Tampilkan postingan dengan label M. SHARIEFFUDIN A / SHARIEFFUDIN A M. 1961-1991. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label M. SHARIEFFUDIN A / SHARIEFFUDIN A M. 1961-1991. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 April 2020

SANTY / 1961


GEMA MASA FILM

Minggu, 30 Januari 2011

M. SHARIEFFUDIN A / SHARIEFFUDIN A 1961-1991



NAGA SAKTI 1986 M. SHARIEFFUDIN A
Director
BUNDAKU SAYANG 1973 M. SHARIEFFUDIN A
Director
PENDEKAR ILMU API 1989 M. SHARIEFFUDIN A
Director
PENDEKAR LEMBAH KUNING 1988 M. SHARIEFFUDIN A
Director
LISA 1971 M. SHARIEFFUDIN A
Director
AJIAN MACAN PUTIH 1982 M. SHARIEFFUDIN A
Director
PERTARUNGAN 1989 M. SHARIEFFUDIN A
Director
SANTY 1961 M. SHARIEFFUDIN A
Director
MIRA 1961 M. SHARIEFFUDIN A
Director
YULI BUAH HATI KEKASIH MAMA 1977 M. SHARIEFFUDIN A
Director
PANJI TENGKORAK VS JAKA UMBARAN 1983 M. SHARIEFFUDIN A
Director
SETETES KASIH DI PADANG GERSANG 1981 M. SHARIEFFUDIN A
Director
PENUMPAS AJARAN SESAT 1991 M. SHARIEFFUDIN A
Director
MANAGER HOTEL 1977 M. SHARIEFFUDIN A
Director
DIBALIK PINTU DOSA 1970 M. SHARIEFFUDIN A
Director
MERINTIS DJALAN KE SORGA 1972 M. SHARIEFFUDIN A
Director
PATGULIPAT 1973 M. SHARIEFFUDIN A
Director
PENGHUNI BANGUNAN TUA 1975 M. SHARIEFFUDIN A
Director
OPERASI TINOMBALA 1977 M. SHARIEFFUDIN A
Director
TIADA MAAF BAGIMU 1971 M. SHARIEFFUDIN A
Director
PELURU DAN MESIU 1988 M. SHARIEFFUDIN A
Director
RATU BUAYA 1983 M. SHARIEFFUDIN A
Director.Composer
ANITA 1984 M. SHARIEFFUDIN A
Director
WAJAH SEORANG PEMBUNUH 1972 M. SHARIEFFUDIN A
Director
SERULING SAKTI 1983 M. SHARIEFFUDIN A
Director
HIDUP, TJINTA DAN AIR MATA 1970 M. SHARIEFFUDIN A
Director
SATRIA BAMBU KUNING 1985 M. SHARIEFFUDIN A
Director
TARI KEJANG MUDA-MUDI 1985 M. SHARIEFFUDIN A
Director
JUBAH HITAM 1987 M. SHARIEFFUDIN A
Director
PUTRI ULAR 1984 M. SHARIEFFUDIN A
Director
NYI MAS GANDASARI 1989 M. SHARIEFFUDIN A
Director
MARTINI 1978 M. SHARIEFFUDIN A
Director
NENEK GRONDONG 1982 M. SHARIEFFUDIN A
Director
SENYUM UNTUK MAMA 1980 M. SHARIEFFUDIN A
Director.

PELURU DAN MESIU / 1988

 
Sedang terjadi persaingan dalam sebuah sindikat narkotik. Pimpinannya, seorang wanita, sering menyamar jadi penari di bar miliknya sendiri. Untuk menyelidiki kegiatan jahat ini, polisi menggunakan gadis bar. Persaingan dalam sindikat tadi membuat salah seorang tertangkap. Yang lain juga terungkap, dan meski sempat kabur dengan helikopter, tapi sempat diledakkan di udara.
 

PENUMPAS AJARAN SESAT / 1991

PENUMPAS AJARAN SESAT


Anggun (Devi Ivonne) yang mendalami ilmu hitam untuk melampiaskan nafsu setannya, selalu mencari korban gadis-gadis cantik untuk sesaji. Ayu (Hazni Zulaikah H) yang hendak menyelamatkannya dari dunia hitam, malah hampir menjadi korban. Untung hadir Iman (Harry Capri), sebuah sosok gaib tapi manusia, yang membantu Ayu. Anggun akhirnya mati karena ledakan yang datang dari langit.

