Tampilkan postingan dengan label ASBY H 1951-1961. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ASBY H 1951-1961. Tampilkan semua postingan

Rabu, 02 Februari 2011

H. ASBY 1951-1961

H. ASBY
Andjar Subijanto



Lahir Rabu, 15 Oktober 1919 di Demak. Pendidikan: Tamat MULO melanjutkan pada H.I.K. Bovenbouw Muhammadiyah Jakarta (tamat). Pengalaman diluar film: Guru  H.I.S. dijaman Belanda, wartawan/redaktur K.B.Domei, sk. Sinar Baru,  Kepala Pene-rangan Rakyat Kementrian Penerangandengan pangkat P.T. III  di Jogya, pem-bantu direktur utama P.N. Balai Pusta-ka, bagian  kesusastraan Keimin BunkaSidosha (K.B. Pusat Kebudayaan) di Jakarta.H.  Asby menjadi penulis skenario sejak jaman Jepang. Ia antara lain  bekerja untuk film dokumenter "Dewi Kapasati" (1943). Tahun 1950 ia  menjadi sutradara film dokumenter produksi P.F.N., "Sajap Memanggil."  Tahun 1951 ia mulai menggarap film cerita sebagai penulis skenario dan  sutradara. 

Film cerita pertamanya adalah "Pelarian Dari Pagar Besi"  produksi Bintang Surabaya.Tahun 1952 ia pindah ke Persari Film dengan  jabatan yang sama dan sempat mengerjakan beberapa film antara lain :  "Terbelenggu" (1952), "Siapa Ajahku" (1953).Sesudah itu ia bekerja  secara lepas.Film-filmnya antara lain: "Ajam Den Lapeh" (1954),  "Panggilan Ibu" (1955), "Fanny Tan" (1971), "Cakar Maut" (1976) "Jurus  Maut" (1978).Untuk dua film terakhir, ia hanya sebagai penulis skenario.  Pengalaman lain: pernah menjadi Ketua Sastrawan Angkatan Muda di  Semarang pada jaman Jepang, mendirikan Panti Pengetahuan Film (PPF) di  PFN (1950), mendirikan Kantor Cerita dan Skenario Film, kursus tertulis  tehnik penulisan skenario film di Padang (1955), Anggota Badan Kontak  Alumni Training Corse A.C.C.U. (UNESCO) Jepang, pemenang pertama  sayembara penulisan lyrik untuk lagu "Kebaktian Rakyat" di jaman Jepang.

RODRIGO DE VILLA 1952 GREGORIO FERNANDEZ
Actor
PESAN IBU 1961 H. ASBY
Director
RIAPA AJAHKU 1954 REMPO URIP
Director
SELAMAT BERDJUANG, MASKU! 1951 H. ASBY
Director
PELARIAN DARI PAGAR BESI 1951 H. ASBY
Director
BAGDAD 1953 H. ASBY
Director
GAGAL 1955 H. ASBY
Director
TERBELENGGU 1951 H. ASBY
Director
SEPANDJANG MALIOBORO 1951 H. ASBY
Director

KISAH FANNY TAN / 1971

KISAH FANNY TAN
Dalam film ini H. Asby memakai nama

ANDJAR SUBIJANTO

 
Film dengan tema asimilasi. Kisahnya, yang terentang panjang sejak 1928 hingga habis kemerdekaan, pada pokoknya menceritakan hubungan Fanny Tan dan Sahid yang lain ras.
 
Fanny lahir dari keluarga Cina kaya, sedang Sahid dari pribumi miskin. Karena suatu hal, waktu bayi Fanny dititipkan pada ibu Sahid, hingga mereka sama-sama disusui. Fanny dan Sahid kemudian berpisah, untuk ketemu kembali setelah dewasa, hingga mereka tak saling kenal lagi. Mereka berjanji akan nikah, tapi terhalang revolusi. Setelah kemerdekaan diperoleh, niat mereka tetap tak bisa terlaksana, karena menurut adat, mereka dianggap saudara sesusuan.
 JAJASAN INDONESIA PRESS

