Tampilkan postingan dengan label RHOMA IRAMA 1977-1993. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label RHOMA IRAMA 1977-1993. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 Desember 2009

RHOMA IRAMA 1977-1993

RHOMA IRAMA


Kenapa saya menggabungkan Rhoma Irama ke dalam Legend?
Banyak faktor yang membuat Rhoma Irama sangat menarik, pertama adalah musik Dangdutnya yang membawa kebajikan, selayaknya lagu-lagu islami yang bukan berirama gambus ketimur tengahan, karena irama itu seringkali menyuarakan kebajikan. Tetapi musik Dangdutnya malah menyuarakan kebajikan. Sangat beda dengan penyanyi dangdut lainnya saat itu yang sangat kental dengan irama India dan keindia-indiaan, yang sejumlah liriknya adalah cinta dan tariannya menjurus ke arah sexy.

Rhoma malah lain, dia mencampur unsur rock dan dangdut kedalam musiknya dengan lirik kebajikan. Walaupun ada cinta, tetapi cinta yang bukan melankolisme...tetapi cinta dengan perjuangan.

Banyak musisi atau penyanyi yang main dalam film, termasuk Bing Slamet, Benyamin dan lainnya. Tetapi sangat sedikit penyanyi menjadi pemain dan sekaligus komposer musik. Film-film Rhoma diangkat dari musik dan lirik lagunya. Sudah pasti akan mengarah pada film musikal.


Raden Oma Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama (lahir di Tasikmalaya, 11 Desember 1946; umur 62 tahun) adalah musisi dangdut dari Indonesia yang berjulukan "Raja Dangdut".

Pada tahun tujuh puluhan, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.

Berdasarkan data penjualan kaset, dan jumlah penonton film- film yang dibintanginya, penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10% penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984. "Tak ada jenis kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas", tulis majalah TEMPO, 30 Juni 1984. Sementara itu, Rhoma sendiri bilang, "Saya takut publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh."

Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa. Rhoma Irama bukan hanya tampil di dalam negeri tapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia. Sering dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut musik Rhoma adalah musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama Melayu.

Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaharu musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung. Menurut Achmad Albar, penyanyi rock Indonesia, "Rhoma pionir. Pintar mengawinkan orkes Melayu dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik pop, India, dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita rasa yang berbeda.

Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain. "Mustahil mengadakan panggung dangdut tanpa menampilkan lagu Bang Rhoma, karena semua menyukai lagu Rhoma," begitu tanggapan beberapa penyanyi dangdut dalam suatu acara TV.

Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku. Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar, misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta. Tetapi, "Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset," kata Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film. Hasil film disumbangkan untuk, antara lain, masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.

Ia juga terlibat dalam dunia politik. Di masa awal Orde Baru, ia sempat menjadi maskot penting PPP, setelah terus dimusuhi oleh Pemerintah Orde baru karena menolak untuk bergabung dengan Golkar. Rhoma Sempat tidak aktif berpolitik untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Pada pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS.

Rhoma Irama sempat kuliah di Universitas 17 Agustus Jakarta, tetapi tidak menyelesaikannya. "Ternyata belajar di luar lebih asyik dan menantang," katanya suatu saat. Ia sendiri mengatakan bahwa ia banyak menjadi rujukan penelitian ada kurang lebih 7 skripsi tentang musiknya telah dihasilkan. Selain itu, peneliti asing juga kerap menjadikannya sebagai objek penelitian seperti William H. Frederick, doktor sosiologi Universitas Ohio, AS yang meneliti tentang kekuatan popularitas serta pengaruh Rhoma Irama pada masyarakat.

Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari American University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar negeri. Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh pemerintah negara bagian Hawaii.

Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama karirnya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan 685 buah lagu dan bermain di lebih 10 film.

Pada tanggal 11 Desember 2007, Rhoma merayakan ulang tahunnya yang ke 61 yang juga merupakan perayaan ultah pertama kali sejak dari orok, sekaligus pertanda peluncuran website pribadinya, rajadangdut.com.