P.T. DIPA JAYA FILM

NENEK GRONDONG / 1982



Suasana sebuah desa terpencil semula aman dan tenteram. Suatu malam ketenteramannya terusik oleh hadirnya makhluk halus yang mereka sebut Kuyang atau Nenek Grondong (Farida Pasha). Makhluk jadi-jadian ini konon suka mengisap darah bayi atau ibu yang sedang mengandung. Sementara keluarga Sodikin (Muni Cader) tengah bergembira dengan didapatnya anak pungut, yang selama ini diidamkannya. Anak yang tak jelas asal-usulnya itu suatu malam ternyata berubah buas dan memangsa istri Sodikin sendiri. Masyarakat kampung itu gempar dan mencurigai Sodikin sebagai lelaki laknat, yang suka menggoda perawan cantik anak Pak Lurah (WD Mochtar). Kekisruhan itu dapat diselesaikan berkat seorang pemuda soleh dan taat beragama (Rully Frans). 
 

Film horor Indo ini sempat pada masa kejayaan horor Indonesia akhir tahun 70-an hingga awal 80-an. Anda bisa melihatnya di film juga. Berikut semua bahan yang dikumpulkan, yang seharusnya membuat film ini terkenal. Ritual aneh, wajah cacat, duel magis, hantu, tubuh meledak, kepala terbang dan lain-lain. Selama ini, banyak film Indonesia yang terpengaruh oleh film horor Hong Kong pada masa itu. Dalam lima menit pertama Anda sudah dapat melihat bagaimana dengan ajaib tubuh seorang anak dikeluarkan dari kubur dan seorang pendeta ditusuk oleh batu kubur. Dan ini hanya awal dari cerita yang agak membingungkan seputar hantu jahat yang menculik anak-anak untuk meminum darah mereka dan kemudian mengirim mereka sebagai makhluk iblis kembali.

Berbeda dengan film Hong Kong, di mana para biksu Tao berperang melawan kejahatan, berikut adalah ulama Islam, tetapi juga ahli bela diri.

P.T. DIPA JAYA FILM

AJIAN MACAN PUTIH / 1982

 

Jaka Umbaran (Teddy Purba) dan ibunya (Dhalia), hidup dalam keadaan miskin. Mereka menempati tanah milik Sumolewo (Muni Cader) dengan menyewa. Suatu ketika saat harus membayar sewa, mereka minta waktu. Anak buah Sumolewo tak mau mengerti. Jaka Umbaran mencoba melawan tetapi sia-sia, bahkan dihajar habis-habisan dan dianggap telah mati. Jaka Umbaran kembali kepada ibunya, membuka rahasia tentang riwayat kehidupan keluarganya. Ayah Jaka Umbaran ternyata mewariskan pusaka Cambuk Api, buat bekal kembali bekerja sebagai kusir, dan sebuah kalung yang membuatnya kebal. Anak buah Sumolewo mengenali Jaka Umbaran yang disangkanya telah mati. Jaka Umbaran kemudian ditangkap dan dibakar hidup-hidup, tetapi diselamatkan oleh Ki Pragola (Hassan Sanusi) dan kemudian berguru kepadanya. Setelah merasa matang dengan ilmunya, Jaka Umbaran mendapat keterangan bahwa Sumelewo adalah muridnya yang murtad. Bersama kakak seperguruannya ia lalu berbuat sewenang-wenang. Sang kakak ini kemudian diracun, ketika datang kembali minta bagian harta. Ia bisa lolos dan diketemukan Umbaran. Diceritakanlah bahwa yang membunuh ayah Umbaran adalah Sumolewo. Maka niat untuk membalas kejahatan kepada Sumolewo semakin memuncak. Akhirnya Sumolewo dapat ditumpas Jaka Umbaran. 
 
Satu dari ratusan film silat (berbagai silat terangkum khususnya di wilayah indonesia dan malaysia). Perkelahian dan pemukulan tanpa akhir menentukan filmnya. Tapi apa yang diangkat film itu dari yang lain adalah banyaknya detail yang cukup mengerikan. Lengan dan kaki dipotong, badan ditindik, kepala

terputus dan bahkan nongkrong nyali terlihat. Pasti salah satu film laga paling tangguh dari Indonesia.