AMINAH CENDRAKASIH
A. HAMID ARIEF
DJAUHARI EFFENDI
TAN TJENG BOK
JUSMAN
SULASTRI
CHANDRA DEWI
SRI MULJATI
BRIGITTA MARIA
MANSUR SALEH
UMAR HASBY
TJUN LAI

PESAN IBU / 1961

 

Sebagai anak tertua, Elly (Lies Noor), membantu ibunya (Fifi Young) memenuhi keperluan keluarga, karena keempat adiknya masih kecil. Apalagi ayah mereka telah meninggal. Setelah ibunya meninggal pula, sekali waktu Elly mau memenuhi ajakan anak penyewa rumah (Alwi) untuk bekerja sebagai wanita penghibur, karena mereka diusir oleh pemilik rumah (Wolly Sutinah). Alasannya, menunggak sewa rumah terus menerus. Pekerjaan itupun diprotes adik-adiknya. Mereka datang ke makam ibu. Mereka sepakat untuk berpegang pada "pesan ibu", mencari penghidupan yang halal.

Film ini adalah terakhir Lies Noor (1943-1961). 

Perusahaan film Panah Mas tadinya adalah Golden Arrow.

 IFDIL FILM
PANAH MAS FILM


LIES NOOR
ALWI OSLAN
FIFI YOUNG
WOLLY SUTINAH
HENNY TEMPLE
NANO KASIM

GAGAL / 1955

GAGAL

Film ini lahir di situasi politik Indonesia yang memanas, sehingga data tidak terlacak.
Film pertama Mieke Wijaya.

SIAPA AJAHKU / 1954

RIAPA AJAHKU/ SIAPA AJAHKU  

Film ini di sutradarai bersama H Asby dan Rempo Urip


Sumarni, wanita priyayi, tergila-gila pada pelawak dan menikah dengan pujaannya itu, hingga punya anak bernama Kasim. 

Kehidupan panggung tak seperti yang diimpikan. Sumarni berpisah, pulang kampung, dan kawin lagi dengan Wijaya. Darah seni yang mengalir di tubuh Kasim, mendorong anak itu lari setelah dewasa. Ia mengikuti rombongan sandiwara. Di situ ia ditampung oleh seorang pelawak tua. Sang ibu mencari, menemukan dan membawa pulang. Kasim lari lagi dan kembali ke panggung. Dia pulang atas nasehat pelawak tua tadi. Rapuh dimakan usia, sekali waktu pelawak tadi tak sanggup menopang tubuhnya lagi dalam pertunjukan. Ia terjatuh, megap-megap dan menyatakan bahwa Kasim adalah anaknya.



PERSARI

M. BUDHRASA
FIFI YOUNG
ASTAMAN
M.S. PRIYADI
RUMINAH
A. HADI
KATRIEN

Selasa, 01 Februari 2011

BAGDAD / 1953

 

Setelah Kadi meninggal, maka anaknya yang bernama Abunawas (R. Syamsu) berhak menggantikannya. Pangkat itu direbut oleh Abdul Jafar (Djauhari Effendi). Walaupun istri Abunawas (Ermina Zaenah) protes keras, Abunawas lebih suka menjadi rakyat biasa.
 KRESHNA FILM

SYAMSU
M. BUDHRASA
ASTAMAN
ERMINA ZAENAH
DJAUHARI EFFENDI

PELARIAN DARI PAGAR BESI / 1951

PELARIAN DARI PAGAR BESI


Lima tahanan lari dari Pagar Besi, tetapi Jarim kembali. 

Joyo yang memang punya niat kurang baik, meninggalkan istrinya yang setia dan sedang hamil muda. 
 