RHOMA dan DUNIA FILM
1. Cinta Segi Tiga
Sutradara: Yung Indrajaya
Pemain: Rhoma Irama, Ricca Rachim, El Malik, Ade Irawan
Produksi: PT Naviri Film Production (Dharmawan Susanto) tehun 1979
Kakak-adik Rhoma dan Dendy sangat rukun. Rhoma sukses sebagai musisi, Dendy menjadi insinyur yang berhasil. Tanpa sepengetahuan keluarga, Rhoma berpacaran dengan Rika, putri sahabat ayahnya. Suatu hari ayah Rhoma melamar Rika untuk Dendy, padahal Rika mengira lamaran itu untuk Rhoma sehingga tanpa ragu menerimanya.

Rhoma yang sedang tour show ke berbagai daerah gembira mendengar kabar rencana pernikahan kakaknya. Tak sabar, dia ingin pulang sejenak menyaksikan kebahagiaan sang kakak. Tapi dalam suatu konsernya, Rhoma mengalami kecelakaan, yaitu matanya terkena sabetan senar gitarnya yang putus dan mengakibatkan matanya buta. Saat bertemu Dendy-Rika, Rhoma bahkan tak mengenali suara kekasihnya yang mengganti nama menjadi Mira. Baru setelah kebutaannya sembuh, Rika tak kuasa menyaksikan keterkejutan Rhoma. Dia lari dan tewas tertabrak mobil.

2. MENGGAPAI MATAHARI
Sutradara : Nurhadie Irawan
Pemain : Rhoma Irama, Yatie Octavia, Budi Moccalam, Ikang Fawzi, Rani Soraya
Produksi : PT Firman Abadi Film (Budhi Sutrisno) tahun 1986
Rhoma bersama Kartika kekasihnya tertimpa musibah menabrak seorang wanita hingga tewas. Ternyata wanita itu adik rocker ternama yang sudah lama memendam benci kepada Rhoma. Bendera perang pun ditabuh sang rocker untuk permusuhan berkepanjangan.

3. MENGGAPAI MATAHARI II
Sutradara : Nurhadie Irawan
Pemain : Rhoma Irama, Yatie Octavia, Ikang Fawzi, Budi Moccalam, Rani Soraya
Produksi : PT Firman Abadi Film (Budhi Sutrisno) tahun 1986
Kelanjutan film sebelumnya tentang permusuhan musisi Dangdut dan Rock. Meskipun Rhoma telah masuk penjara, Benny Compo belum puas untuk menghancur leburkan grup musik Rhoma. Soneta Group kocar-kacir sementara band hingar-bingar Benny merajalela menghantui masyarakat. Setelah Rhoma keluar dari penjara, persaingan kembali berlanjut. Permusuhan mereka akhirnya diadu lewat kehandalan di atas pentas sepanggung. Rhoma dan Soneta Group-nya dengan Benny dengan grup kerasnya.

4. NADA-NADA RINDU
Sutradara : Muchlis Raya
Pemain : Rhoma Irama, Camelia Malik, Dana Christina, Piet Pagau, S. Bono, Anton Indracaya
Produksi : PT Firman Mercu Alam Film (Budhi Sutrisno) tahun 1987
Rhoma-Mia benar-benar membuat Ramlan, sesama penyanyi yang juga mencintai Mia sakit hati hingga ingin berbuat licik. Awalnya ia tawarkan ke produsernya, Niko untuk menarik Mia dari perusahaan rekaman saingannya. Niko pun setuju. Ramlan mengatur siasat merusak Rhoma dari masyarakat maupun pacarnya. Dengan mengumpan Maya, pacar Ramlan yang kecanduan narkotika, Maya disuruh memasukkan obat bius ke dalam minuman Rhoma. Saat Rhoma terlelap, Maya dan Rhoma dipotret di tempat tidur lalu menyebarkannya ke media massa. Maya ditarik ke perusahaan Niko dan membuat pementasan sendiri, tapi Ramlan yang berkesempatan bersama Mia berusaha memperkosanya. Tindakan ini kepergok Maya yang marah dan membuka topeng kejahatan Ramlan di depan Mia. Ramlan mengancam mereka untuk tutup mulut.

Rhoma yang terpukul memilih menyepi ke tempat gurunya. Rhoma disarankan mengganti nama dan memulai kembali dari bawah. Dia melamar ke Niko sebagai Zulfikar dan diterima untuk diduetkan dengan Mia. Ramlan kembali cemburu dan menghajar Rhoma, tapi Rhoma sanggup mengatasinya dan Mia membuka rahasia Ramlan.