P.T. DIPA JAYA FILM

PENGHUNI BANGUNAN TUA / 1975



Kiki dan Aris (Kiki dan Aries Sharief) bersama teman-temannya bermain jalangkung di sebuah bangunan tua. Jalangkung datang sambil menyebut bahwa namanya Yanto yang mati terbunuh. Sepulang dari tempat itu Kiki ditakuti oleh hantu anak-anak . Ia lalu tersesat ke sebuah kuburan dan menemukan sebuah kalung dan tanpa sengaja memakainya. Kiki lalu jatuh sakit sambil mengigau. "Saya Yanto, saya mati dibunuh orang". Dokter yang memeriksa tidak menemukan penyakitnya. Kiki menjadi seperti kerasukan. Akhirnya ibunya (Lenny Marlina) minta bantuan dukun, setelah menyaksikan dan mendengar sendiri apa yang diigaukan Kiki. Saat dukun bekerja, Kiki lari kearah kuburan itu sambil diikuti dan saudaranya, Aris dan Pia. Kiki sadar namun sang dukun yang ganti terserang kerasukan. Aris merenggut kalung Kiki dan roh Yanto ganti merasuki Aris. Untung ada kilat menyambar kalung itu, hingga Aris selamat. Adegan horornya sangat dipengaruhi oleh suara lolongan anjing, petir dll.
 
Kiki dan Aris memainkan 'jailangkung' (sejenis boneka yang dapat memfasilitasi komunikasi dengan orang mati) dengan teman-teman mereka di sebuah bangunan tua yang sepi. Jailangkung datang dan mengatakan bahwa namanya Yanto yang dibunuh. Kiki kemudian diganggu oleh mimpi buruk dan hantu.
 
Kiki tersesat di kuburan, menemukan kalung dan memakainya secara tidak sengaja. Kiki jatuh sakit dan mengigau sambil berkata, “Nama saya Yanto. Saya dibunuh ”. Dokter memeriksa Kiki dan tidak menemukan sesuatu yang salah. Kiki kerasukan. Saat melihat kelakuan Kiki yang aneh, ibu Kiki (Lenny Marlina) akhirnya meminta bantuan dukun. Saat sang dukun sedang melakukan sihirnya, Kiki berlari menuju kuburan dan diikuti oleh ibu dan saudara kandungnya, Aris dan Pia. Kiki sadar kembali; tapi sekarang dukun itu kerasukan. Aris meraih kalung Kiki dan kini arwah Yanto merasuki Aris. Untungnya, ada petir yang menyambar kalung tersebut dan menyelamatkan Aris.

Campuran yang agak tidak konvensional dari cerita hantu, kerasukan, dan tema eksorsisme. Ada pengaruh dari horor gothic (orang dengan kandil menyelinap melalui lorong-lorong gelap), orang kesurupan (benda terbang dan furnitur) dan film rumah hantu. Dan saat Kiki memuntahkan lendir hijau kemudian muncul di benaknya tentu saja, "THE EXORCIST". Secara keseluruhan, film horor awal Indonesia ini lebih serius seperti film-film di era 80-an dan 90-an. Tidak ada humor yang mengganggu. Anehnya, salinannya memiliki kualitas gambar yang bagus dan bahkan dalam layar lebar yang bagus, yang sebenarnya sangat jarang ada di film-film lama ini.


PANJI TENGKORAK VS JAKA UMBARAN / 1983



Untuk menguasai dunia persilatan Sumo (Harry Capri) dan kawannya, mengadu domba Jaka Umbaran (Teddy Purba) dan Panji Tengkorak (Deddy Sutomo). Fitnah dilancarkan. Sari (Siska Widowati), adik Denok, pacar Jaka, diculik. Denok yang selama Jaka pergi berguru, juga berguru sendiri pada guru lain, mencari-cari pengganggunya dulu.

