Tampilkan postingan dengan label M.H. SCHILLING 1931-1932. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label M.H. SCHILLING 1931-1932. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 Februari 2011

M.H. SCHILLING 1931-1932


M.H Schilling lebih dikenal awalnya sebagai pelawak di radio Bandung dengan nama "Tjok" (baca Co), ia main juga dalam film Sinjo "Tjo" main Film" dengan tokoh "Tjo", nama tokoh lucu yang disuarakannya juga di dalam Radio yang membuatnya terkenal itu. Karena ia main dalam film Indonesia Malaise yang disukai orang, karena tokoh Tjo itu yang lucu dan selama ini pendengar radio hanya tahu suaranya saja, jadi banyak orang yang ingin melihat sosok aslinya. Maka ia membuat film pendek untuk mendukung film panjang itu.

SINJO "TJO" MAIN DI FILM1931M.H. SCHILLING
Actor Director
ZUSTER THERESIA 1932 M.H. SCHILLING
Actor Director

ZUSTER THERESIA / 1932



Setelah itu ia membuat film Zuster Theresia 1932 film panjang, bedan dengan Film pendek sebelumnya yang mempermalukan orang belanda dengan leluconnya. Kali ini ingin menuju penonton Belanda, pengerjaanya dilakukan oleh Wong Bersaudara dengan menggunakan perusahaan Halimoen Film, melihat cerita dan tujuan dari film ini, tidak ada campur tangan Wong, Wong hanya sebagai pekerja saja. Dengan film Zuster ini ia ingin meraih simpatik penonton Belanda lewat film drama yang serius, selain itu dalam adegan tetap ada adegan lucu Jongos dan Babu. Film ini adalah film Hindia yang berbahasa Belanda. Teapi film ini tidak sukses dan juga membuat Halimoen Film tutup.

Karena malaise, usaha perkebunan kecil milik Gelder (MH Scihilling) mengalami kemunduran, hingga untuk membiayai studi anak lelakinya Bob (Hugo de Roode), di Holland, Gelder jatuh ke tangan lintah darat. Nasib buruk ini masih ditambah lagi: Bob yang telah lulus dan akan kembali, mendadak meninggal. Henk Steveren (Henk Maschaup), teman studi Bob, berjanji membantu keluarga Gelder sesaat Bob akan meninggal. Henk kemudian tinggal di rumah Gelder dan kawin dengan Daisy Gelder (Daisy Diephuis), saudara Bob. Perkawinan ini gagal karena Daisy lebih suka dansa, hiburan, musik. Sebaliknya, Flora (Alice Heyman), kemenakan Henk, menaruh banyak perhatian pada Baby (Carl Schilling), anak Henk-Daisy. Daisy cemburu dan pergi ke Wijnkoopbai, Pelabuhan Ratu, untuk bunuh diri. Maka berlangsunglah perkawinan Henk-Flora. Ternyata Daisy tidak jadi bunuh diri. Ia kembali ke rumah. Perkawinan Henk-Flora pun jadi tidak syah. Flora kemudian mengabdikan diri pada gereja sebagai Zuster Theresia.

Film ini menggunakan bahasa Belanda, karena nampaknya diniatkan untuk penonton Belanda.

SINJO "TJO" MAIN DI FILM / 1931

 
 
 
Film pendek untuk mendongkrak film Indonesia Malaise. Film pendek tersebut dimaksudkan untuk menarik perharian orang Barat dan Indo agar mau menonton film Indonesia Malaise, dan juga orang Pribumi yang bisa bahasa Belanda/terpelajar. Tokoh Tjo sendiri adalah tokoh yang tolol di radio Bandung, yang selama ini penggemarnya hanya mendengar suaranya, sekarang bisa melihat sosok Tjo ini.

Orang Belanda sendiri sangat benci film ini karena tokoh Tjo dengan bahasa Belanda pasaran yang tolol, bego dan gila-gilaan itu ditonton oleh orang Pribumi dirasa mempermalukan orang Belanda. Sedangkan orang Pribumi sendiri senang dengan film ini.

Schilling setuju juga film Indonesia bisa menjadi daya tarik bagi penonton disaat mereka nonton film Barat, sesekali ingin melihat film Indonesia yang unik dan menarik, walau mutunya jauh beda dengan film Barat. Tetapi akan tetap di tonton orang karena ada rasa keinginan.