5. BUNGA DESA
Sutradara : A Rachman
Pemain : Rhoma Irama, Jaja Mihardja, Marissa Hosbach, Mang Udel, Ida Iasha
Produksi : PT Firman Mercu Alama (Lukman Susanto) tahun 1988
Rhoma mencoba mengangkat Ratna dari kelamnya kehidupan sebagai seorang pelacur. Tapi germo yang memperkerjakan Ratna sebagai primadona tak merelakannya. Dengan tangan-tangan anak buahnya, mereka menghambat maksud baik Rhoma. Dalam satu perkelahian, Ratna tertusuk pisau. Rhoma terguncang hingga dianjurkan beristirahat di desa. Di desa Rhoma menemukan gadis cantik, Sumi yang dicintainya. Akan tetapi ada pihak yang membenci dan mengguyur Sumi dengan asam belerang sehingga wajah cantiknya rusak berat. Rhoma patah arang dan kembali ke kota, tapi dia terkesima melihat ada sosok yang mirip Ratna dan Sumi.

6. JAKA SWARA
Sutradara : Lilik Sudjio
Pemain : Rhoma Irama, Camelia Malik, Gino Makasutji, Ade Irawan
Produksi : PT Firman Mercu Alam Film (Budhi Sutrisno) tahun 1990
Jaka Swara menyimpan dendam. Di depan matanya, ayah dan keluarganya dibantai seorang keturunan Portugis yang menguasai sebuah daerah terpencil. Rhoma yang selamat lalu belajar keras ilmu bela diri untuk menuntut balas.

Ketika dirasa kemampuannya sudah cukup, ia menemui John da Costa. Rhoma menemukan Fatma sedang disandera kelompok John. Nafsu semakin membara untuk menumpas kelompok jahat ini. Kali ini Rhoma tampil agak berbeda dan filmnya cenderung menjadi film laga. Seperti biasa, lagu-lagu baru Rhoma ditampilkan.

7. NADA DAN DAKWAH
Sutradara : Chaerul Umamt
Pemain : Rhoma Irama, Ida Iasha, Zaenuddin MZ, Deddy Mizwar, Nany Wijaya
Produksi : PT Bola Dunia Film (Hasrat Djoeir) tahun 1991
Warga desa Pandanwangi resah karena tanahnya bakal digusur untuk keperluan bisnis konglomerat Bustomi. Konflik antara warga dengan para antek konglomerat terus terjadi dan mulai meluas dengan munculnya godaan moral berupa tempat minum-minum dan bilyar.

Pemimpin pesantren H. Murad dengan dibantu Rhoma berusaha menyadarkan warga untuk tidak tergoda syetan dan menjual tanahnya. Munculnya ulama kharismatik Zaenuddin MZ. menjernihkan suasana, bahkan sang Kyai juga menyadarkan sang konglomerat.

Lewat film ini meski tidak laris sebagai tontonan, namun menghasilkan Piala Citra FFI 1992 untuk katagori cerita dan suara. Masuk unggulan untuk film, sutradara, pemeran utama (Rhoma Irama), pemeran pembantu pria (KH. Zaenuddin MZ) tapi sang Kyai mundur karena keberatan umat kepada Sang Kyai Sejuta Umat itu yang bermain film. Terpuji untuk skenario, sutradara, aktor (Deddy Mizwar) pada Festival Film Bandung (FFB) 1993.

8. TABIR BIRU
Sutradara : Muchlis Raya
Pemain : Rhoma Irama, Ida Iasha, Rani Soraya, Le Roy Oesman, Ida Leman, Ria Irawan
Produksi : PT Bola Dunia Film (Hasrat Djoeir) tahun 1993
Petualangan Rhoma Irama menemukan gadis muda dipaksa kelompok Santos menjadi pemain film porno. Rhoma berhasil menyelamatkan Maya. Namun keberhasilan itu justru merusak hubungan rumah tangganya. Istrinya salah paham dan cemburu. Rhoma juga sempat diculik Santos dan kawan-kawan untuk menjadi pasangan dalam video porno bersama Maya. Tapi dengan segenap kekuatan Rhoma berhasil menggulung sindikat Santos dan kawan-kawan.