Ada lagi Mariani (Enny Beatrice) dan kawannya Wati (Yenny Farida) yang tidak jelas alasannya, malang melintang di dunia persilatan dan terlibat ketika membebaskan Sari. Sari dilatih silat juga. Tidak jelas bagaimana geografinya, pokoknya akhirnya Jaka duel dengan Panji Tengkorak. Pada saat itu semua pendekar kumpul. Sumo dan kawannya bisa ditumpas.

Pemakaian Enny Beatrice, Siska Widowati, dan Yenny Farida tampak sekali untuk menonjolkan sensualitas.

Aku tidak akan menghina Anda dengan bahkan berpura-pura bahwa aku peduli apa Panji Tengkorak vs Jaka Umbaran adalah tentang. Ini jenis film yang terang-terangan mengolok-olok setiap upaya saya untuk tas dan tag dalam batas-batas dari tinjauan yang tepat. Ini memiliki sekitar karakter miliaran dengan apa yang tampaknya hanya hubungan yang paling renggang satu sama lain, sebuah, panik koherensi-defying kecepatan, dan, tentu saja, tidak ada sub judul bahasa Inggris. (Setelah memiliki kemewahan kapal selam dengan kedua Rahasia dari Cap Vanishing dan The Demons di Gunung Api, kupikir aku harus kembali ke zona tidak bisa berbahasa Inggris sebelum aku pergi lembut.)

Tapi apa yang saya akan bercerita tentang Panji Tengkorak vs Jaka Umbaran adalah bahwa itu sangat menyenangkan untuk menonton - pada dasarnya satu melawan adegan panjang ditambah dengan ledakan sering menanduk memalukan dan efek khusus konyol. Karena itu, menyajikan penampil seperti saya dengan bentuk pelarian keseluruhan dekat. Bukan hanya melarikan diri dari kehidupan sehari-hari inanities Amerika saya ke dalam dunia fantasi yang relatif eksotis. Bukan hanya pelarian dari pembuatan film komersial khas Barat dengan semua cerita nya orang kulit putih dan upaya mereka yang sangat penting. Tapi juga pelarian dari seluruh melelahkan pose benar-benar memberikan merah melemparkan tentang makna, motivasi dan konsekuensi dari tindakan yang menuntut narasi konvensional. Membawa pada kekacauan!


Film ini menandai kembalinya terlambat ke layar Panji Tengkorak, alias "Panji Tengkorak Wajah", sebuah buku komik pahlawan Indonesia yang diciptakan oleh seniman Hans Jaladara pada akhir tahun 1960. Panji membuat debut filmnya di tahun 1972 Taiwan / indonesian co-produksi Panji Tengkorak, yang dipasarkan di luar Indonesia sebagai kendaraan untuk Polly Shang Kwan bawah judul bahasa Inggris Wajah remang. Sedangkan untuk co-Jaka Umbaran ditagih, itu sedikit lebih sulit bagi saya untuk menggali informasi tentang dia, tetapi ia muncul, seperti Ratu Laut Selatan yang sering digambarkan, menjadi figur ditarik dari cerita rakyat Jawa. Asal-usul-Nya tampaknya melibatkan sesuatu tentang minum urin wanita dari kelapa dan kemudian menjadi hamil, dan saya pikir yang terbaik untuk hanya berhenti di situ. Kecuali untuk mengatakan bahwa ia adalah semacam prajurit magis yang ditunjukkan disemboweling lawan dengan tangan kosong di adegan pembukaan film tersebut ... dan bahwa dia muncul untuk menjadi orang baik.

Aktor dan masa depan bahasa Indonesia Deddy Sutomo politisi, yang bermain Panji Tengkorak di Wajah Ghostly, kembali ke peran di sini, meskipun karakter muncul di film sebagai banyak atau lebih dengan cara referensi dari apa pun. Karakter lain berbicara tentang dia banyak ketika dia tidak ada, tapi waktunya di layar sebenarnya sangat terbatas, seperti, dalam hal ini, adalah Jaka Umbaran itu. Sebaliknya aksi film tampaknya pusat untuk sebagian besar sekitar sekelompok pejuang perempuan, semua dengan era yang sesuai bando dan berbagai gaya bertarung mistis ditingkatkan. Seorang wanita, yang berjuang bersama tuannya perempuannya lebih tua, memiliki selendang panjang yang ia gunakan bergantian sebagai cambuk, laso dan garrote, dan yang dia bisa juga entah bagaimana mode menjadi tombak bila perlu. Lain sejenak berubah menjadi elang setiap kali ia meluncurkan serangan. Oh, dan, tentu saja, mereka dapat semua juga terbang dan dematerialize di akan. Selanjutnya, perempuan berpartisipasi dalam sejumlah adegan yang agak kumuh dan serampangan ketelanjangan dekat yang, dengan semua memotong mendadak mereka, menunjukkan bahwa Panji Tengkorak vs Jaka Umbaran jatuh cukup berat di bawah pisau dari sensor Indonesia.

