Tampilkan postingan dengan label HASAN BASRI JAFAR 1976-1989. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label HASAN BASRI JAFAR 1976-1989. Tampilkan semua postingan

Selasa, 21 Juni 2011

HASAN BASRI JAFAR 1976-1989


Lahir di Rejanglebong. Pendidikan: SMA ditambah kursus kader karyawan film. Sejak 1965 menjadi juru kamera untuk film-film dokumenter produksi Pemda DKI Jaya dan produksi perusahaan perminyakan. Tahun 1970 mengerjakan film cerita Pendekar Sumur Tudjuh (1970), dan fim cerita pesanan BKKBN, Desa di Kaki Bukit (1972). Kemudian Bandit-Bandit Internasional (1977), Bandot Tua (1977)* dan lain-lain. Film yang digarapnya, Anna Maria (1980) masuk unggulan dalam FFI 1980, dan Pengkhianatan G-30-S PKI (1984) diunggulkan dalam FFI 1984.


PERISAI KASIH YANG TERKOYAK 1986 IRHANDY KASMARA Director Of Photography
SI PAHIT LIDAH DANS SI MATA EMPAT 1989 LILIK SUDJIO Director Of Photography
BUNGA DESA 1988 A. RACHMAN Director Of Photography
ANNA MARIA 1979 HASMANAN Director Of Photography
MEMBURU MAKELAR MAYAT 1986 LILIK SUDJIO Director Of Photography
DJAKARTA 1966 1982 ARIFIN C. NOER Director Of Photography
PENUMPASAN SISA-SISA P.K.I. BLITAR SELATAN 1986 B.Z. KADARYONO Director Of Photography
ALI TOPAN ANAK JALANAN 1977 ISHAQ ISKANDAR Director Of Photography
PUBER 1978 ALFADIN Director Of Photography
KHANA 1980 YUNG INDRAJAYA Director Of Photography
BAWALAH AKU PERGI 1982 M.T. RISYAF Director Of Photography
SEMBILAN WALI 1985 DJUN SAPTOHADI Director Of Photography
CINTA BIRU 1977 JASSO WINARTO Director Of Photography
BANDIT-BANDIT INTERNASIONAL 1977 F. SUTRISNO Director Of Photography
REMAJA 76 1976 ISMAIL SOEBARDJO Director Of Photography
HATIKU BUKAN PUALAM 1985 NASRI CHEPPY Director Of Photography
BERNAFAS DALAM CINTA 1978 SOFYAN SHARNA Director Of Photography.

CINTA BIRU / 1977



Film ini dilarang tayang. Akhirnya film Bandot Tua boleh ditayangkan dengan sebagian besar cerita dipotong dan diganti judulnya menjadi Cinta BIru (1977)

Pada dasarnya film ini bicara dengan bahasa karikatur. Kejadiannya pada sebuah rumah besar. Bandot (Sudewo) adalah pria gagah pensiunan jendral, tapi tingkahnya tidak mencerminkan seorang tokoh yang patut diteladani. Ia memiliki simpanan, peragawati gagal. Konflik muncul tatkala sang peragawati itu dijadikan model oleh pelukis Prabowo (Sardono W. Kusumo). Prabowo dihabisi anak buah Bandot. Prayoga (Ikranagara), saudara Prabowo, berusaha menuntut balas. Dengan nekat, Prayoga melempar granat terhadap Bandot.

Film yang tertahan di Badan Sensor Film beberapa tahun ini, sempat dua kali berganti judul. Mula-mula "Bandot Tua", judul yang dipakai dalam surat izin produksi, kemudian "Bandot". Bisa lolos sensor setelah mengalami pemotongan yang nyaris "menghabisi" inti film itu. Film pertama dan terakhir Jasso Winarto.
 


Sutradara:
JASSO WINARTO

P.T. CANDI DEWI FILM
P.T. NUSANTARA FILM



Lahir Minggu, 23 Agustus 1942 di Sragen, Solo. Pendidikan : Fak. Ekonomi Universitas Gajah Mada, lulus sebagai sarjana pada tahun 1968.Penulis cerita pendek, novel dan esei ini, memulai langkahnya ke dunia film lewat film "Jembatan Merah" (1973). Kemudian dia memainkan peranan pembantu dalam "Dewi" (1974). Sedang dalam film "Pinangan" (1977) dia bertindak sebagai asisten sutradara. Filmnya yang pertama sebagai sutradara adalah "Bandot" (1978).

Rabu, 26 Januari 2011

PERISAI KASIH YANG TERKOYAK / 1986

 
 
Kisah yatim piatu dengan bumbu tangis. Bunga (Susan Iskandar, Nena Rosier) dan adiknya, Gilang (Ferry Iskandar, Agyl Shahriar), dititipkan pada panti asuhan pimpinan Bu Lastri (Tuti Indra Malaon), karena ayahnya menderita kanker paru-paru. Sang ayah tampaknya kekasih lama Bu Lastri. Gilang dipungut orang dan dibawa ke Palembang, sementara Bunga akhirnya diangkat anak oleh Wisnu (Deddy Sutomo), adik Lastri dan pencipta lagu yang ditinggal istrinya.

Bunga tumbuh jadi penyanyi dan dicintai Agung (Dwi Yan), anak orang kaya. Bunga selalu mengelak karena belum berjumpa dengan adiknya. Tanpa dinyana Gilang juga jadi penyanyi tenar. Produser Gilang maupun Bunga bersaing keras mengorbitkan penyanyinya. Ketika hendak ada pertunjukan bersama, Gilang kecelakaan. Suaranya rusak dan kakinya lumpuh. Saat itulah Bunga tahu bahwa Gilang adalah adik yang dicari-carinya. Ketika pertunjukan berlangsung, Gilang muncul di panggung dengan kursi roda dan sembuh.