9. MELODY CINTA RHOMA IRAMA
Sutradara : Muchlis Raya
Pemain : Rhoma Irama, Ricca Rachim, Soultan Saladin, Rita Sugiarto
Produksi : PT Rhoma Irama Film (Rhoma Irama) tahun 1980
Percintaan Rhoma mendapatkan persaingan dari pomade lain yang juga menginginkan kekasihnya. Berbagai ujian dan percobaan pembunuhan terhadap Rhoma dilaluinya. Sebagai musisi, Rhoma terus mengobarkan bidang musiknya dan akhirnya dia berhasil menyingkirkan semua halangan.

10. PERJUANGAN DAN DOA
Sutradara : Maman Firmansjah
Pemain : Rhoma Irama, Ricca Rachim, Chitra Dewi, WD Mochtar, Soultan Saladin, Rita Sugiarto
Produksi : PT Rhoma Irama Film (Rhoma Irama) tahun 1980.

Perjuangan Rhoma Irama dengan Soneta Group menjadi Sound of Moslem ke berbagai daerah bukan saja disambut meriah, tetapi juga banyak yang menentang. Ia dituding mengomersilkan agama. Adanya tentangan semakin memacu Rhoma berjuang keras menunjukkan manfaat dakwah melalui musiknya. Dia menginsyafkan teman-temannya dari mabuk-mabukan dan main perempuan. Begitu juga dengan calon mertuanya yang pemabuk dan nyaris memperkosa anak gadisnya sendiri. Calon mertua itu bisa disadarkan dan menjadi insyaf. Rhoma juga meyakinkan kepada perguruan dakwah, bahwa musik bisa menjadi sarana dakwah yang efektif.

11. BADAI DI AWAL BAHAGIA
Sutradara : Muchlis Raya
Pemain : Rhoma Irama, Ricca Rachim, Muni Cader, Soultan Saladin, Desy Linasari
Produksi : PT Naviri Film Productions (Dharmawan Susanto) tahun 1981
Kebahagiaan saat berjalan-jalan bersama istrinya, Rhoma menyaksikan aksi perampokan. Melalui radio dari mobilnya, Rhoma mengontak polisi dan melawan aksi perampokan tersebut. Tak lama polisi tiba dan meringkus penjahat. Sindikat perampok marah terhadap Rhoma dan menculik anak Rhoma untuk meminta tebusan. Rhoma tak melapor polisi karena khawatir keselamatan anaknya. Dia membawa sendiri uang tebusan yang dianggap kurang oleh para perampok. Para penculik memaksa Rhoma merampok bank, akibatnya masyarakat kaget atas aksi perampokan idola musik ini sehingga mengecapnya sebagai biang aksi perampokan. Rhoma marah dan bekerja sama dengan polisi menumpas para sindikat perampokan sekaligus membersihkan namanya dari fitnah.

12.PENGABDIAN
Sutradara : Maman Firmansjah
Pemain : Rhoma Irama, Ricca Rachim, Chintami Atmanegara, Mieke Wijaya
Produksi : PT Naviri Film Productions (Dharmawan Susanto) tahun 1984
Rhoma yang terlalu sibuk dengan urusan musiknya membuat istrinya mengalami tekanan batin. Ani tak pernah menunjukkan tekanan batinnya hingga menderita kebutaan. Menyadari kondisi istrinya, Rhoma alih profesi dan menyepi dengan menjadi peternak di desa. Tapi persoalan tak berhenti, tentangan muncul dari kurang pengetahuannya atas peternakan. Begitu juga peternakan terdekatnya yang merasa bakal tersaing. Perselisihan hingga pertarungan tak terhindarkan, keluarga Rhoma menjadi tak tenteram. Rhoma akhirnya memutuskan kembali ke dunia musik di Jakarta.

13. KEMILAU CINTA DI LANGIT JINGGA
Sutradara : Muchlis Raya
Pemain : Rhoma Irama, Yatie Octavia, Netty Hade, Nina Anwar, Hendra Cipta, Harun Syarief
Produksi : PT Firman Abadi Film ( Budhi Sutrisno) tahun 1985

Rhoma dan Pacarnya, Aida dikontrak untuk main film oleh Leo dan anteknya, Richard. Leo dan Richard ternyata mempunyai maksud lain karena bisnis film sesungguhnya cuma untuk menutupi kejahatan yang dilakukan. Richard sangat mencintai Aida sehingga pada satu adegan syuting, Rhoma ditusuk sungguh-sungguh. Saat Rhoma masuk rumah sakit, disusunlah skenario mengalihkan Aida ke pangkuan Richard. Dimunculkan Rhoma palsu yang sesungguhnya bernama Imron dengan kekasih Nina. Saat sembuh Rhoma muncul sebagai Imron lalu menyadarkan Nina dari dunia pelacuran. Melalui pertarungan dan strategi, Rhoma akhirnya bisa membuka tabir kepalsuan Leo dan kawan-kawan serta mengembalikan Aida ke pelukannya.