Tiga lainnya adalah Tirtawinata, dr. Karim dan dr. Surya. Anak Joyo, dr Gunarso kemudian bertunangan dengan Juwita, anak Tirtawinata, padahal gadis itu adalah pacar Tatang, anak dr. Surya. Dulu dr. Surya dan Joyo rebutan pacar, kini anak mereka berebut kekasih pula. Lalu dr. Surya, sebagai atasan, mengirim dr. Gunarso ke Pagar Besi. Disanalah dr. Gunarso tahu jeleknya kelakuan Joyo, ayahnya. Di ujung cerita, Joyo mati di Pagar Besi.
 BINTANG FILM

RENDRA KARNO
ERMINA ZAENAH
ALI YUGO
BOES BOESTAMI
SRI I. UNIATI
HASSAN SANUSI
A. BAKAR
MARLIA HARDI
BISSU
MUSA

SELAMAT BERDJUANG, MASKU! / 1951

 
 
Film ini diproduksi oleh Jakarta Film Coy. Menggambarkan dua bekas pejuang Rais (Chatir Harro) dan Herman (R.Sukarno). Yang pertama masuk ke masyarakat sebagai pedagang dengan menggunakan fasilitas bekas pejuang. Ia berhasil kaya tetapi berfoya-foya. Sedangkan Herman, memutuskan tetap menjadi tentara. Ia memasuki angkatan udara dan menjadi penerbang dan dengan itu memenangkan Parmi ( Marliah Hardi) gadis yang dicintainya, yang juga diingini Rais.



Dari bahan tertulis yang ada jelas film ini merupakan kampanye agar para bekas pejuang suka memasuki angkatan udara. Disamping itu juga agar menjauhi sifat memboroskan fasilitas yang diberikan negara kepada mereka.

Dalam film ini juga ada unsur korupsi pada masyarakat yang baru saja merdeka.
 DJAKARTA FILM

RENDRA KARNO
MARLIA HARDI
CHATIR HARRO
NETTY HERAWATI
A. HAMID ARIEF
A. BAKAR
DARUSSALAM
MUSA
KIMUNG
WOLLY SUTINAH
PAK ALI
ROCHANI

TERBELENGGU / 1951

TERBELENGGU


Meski telah punya anak, lelaki dan perempuan dari Suciati (Komalasari), Samsu (Rd Sukarno) masih saja tergoda dengan wanita lain, Kesturi. Isteri dan kedua anaknya ditinggalkan di Yogya, lalu Samsu pergi ke Jakarta untuk hidup bersama Kesturi. Karena penderitaannya, Suci buta dan berprofesi sebagai tukang pijit. Anak lelakinya jadi bisu, sedangkan anak yang perempuan dititipkan kepada seseorang. 
 
Suci merantau ke Jakarta, dan kebetulan diminta memijit.. Samsu. Meski telah menginsyafi kesalahannya, tapi Samsu masih juga tertarik kepada wanita lain, Rustiati, anak pungut Pak Sastro. Ternyata Rustiati itu anaknya sendiri. Keluarga Samsu berkumpul kembali.

PERSARI

SEPANDJANG MALIOBORO / 1951

SEPANDJANG MALIOBORO

 
Berteman sejak menjadi TNI, Hartoyo (Darussalam) dan Sanusi (Bono) sama mencatatkan diri sebagai tentara pembangunan untuk dikirim ke pulau Harapan. Aesah (Titien Sumarni), adik Sanusi, adalah pacar Hartoyo. Sepeninggal Hartoyo dan Sanusi ke pulau Harapan, ibu Aesah (Tuty Asmara) meninggal dunia. Kemudian, datang pula kabar, bahwa Sanusi juga tutup usia. Jiwa Aesah amat terguncang, bagai orang sakit ingatan, terlunta -lunta di "sepanjang Malioboro". Untunglah Hartoyo kembali dan mencarinya. Setelah menikah, Hartoyo dan Aesah memberi penerangan kepada pencopet dan pengemis Malioboro agar sedia dikirim ke pulau Harapan.

Film ini buatan PERSARI untuk menerangkan atau masukan bagi para pejuang selepas revolusi agar bisa menyesuaikan dalam lingkungan masyarakat yang ada.

INDONESIA FILM
PERSARI

DARUSSALAM
BONO
TITIEN SUMARNI
RD MOCHTAR
NETTY HERAWATI
AWALUDIN
A. HADI
RUMINAH
TUTY ASMARA
KAWIT