Meskipun kurangnya pemahaman total saya dari semua persaingan yang kompleks yang tampaknya akan bermain dalam film tersebut, saya mendapatkan pemahaman - saya pikir - setidaknya satu elemen plot. Tampaknya bahwa sekali lagi, seperti di Wajah Ghostly, Panji Tengkorak sedang tidak adil dicurigai oleh tindakan seorang penipu. Dalam hal ini, itu geng tidak ada barang yang memiliki satu dari mereka don duplikat topeng Panji tengkorak khas dalam rangka untuk menculik dan menyiksa seorang wanita muda. Ini semua berjalan beberapa jalan menuju menunjukkan Kelemahan dari mengadopsi menyamar, sebagai tindakan jahat Santos palsu juga banyak ditampilkan. Dalam hal apapun, ini tampaknya menjadi alasan bahwa Jaka Umbaran memiliki dalam untuk Panji, dan juga alasan bahwa, setelah dua pahlawan bertemu untuk pertarungan terakhir mereka, itu adalah hidup pendek. Karena tidak lama sebelum kedua menyadari bahwa mereka berjuang di sisi yang sama, akhirnya menggabungkan kekuatan untuk mengalahkan musuh bersama mereka dalam sebuah kebingungan dari tubuh-meledak kung fu sihir.Meskipun ia memang crams filmnya dengan sebanyak kepalan-terbang tindakan seperti itu mungkin bisa mengandung, pendekatan yang sutradara M. Sharieffudin dibutuhkan untuk syuting tindakan yang tidak semua yang dinamis. Ia justru cenderung untuk film perkelahian di panjang diperlukan, penekanan mereka dengan overdramatic, Bollywood-gaya reaksi tembakan terdiri dari cepat kembali-dan-sebagainya luka dan membesarkan kejutan terhuyung-huyung pada berkeringat close-up dari cangkir aktor 'meringis. Teknik ini menempatkan tanggung jawab pada aktor-aktor untuk berkomunikasi kecepatan marah dan intensitas menghukum perkelahian ini sendiri, yang, karena beberapa bakat jelas di bidang akrobat dan pertempuran yang sebenarnya, sebagian besar dari mereka capai cukup baik. Ketika itu gagal, tentu saja, ada juga banyak kawat-dan-reverse-gerak-dibantu melompat dan melemparkan dari aura kartun untuk mengambil kendur.

Dalam analisis akhir, Panji Tengkorak vs Jaka Umbaran menunjukkan segala sesuatu yang besar tentang tindakan bioskop Indonesia tanpa menjadi contoh yang luar biasa itu. Saya pikir alasan saya menikmatinya sejauh besar yang saya lakukan adalah selalu mendalam pendekatan yang saya ambil untuk menonton itu, dan bahwa, telah saya benar-benar memahami keindahan dari cerita, saya mungkin telah terganggu dari menghargai kebajikan yang sesungguhnya . Ini bagus untuk menjadi diingatkan akan hal ini dari waktu ke waktu, karena saya kadang-kadang merasa bahwa ada sesuatu yang tidak jujur dalam sehingga saya sering meratapi kekurangan ini atau sub judul film bahasa Inggris. Ini seperti, dalam mendapatkan terperangkap dalam tugas saya dianggap sebagai seorang pria acak menulis tentang film di internet, saya lupa, unik otak-kimia-mengubah kesenangan yang menonton film di bawah keadaan seperti telah memberi saya - kesenangan yang sangat, sebenarnya , yang membuat saya ingin menulis tentang menonton film di tempat pertama, tidak peduli seberapa keras pengalaman kadang-kadang mungkin untuk menyampaikan.