14. CAMELIA
Sutradara : Yung Indrajaya
Pemain : Rhoma Irama, Ricca Rachim, Joice Erna, Marlia Hardy
Produksi : PT Naviri Film Productions (Dharmawan Susanto) tahun 1979
Saat mencari ilham, Rhoma mendapatkan seorang gadis putus asa dan akan bunuh diri. Sang gadis tak tahan atas tekanan ibu tirinya dan dituduh mencuri berlian. Rhoma membawanya pulang dan menyamarkannya dengan pakaian lelaki agar ibunya mengizinkan Camelia bersama mereka. Penyamaran Camelia ketahuan ibunya sehingga diusir. Rhoma meyakinkan ibunya untuk kembali mengajak Camelia ke rumahnya. Camelia yang terusir dibujuk kawan-kawan ibunya untuk menjadi penghuni rumah bordil, tapi di rumah bordil dia melihat ibu tirinya. Camelia berhasil lari dan menemui Rhoma. Peristiwa ini dilaporkan kepada ayah Camelia dan polisi hingga penggerebekan dilakukan dan ibu tiri Camelia dibawa polisi.

15. RAJA DANGDUT
Sutradara : Maman Firmansjah
Pemain : Rhoma Irama, Ida Royani, Netty Herawaty, Marlia Hardy
Produksi : PT Cipta Permai Indah Film (Lucy Sukardi) tahun 1978
Sebagai musisi sukses, Rhoma kepincut penggemarnya Ida, anak seorang tukang gado-gado miskin. Ibunda Rhoma tak menerima, dia telah menjodohkannya dengan gadis modern dari keluarga ningrat, Mira. Ibunda Rhoma bersama Mira terus berusaha dengan mencemooh Ida dan juga meminta bantuan dukun, tapi Rhoma bergeming. Sikap Mira berubah setelah Ida menolongnya saat kecelakaan, sejak itu pernikahan Rhoma-Ida menjadi mulus.

16. BEGADANG
Sutradara : Maman Firmansjah
Pemain : Rhoma Irama, Yatie Octavia, Chitra Dewi, Ade Irawan, Soekarno M Noor
Produksi : PT Hanna International Film (Zainal Abidin) tahun 1978
Warung di sebuah kampung menjadi tempat berkumpul anak-anak muda pengangguran. Setiap malam ada saja yang berjudi atau genjrang-genjreng bermusik. Rhoma menjadi salah di antaranya yang sering menyenandungkan lagu-lagunya. Padahal tak jauh dari rumah itu orang tua Ani dan orang tua Herry merasa terganggu. Atas saran seorang teman, Rhoma masuk studio rekaman dan berhasil, nasib pun berubah sehingga Rhoma berani serius berpacaran dengan Ani. Tapi Herry yang anak seorang hakim, juga naksir Ani dan bersama teman-teman berjudinya memfitnah Rhoma telah membunuh seorang hostes. Rhoma masuk penjara hingga kemudian terbuka siapa pembunuh sesungguhnya. Rhoma dibebaskan dan melanjutkan hubungan dengan Ani. Film ini merupakan lanjutan sukses album Begadang yang semakin melambungkan Rhoma Irama, Soneta dan Elvy Sukaesih.

