Tampilkan postingan dengan label LEBAK MEMBARA / 1982. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LEBAK MEMBARA / 1982. Tampilkan semua postingan

Kamis, 03 Februari 2011

LEBAK MEMBARA / 1982



Berseting dengan perang Jepang. Imam mencoba membuat film dengan action yang baik dengan effek yang baik (mencoba). Tetapi lagi-lagi kritikus film selalu mengaitkan film action perang ini dengan kenyataan sejarah peristiwa itu. Kalau kritikus terlalu penting dalam keaslian sejarah, sedangkan Imam hanya suka dengan membuat film action perang dengan effek yang mencoba bagus/...makakita lupa akan arti sejarah.

Tetapi film-film action yang memerlukan effek khusus seperti yang dibuat Imam ini juga bisa membangkitkan kepahlawanan yang jago sekali. Walaupun munmgkin para perwira kita saat revolusi itu tidak sejago dan seberani tokoh dalam film pak Imam ini. Sehingga memacu adrenalin pejuang untuk lebih berani lagi untuk bertempur...(mungkin saja).

Herman terpaksa melakukan perlawanana terhadap Serdadu Nippon karena membela guru silatnya Baba Liem yang disiksa oleh Nippon. Baba Liem dituduh membantu membiayai pemberontakan-pemberontakan yang kian lama sering terjadi. Baba Liem ditembak mati dan Herman dijebloskan ke penjara. Tapi kemudian Herman dibebaskan dalam rangka politik pendekatan pihak Jepang terhadap rakyat untuk menghindarikan timbulnya pemberontakan-pemberontakan baru. Herman kembali kekampungnya.

Suatu hari Narmi akan diperkosa oleh beberapa serdadu Nippon. Kembali Herman menolong dan berhasil membunuh tiga serdadu Nippon. Sejak itu Herman buron dan bergabung dengan pamannya Kyai Fattah di sumber bening dan membentuk Pasukan Santri. Narmi sendiri akhirnya diperkosa oleh serdadu-serdadu Nippon secara beramai-ramai. Bahkan ayahnya juga terbunuh. Ini semua akibat penghianatan Kadir, teman Herman sesame anggota PETA dan juga sudah lama mendambakan Narmi. Dengan alasan ditolak cintanya oleh Narmi akhirnya Kadir memberitahukan keberadaan Narmi kepada serdadu Jepang.

Dengan menyandera ayah dan kakak Herman, Jepang memaksakan perundikan dengan Kyai Fattah. Namun Kyai Fattah menolak bahkan menantang Jepang. Pertempuran terjadi, Kyai Fattah dan Herman beserta pasukannya dapat mematahkan perlawanan Jepang hanya dengan menggunakan senjata-senjata tradisional.

P.T. RAPI FILM