WAJAH SEORANG PEMBUNUH / 1972


 

Wadjah seorang pembunuhRubiah (Fifi Young), janda kaya berpenyakit asma dan bercucu Rina (Paula Rumokoy), berkali-kali diteror bayangan sosok tubuh berpisau dan bersarung tangan hitam. Inspektur Arifin (S.Bono) yang dilapori, lalu menyelidik. Semua penghuni rumah dtitanyai: umar (Muni Cader), pawang kuda, Rohana (Lenny Marlina), pelayan, dan juga sopir keluarga. Dalang dari teror ini adalah Indra (Gatot Teguh Arifianto), pacar Rina, yang ingin menguasai harta Rubiah. Ia menggunakan Rohana sebagai tangan kanannya. Sedang Rohana lalu memasukkan Umar. Umar inilah yang berhasil melaksanakan pembunuhan, meski dengan motif lain. Indra sendiri mati gantung diri.

P.T. SALIM BROTHERS FILM CORP.

JUBAH HITAM / 1987



Kisah dalam dunia persilatan Bayu (Ricky Hosada) ditunjuk menjadi pengganti guru tapi murid lain yang merasa menang tak suka. Setelah sang murid meninggal maka terjadi pertarungan antara dua murid itu. Pertama Bayu kalah, ia ditolong oleh seorang gadis dan ayahnya, akhirnya Bayu bisa mengalahkan rekan seperguruannya itu.
P.T. DIPA JAYA FILM

PERTARUNGAN / 1989


Wes (David Bradley), veteran Vietnam, pergi ke Indonesia untuk menemui kawannya, Keith. Ketika datang di bandara, ia kaget bahwa Keith ternyata baru saja meninggal. Di pemakaman ia mencurigai kehadiran beberapa orang. Rupanya Keith tidak meninggal. Peristiwa meninggal dan pemakamannya hanya siasat untuk mengelabui polisi akan sindikat narkotiknya. Wes diajak bergabung, tetapi ia menolak. Bahkan Karen, adik Keith, bergabung dengan Wes karena mencintainya. Pertarungan tak urung terjadi. Keith akhirnya meninggal oleh peluru Karen.

P.T. DIPA JAYA FILM

SATRIA BAMBU KUNING / 1985




Lila (Lia Hadi) dan neneknya di seret-seret anak buah Ki Bagus (Dadang Iskandar). Rengga (Advent Bangun) muncul membebaskan Lia dan berhasil menghancurkan musuh. Orang tua Rengga sendiri juga di bunuh oleh Ki Bagus hingga ia terlepas dari adiknya, Dina (Enny Beatrice). Tanpa dinyana kedua kakak beradik sedang berburu musuh yang sama untuk balas dendam. Mereka bertemu dalam suatu pertarungan untuk membunuh Ki Bagus.

P.T. DIPA JAYA FILM

RATU BUAYA / 1983



Begawan Brata (Deddy Sutomo) dibunuh tiga muridnya yang baru saja dilatih jurus-jurus andalan, yaitu Santara (Dadang Iskandar), Suganda (Yacob Essad) dan Sangkala (Hendri AH). Mereka berambisi memperoleh wasiat Tengkorak Macan Putih dan Ilmu Sanji Wini. Karena mereka mengetahui wasiat itu disimpan oleh Resi Tunggal Manik, maka mereka lalu pergi memburunya. Yang didapat dalam rumah persembunyian hanya istri resi yang cantik. Maka istri resi diperkosa dan putrinya, Dewi dibuang ke sungai besar. Saat itu pula Dewi disambar seekor buaya dan dibawa ke dunia lain, istana dasar laut yang dipimpin oleh Ratu Buaya (Enny Beatrice). Suatu ketika muncul pemuda tampan, Linggar (Harry Capri), saudara Dewi.

Namun Dewi tidak mengetahui dan jatuh cinta. Demikian dengan Ratu Buaya, juga tertarik dengan ketampanan Linggar. Kesalahpahaman ini berakibat fatal, Ratu Buaya menemui ajalnya dalam perkelahian. Akhirnya Linggar bertemu dengan Dewi sebagai kakak beradik. 
 