17. OMA IRAMA BERKELANA
Sutradara : Yung Indrajaya
Pemain : Rhoma Irama, Yatie Octavia, Rachmat Hidayat, Soekarno M. Noor, Chitra Dewi, Ade Irawan
Produksi : PT Naviri Film Productions (Dharmawan Susanto) tahun 1978
Sebagai anak orang kaya di Bandung, Rhoma diminta ayahnya melanjutkan sekolah dan tak lagi menyentuh dunia musik. Tapi Rhoma kuliah sambil bermusik yang menyebabkan ayahnya marah dan mengusirnya. Rhoma ke Jakarta, bergaul dengan para pengamen jalanan dengan nama samaran Budi. Saat seorang temannya sakit keras, Rhoma pulang dan meminta bantuan ayahnya untuk pengobatan temannya tapi ditolak. Budi balik ke Jakarta dan menjambret tas Ani. Ia berhasil menguras uangnya untuk pengobatan tapi temannya tak tertolong. Rhoma mengembalikan surat-surat berharga kepada Ani, sehingga gadis ini beserta keluarganya simpati. Budi dijadikan sopir untuk Ani hingga tumbuh benih-benih cinta. Di lain sisi ayah Rhoma yang atasan ayah Ani akan melamar Ani untuk anaknya. Ani menolak karena sudah kadung mencintai Budi. Budi alias Rhoma diusir, dia berkelana lagi.

18. OMA IRAMA BERKELANA II
Sutradara : Yung Indrajaya.
Pemain : Rhoma Irama, Yatie Octavia, Rachmat Hidayat, Soekarno M. Noor, Chitra Dewi, Ade Irawan
Produksi : PT Naviri Film Productions (Dharmawan Susanto) tahun 1978
Budi yang diusir ditemukan kawan-kawan lamanya terluka tertabrak motor. Kawan-kawan membawanya ke pondokan dan merawatnya. Ani yang terus mencari Budi berjumpa kawan-kawan dan mendapatkan pondokan Budi, percintaan pun berlanjut. Surya curiga dan menemui Ani di pondokan Budi, Ani dibawa pulang dan tak boleh bertemu Budi lagi. Budi mengajak kawan-kawannya bekerja apa saja, ada yang mengemis, menjual Koran, kuli bangunan dan Budi sendiri menjadi sopir taksi. Budi menyamar sebagai guru piano menemui kekasihnya yang dianjurkan belajar piano oleh orang tuanya. Seorang penumpang taksi tertarik suara Rhoma saat menyanyi-nyanyi kecil, lantas memberinya peralatan musik sehingga terbentuklah Soneta yang menjadi popular. Keluarga Rhoma melihat sukses itu lewat berita dan gambar media massa dan meminta Surya mencarinya. Ternyata, Rhoma yang akan dikawinkan dengan Ani juga bernama Budi.

19. OMA IRAMA PENASARAN
Sutradara : A Harris
Pemain : Oma Irama, Yatie Octavia, Aminah Cendrakasih, A Hamid Arief, Netty Herawati, Maruli Sitompul, Aedy Moward
Produksi : PT Sjam Studio Film Production (Jackson) tahun 1976
Penyanyi Dangdut (Oma) pacaran dengan anak pemilik perkebunan (Ani). Ayahnya menentang. Oma ke Jakarta, setelah melewati berbagai rintangan akhirnya sukses sebagai super star. Ani minggat dari rumah sehingga merepotkan orang tua.

20. GITAR TUA OMA IRAMA
Sutradara : Maman Firmansjah
Pemain : Oma Irama, Yatie Octavia, Aminah Cendrakasih, Netty Herawati, Kelly Kalyubi, A. Hamid Arief
Produksi : PT Sjam Studio Film Productions (Sjamsuddin) tahun 1977
Rencana perkawinan Oma-Ani terganggu kehadiran Ir. Dana, pimpinan perkebunan tempat ayah Ani bekerja. Ayah Ani berhasrat mengawinkan putrinya itu dengan Dana yang memang jatuh cinta pada Ani. Tapi Ani hanya cinta Oma. Oma yang sibuk ternyata tak datang saat ulang tahun Ani, hingga dia menyusul ke studio di Jakarta. Alangkah kecewanya Ani menyaksikan Oma tengah membujuk pasangan menyanyi, Shanty yang ngambek saat rekaman. Ani pulang dan menerima pinangan Dana. Oma kaget menerima surat undangan, lalu menemuinya saat resepsi. Pertengkaran terjadi akhirnya diketahui masalahnya, surat-surat Ani selalu ditahan ayahnya sedang surat Oma ditahan Shanty yang diam-diam mencintainya. Ani jatuh pingsan dan hanya Oma yang bisa menyadarkannya. Dana lalu menyadari cinta Ani sesungguhnya hanya kepada Oma.

