Tampilkan postingan dengan label Indonesian calling JORIS IVENS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesian calling JORIS IVENS. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 07 November 2009

JORIS IVENS

JORIS IVENS, PEMBUAT FILM INDONESIA CALLING'(1945) Oleh : /sidorus Amin Soetedio *)

Trailer: Indonesia Calling: Joris Ivens in Australia (Wacthing Click Here)






ORANG memang suka berperilaku aneh. Ada kalanya lebih senang berbuat menurutkan kata hatinya. Benar penyair Trisno Sumardjo. la beri judul salah satu bukunya: "Kata Hati dan Perlruatan'. Begitu kata hatinya, begitu perbuatannya. Pada saat-saat sepertiitu, apakah sebenamya pintu ratio sedang ter- tutup? Tidak mudah untuk men- jawabnya. Setiap orang, jika sedang menurutkan kata hatinya, punya alasan yang berbeda-beda. Waktu Joris lvens berniat membuat film tentang pergolakan masyarakat lndonesia di Australia sekitar September 1945 dan seterusnya --- sebenarnya ra masih bekerja di RVD (Reaerino Vorlichtino Diensl Dinas Penerangan Belanda) yang kala itu mengungsi dari Indonesia ke Aus- tralia. tulembuat film adalah tugasnya, sebagai pekeqa pada pemerintahnya yang sedang dalam pengungsian Warga negara Australia gendiri pada waktu itu - berhubung terjadinya Perang dunia Kedua -- hidup dicatu. Artinya. bahan keperluan hidup se- hari-hari dijatah. Tiap kepala keluaqa diberi kartu. Dua kali dalam satu minggu antre untuk mengambil jatah terigu. susu. keju, gula pasir, daging dan lain sebagainya, barang-barang lain yang bisa disediakan pemerin- tahnya. Pada waktu itu, di Australia. tersebar di beberapa tempat. banyak dijumpai orang-orang Indonesia. Terbanyak da- ri mereka itu sebenarnya adalah para tahanan politik pemerintah kolonial Hindia Belanda, yang semula ditawan di Digul atau Tanah Merah, lrian Jaya. Sebenarnya tidak semua- nya orang-orang komunis yang di- tawan di tempat itu. yaitu yang terlibat pemberontakan tahun 1926. Siapa be- rani mengatakan bahwa Mohamad Hatta dan Sutan Syahrir, yang se- bentar pemah menjadi penghuni tempat itu, adalah tokoh-tokoh komunis? Banyak kaum nasionalisnya se- benamya.. Tetapi menjadi campur aduk tidak karuan, karena mereka dilempar ke kamp tawanan tersebut tanpa melalui proses pengadilan. Kehidupan para tahanan politik ln- donesia yang dipindahkan dari Digul dan Tanah Merah ke Australia ter- sebut lebih menyedihkan keadaannya.