Film luar biasa yang berada di antara fantasi, seni bela diri, dan horor. Aligator yang berubah menjadi wanita cantik dan terbalik, serangan sihir, kerajaan bawah air, perkelahian, tubuh yang meledak, kepala berguling, sedikit darah, penyihir tua yang bisa berubah menjadi wanita muda yang cantik dan banyak lagi yang harus dikagumi. Selama pertempuran terakhir, Linggar berpotensi merobek lengannya sendiri. (mengapa? tidak tahu: tidak yakin :). Memang, pada akhirnya lebih dari membingungkan karena sebenarnya setiap orang melawan semua orang. Tapi sebaliknya, film ini WAJIB DILIHAT untuk penggemar keanehan hal-hal Asia. Hiburan yang sangat bagus.
 
Dan ngomong-ngomong, film ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan RATU BUAYA PUTIH

P.T. DIPA JAYA FILM

ANITA (ULAR BETINA) / 1984



Juwita (Enny Beatrice) menolak dijodohkan dengan pemuda pilihan orangtuanya. Akibatnya Juwita dihajar, bahkan dihukum pasung di hutan. Dalam penderitaannya, Juwita mengalami keanehan, ia bisa berubah rupa menjadi ular betina dan juga memiliki anak gadis yang punya kemampuan sama. Dalam kehidupan aneh itu Juwita tewas oleh pedang Hendra secara tak sengaja, padahal Hendra berharap bisa mengawini Juwita. Orangtua Juwita menyesal dengan perbuatannya, tapi terlambat. Yang tinggal adalah anak Juwita (Enny Beatrice) yang mirip Juwita. Kisah ular betina ini tersebar luas, tapi keganasannya akhirnya lenyap oleh kebaikkan. 

Wah. Ngeri ular lagi. Tapi di sini, masih banyak yang bisa dilihat. Serangan ular, serangan buaya, amazon dalam bikini dan tombak perak, sihir, dan banyak aksi. Bagus juga duel oleh Anita dan penyihir wanita lainnya yang berubah menjadi katak besar! Anita bahkan memiliki ular sebagai pengganti rambut dan bisa menghasilkan sihir. Perpaduan yang bagus antara petualangan, fantasi, dan aksi. Dan film tersebut kebetulan diproduksi bersama dengan HongKong.


P.T. DIPA JAYA FILM

PUTRI ULAR / 1984



Di sebuah hutan, Bunga, si putri ular (Enny Betrice) dan seekor ular sanca, hidup saling mencinta. Setiap bulan purnama mereka berubah wujud seperti manusia dan mengadakan upacara tari-tarian erotik. Suatu ketika bulan purnama, Tomo bersama istrinya dan beberapa kawanya menyaksikan Bunga dan Sanca di peraduan. Mereka terkesima melihat keanehan dua mahluk tersebut. Sukma, salah satu teman Tomo secara tak sengaja menembak mati Sanca yang ia sangka akan mematuk Bunga yang cantik itu. Kejadian itu membuat Bunga sedih dan menaruh dendam. Satu persatu teman Tomo dibinasakan oleh Bunga.

Nyi inten yang diminta bantuan untuk menjinakan Bunga, berhasil memerangkap Bunga ke dalam keranjang. Tomo Cs berusaha mencuri keranjang itu seraya menembaknya. Ternyata Bunga muncul di tempat lain dan membunuh istri Tomo, Tomo tewas dengan senjata sendiri. Nyi Inten dan Bunga kemudian berdamai. Bunga lalu berniat untuk pergi, tetapi ketika itu petir menyambar pepohonan yang tumbang menimpa Bunga hingga tewas.
 

Mungkin seper seribu film horor ular dari Asia yang paling emosional. Tidak tahu mengapa begitu banyak film horor datang dengan ular di sana, tapi mungkin ada hubungannya dengan mitos ular yang berakar pada kehidupan sehari-hari dan agama. Di beberapa negara, mereka disembah sebagai hewan suci. Balas dendam ular kepada orang-orang yang membunuh pasangannya dirayakan di sini hampir dalam bentuk film slasher. Satu per satu orang dari Bunga pernah dibunuh dalam bentuk ular dan kemudian dalam bentuk manusia. Dalam wujud manusia, Bunga memanfaatkan berbagai keterampilan kung fu dan juga menggunakan sihir. Di tahun yang sama Enny Beatrice memainkan peran serupa dalam "Anita Ular Betina". Sebenarnya cukup menghibur, tapi secara keseluruhan tidak ada yang baru di lini depan. Juga, tidak ada akhir yang bahagia, karena Bunga, setelah menyelesaikan balas dendamnya, dihancurkan dari pohon menjadi sambaran petir.

