYU AZHARI
KIKI FATMALA
DOYOK
DOYOK
ROBERT SYARIEF
FUAD ALKATIRI
NANI WIDJAJA
MATHIAS AGUS
H.I.M. DAMSJIK
TARSAN
ZUL BAHAR
SIMON PS

SEGI TIGA EMAS / 1986

 

Seorang professor yang tengah menyelidiki alat deteksi narkotik, tewas terbunuh. Biang keladinya seorang gembong pedagang narkotik asing tangan kanan Victor (Mark Sungkar). Pihak kepolisian meminta bantuan FBI untuk mengobrak-abrik kelompok tadi di Amerika.