Mula-mula, mereka mendapat jatah makan siao makan di dalam kamp kamp mereka. Tetapi rupanya pihak Belanda yang mengurusinya, lalu tidak mau lagi direpotkan. Para taha- nan politik tersebut akhimya bisa juga memperoleh jatah natura (bahan mentah). Tetapi yang diterimanya jauh lebih sedikit dari pada yang diterima oleh warga negara Australia maupun oleh orang-orang Belanda yang mengungsidi negeri itu. Masyarakat Australia tidak berko- mentar mengenai hal itu. Karena propaganda Belanda, merekahanya tahu, bafiwa para tahanan politik yang ditempatkan di berbagai kamp tarva- nan di negeri itu, kesemuanya adalah komunis. Kendati yang memegang pemerintahan di Australia pada saat itu adalah Partai Buruh, tetaPi ke- lompok komunis rnerupakan kelom- pok yang tidak sedemikian mendapat hati dalam masyarakat. Syukur terjadi proklamasi kemer- dekaan di Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Berita proklamasi tercebut - berkat kegigihan wartawan- wartawan Indonesia yang bekerja di kantor berita Domei dan berkat kegi- gihan bekas para penyiar kita yang semula bekerja di Hoso Kanri Kyoku (Radio Jakarta) -tetapi di saat keka- lahan Jepang telah berhasil memba- ngun pemacar gelap dengan call sign "Radio Indonesia Merdeka' -- maka berita proklamasi itu pun segera ter- sebar ke seluruh dunia. Masyarakat Australia mulai rnengetahui mengenai kemerdekaan Indonesia. dan ber- angsur-angsur, kira-kira dekat akhir Agustus 1945,sebagian dari mas- yarakat lndonesia yang berada di Australia pun mulai mengetahui ten- tang kemedekaan tanah aimya. Sejak saat itu. masyarakat Australia mulai melihat terjadinya perubahan sikap. Mula-mula mereka mendengar, banyak pelaut-pelaut Indonesia yang karena kemerdekaan kita itu, lalu beramai-ramai meninggalkan peker- jaannya di kapal-kapal milik Belanda. Mereka bergabung dengan para ta- hanan. Hidup keseharian mulai me- masuki babak kesulitan. Karena tin- dakannya itu, gaji tidak dibayarftan. Jatah natura juga tidak diperoleh, sebab biasanya perusahaan-lah (atau instansi militer tempatnya bekerja) yang mengurus. Tidak ada tempat tirpoal. dan terpdcsa beftimpit-him- pltan deqgan para tahslan politik temehrt. Suatu pergolakan mulai tempak. Yang bersengketa di tempat pengusian itu sebenamya orangForeng Indonesia dengan pihak Eelanda. Tetapi mas' yarakat Australia - bahkan kemudian pemerintahnya - akhirnya terbawa- bawa. Buruh-buruh pelabuhan di Aus- tralia diminta bantuannya, untuk tidak melayani pekerjaan apa pun terhadap kapal-kapal Belanda, terutama yang memuat senjata untuk dibawa ke lndonesia. Golongan nasionalis yang dulrt oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda di cap sebagai kaum komunis, pada kesempatan itu mulai memberikan pemyataan *epada masyarakat dan pemerintah Australia, bahwa hake- katnya mereka bukanlah kaum komu- nis. Mereka adalah nasionalis-nasio- nalis yang memperjuangkan kemerde- kaan tanah aimya. Tetapi gerakannya ditindas. Tidak sedikit yang ditangkapi dan kemudian diasingkan di lrian Jaya. Masalah sebenamya sudah terungkaP dan rasa simpati 'bermunculan. Se- hubungan dengan kemerdekaan Indo- nesia, maka para,lahanan politik ter- sebut tidak mengakui lagi kewe- nargan Belanda atas irinya. llereka minta bantuen uRtuk mengusahaksn pemulangannya ke Indonesia. Denptlstfrasidemons. trasi juga mereka lakukan, bahkan dengan mendapat dukungan masya- rakat Australia, dergan mendatangi kedutaan mau pun konsulat tselanda. Tujuannya untuk menghentikan niat Belanda kembali ke Indonesia. Bagi Joris lvens, semua itu meru- pakan masalah yang menarik. Suatu bangsa yang berada jauh dari tanah aimya telah bangkit. Negerinya telah merdeka. Dan negerinYa tentu saja memanggil. Joris lvens sendiri juga merasa ter- panggil. Terpanggil untuk menga' badikan peristiwa tersebut. lni pe- kerjaan tidak mrdah baginYa. APa yang akan direkamnYa, bertolak belakang dengan Politik Pemerin- iahnya. Soal yang sangat mendasar adalah kemedekaan manusia, Yang tak boleh dihalang-halangi. Cineas yang baik, harus mengemukakan hal ilu secara jujur. ltu sebabnya ia me- milih meninggalkan pekerjaannya. ltu berarti ia akan hiduP tanPa ipeng- ihasilan tetap. Joris mulai bekeria dengan peralatan seadanya. Peralatan milik serdiri. Sering harus bekerja sendiri. Hanya sekali-sekali ia minta bantuan onang lain, yang kemudian ia bayar dari isi koceknya sendiri, segera setelah pekeqaan hari itu selesai. Film-film dokumenter yang pemah dibuatnya, memperlihatkan - bahwa ia mempunyai tekad yang kuat tiap kali sedang menggarap filmnya. Tidak gampang menyerah dalam meng- hadapi kesulitan apa pun. Gigih. tetapi juga memiliki cukup kesabaran. Sudah biasa begulat dengan banyak masalah setiap kali menggarap film- nya. Masalah tehnik, masalah hu- bungan antaramanusia di lokasi pengambilan gambar, tantangan alam dan lain sebagainya, merupakan hal yang sering ia jumpai.