P.T. DIPA JAYA FILM

NYI MAS GANDASARI / 1989



Kisah legenda dari Cirebon tentang seorang putri yang lahir dari pertapaan Ki Gendeng Selapandan (Rd Mochtar) yang diberi nama Nyi Mas Gandasari (Farah Dina). Putri ini dititipkan Selapandan pada Sunan Gunung Jati (Arman Effendy) untuk belajar agama dan kesaktian. Karena cantik dan cerdas, Nyi Mas Gandasari banyak kedatangan pelamar. Karena punya kesaktian tinggi, Nyi Mas Gandasari mensyaratkan calon suaminya harus mampu mengalahkan ilmunya. Tidak ada yang berhasil, hingga muncul Syarif Syam (Rully Frans) dari Syria yang datang hendak berguru pada Sunan Gunung Jati. Ia berhasil mengalahkan Nyi Mas Gandasari dan mempersunting wanita itu. Konon, perkawinan dan kehidupan rumah tangga mereka hanya berlangsung dalam dunia batin mereka saja. 
 

PENDEKAR ILMU API / 1989

PENDEKAR ILMU API


Di sebuah negeri antah berantah bernama Balista di zaman sangat kuno, hiduplah Mahesa (Rudy Wahab), kepala suku, Yudha (Ricky Hosada) dan kekasihnya, Rastika (Esterlita). Suatu hari, Yudha terpaksa berhadapan dengan Mahesa, karena kesewenang-wenangannya. Yudha kalah, masuk jurang, dan hilang dari pandangan Mahesa. Pemimpin itu maha besar dan mengeluarkan Gordo, binatang buas peliharaannya. Rakyat ketakutan dan Yudha yang selamat pergi mengembara hingga ke negeri yang semua penduduknya wanita, dipimpin Kepala Suku Wulan (Emma Febry). Yudha yang penuh luka dirawat Wulan hingga sembuh, lalu ikut mengantar lelaki yang dicintainya itu kembali ke Balista. Rastika marah karena kehadiran Wulan. Sesuai adat, Rastika dan Wulandari berkelahi. Rastika menang dan karenanya Wulandari harus dikorbankan di mulut Gordo. Sebelum Wulandari lumat, hati Rastika luluh dan menceritakan rahasia kelemahan Gordo pada Yudha.

Pemuda itu bergegas mencari putri sihir yang mampu mengeluarkan cahaya maut dari matanya. Yudha berhasil memenggal kepala putri sihir itu dan dengan itu membinasakan Gordo. Itu pula akhir kekuasaan Mahesa.

PENDEKAR LEMBAH KUNING / 1988

PENDEKAR LEMBAH KUNING


Raka (Sabri Fadzli)dan Dayu (Emma Febry) diselamatkan secara gaib oleh seorang guru, saat kampung mereka dibinasakan dan ibunya dibunuh, sedang ayahnya entah ada di mana. Sang guru tadi mewariskan ilmu dan kesaktiannya setelah dewasa. Maka mulailah mereka berniat membalas dendam. Raka hampir masuk perangkap kekayaan dan kenikmatan yang diberikan musuh. Dayu memperingatkan. Akhirnya berdua bangkit melawan lagi. Kini dibantu dua pendekar lain. Dayu mati dalam salah satu perkelahian. Duel terjadi di bukit padas, di antara puluhan tonggak kayu. Bahu-membahu mereka memusnahkan musuh. Tenaga gaib dimunculkan.

P.T. PRIMA METROPOLITAN SAKTI FILM

EMMA FEBRY
SABRI FADZLI
AZNAH HAMID
SIMON PITTA
RICKY HOSADA
AVENT CHRISTIE
PHIRDHANIE REKSA
LAWRENCE KUBAL
IDRIS AFANDI
HUSSEIN ABU HASSAN
BUNG SALIM
DHONNY SABELLA