Film-film dokumenter yang ia buat, ada di antaranya yang merupakan hasil kerja sama dengan seniman lain yang namanya sudah terkenal, seperti dengan Ernest Hemingway (novelis Amerika) ketika membuat Spani$r earfi (Bumi Spanyol), yang menggambarkan pertikaian di negeri itu (1937). Atau dengan seniman Be-landa Jef Last, waktu membuat Zui- dersee, gambaran manusia @elanda) yang memerlukan lahan untuk tempat hidup, sehingga harus mengeringkan dan menimbun laut. Banyak film film awalnya sudah sangat dihargai. De Brug (Jembatan 1928): Branding (Hempasan Ombak, 1929) Regen (Hujan, 1929) dan lain sebagainya. Pada waktu ia membuat lndonesia Callinq di Australia (1945) yang menggambarkan pergolakan tak berdarah bangsa Indonesia di tem- patnya terbuang, ia masih berumur 47 tahun, Masih muda dan memang gigih. Lahir di Nijmegen, Negeri Belanda, 18 Nopember 1898 dan menekuni pekerjaannya sejak muda. Berawal dari memPunYai kesukaan mendokumentasikan hal-hal yang su- dah terlalu routine dalam kehidupan manusia - sehingga hamPir tak ada perhatian lagi -- seperti misal nya berkisah tentang jembatan, tentang hempasan ombak laut, hujan dan lain sebagainya, sehingga akhimYa me- ningkat membuat film-film dokumen- ter yang (kemudian) sangat berharga. Masih ada beberapa film dokumenter yang ia buat di hari tuanYa. Loin de Viettam (1967); Comment Yu*ong deplaqa les monhgnes (1976) dan lain sbagainya. Yang disebut terakhir itu, merupakan gambarankehiduPan di suatu temPat terPencil di Cina. Dalam sejarahnYa Cina selalu ber- golak. Adakah Pergolakan itu, atau dampaknya, juga menYentuh tempat yang terpencil? Film Indonesia Callling yang ia buat, setelah selesai dan diPutar untuk wartawan-wartawan di Australia, sem- pat menimbulkan protes pihak Belan- da. Tanggpan pers sangat baik' tetapi I pihak Belanda mengiri-m nota kepada pemerintah Australia, supaya film tersebut dilarang beredar. Akhimya Perdana Menteri Australia Chifley minta supaya film itu diputar di kantomya. Pada akhir pertunjukan ia berkata singkat : €agus! Tidak apa- apa!" Film tersebut berhasil diselundupkan oleh para re-oatrian (orang -orang lndonesia yang dipulangkan dari Aus- tralia) dan diputar di Yogyakarta 7 Desember 1946, untuk para pejabat tinggi pemerintah. Dua hari berikutnya untuk para pelajar. Tahun berikutnya konon film tersebut ditonton juga oleh Marasekal Josef Broz Tito di Yugo- slavia. Apakah Joris lvens pemah muncul di Indonesia, tidak ada catatan m€nge-nai hal itu. Tutup usia di Perancis, 28 Juni 1989. Pecinta film dokumenter kita, dapat meminjam film "lndonesia Calling" di Kedutaan Besar Australia, Jakarta *