21. DARAH MUDA
Sutradara : Maman Firmansjah
Pemain : Rhoma Irama, Yatie Octavia, Ucok AKA
Produksi : PT Sjam Studio Film Productions (Sjamsuddin) tahun 1977
Perbedaan Rhoma Ricky dalam bermusik dan cara hidup mengakibatkan persaingan tajam. Rhoma mengembangkan musik Dangdut dan sikap saleh, sedang Ricky hidup bebas dengan musik Rock. Ricky yang jago tinju panas mendengar Soneta sukses pentas di Jakarta. Ani, vokalis Apache mulai bosan mabuk-mabukan dan menyukai Rhoma. Ricky dan kawan-kawan menghajar Rhoma agar tidak bisa bermusik lagi. Rhoma berguru dan berobat ke dusun terpencil hingga sembuh, saat kembali menyaksikan Ani diperkosa Ricky. Rhoma murka dan menghantam Ricky dan kawan-kawan.

22. PENGORBANAN
Produser : Benny Muharram
Pemain : Rhoma Irama, Ricca Rachim, Yati Ocktavia, Edward Bahar, A. Hamid Arief, Aminah Cendrakasih
Izin Produksi : 027/SIP/FCN/DPF-II/1982
Setelah berhasil melepaskan Ani dari Dana, ternyata Rhoma tidak langsung menikahinya. Rhoma malah berpacaran dengan Ricca yang tak lain adalah sahabat Ani. Hingga mereka bertiga bertemu di pesta ulang tahun Ani. Rhoma dan Ani berusaha menutupi kisah cinta mereka di hadapan Ricca.

Suatu hari mereka bertiga pergi berburu ke hutan. Tenyata di hutan yang mereka tuju merupakan sarang Dana dan kawan-kawannya yang sering melakukan kejahatan. Anak buah Dana berhasil menangkap Ani. Sementara Ricca mencari bantuan polisi, sedagkan Rhoma berusaha menyelamatkannya sendirian. Karena banyak orang, akhirnya Dana dapat menangkap Rhoma. Tapi akhirnya Rhoma dapat meloloskan diri dan dalam pengejaran Rhoma terlibat perkelahian dengan Dana. Perkelahian tersebut Dana tewas.

Suatu ketika Ricca mendengar percakapan antara Rhoma dan Ani tentang hubungan mereka berdua. Akhirnya, Ricca memutuskan pergi ke luar negeri untuk belajar demi mereka berdua agar dapat menjalin cinta lagi

Rhoma Irama lahir tanggal 11 Desember 1947, hari ini tepat 72 silam. Sosok bernama asli Raden Haji Oma Irama dikenal luas sebagai legenda hidup musik dangdut di tanah air. Rhoma juga pernah membintangi berbagai judul film. Gelar raja dangdut pun disematkan kepada pria kelahiran Tasikmalaya ini. Dalam perjalanan kehidupannya, Rhoma Irama mulai terjun ke kancah politik, sejak zaman Orde Baru. Dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Golkar, hingga kemudian mendirikan sekaligus memimpin Partai Islam Damai Aman (Idaman). Inilah jejak kisah Rhoma Irama, Sang Raja Dangdut yang juga sosok politisi ulung. 1946 Kelahiran Raden Oma Raden Haji Oma Irama atau yang kemudian dikenal dengan nama Rhoma Irama lahir pada 11 Desember 1946 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia merupakan putra dari pasangan Raden Irama Burdah Anggawirya dan Tuti Juariah.

1970 Membentuk Soneta Group Pada bulan Desember 1970, Rhoma Irama mendirikan grup musik dangdut yang ia namai Soneta Group. Pada Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" dengan tujuan agar musik Melayu bisa dipadukan dengan aliran musik lainnya. Inilah yang lantas membuat setiap lagu Rhoma Irama memiliki cita-rasa yang berbeda.

1972 Mempersunting Veronica Tahun 1972, Rhoma Irama menikahi seorang wanita bernama Veronica Agustina. Sebelum menikah, Veronica menjadi mualaf. Pasangan ini dikaruniai 3 orang anak, yakni: Debby Verama Sari, Fikri Rhoma Irama, dan Romy Syahrial. Sayangnya, Rhoma bercerai dengan Veronica pada Mei 1985.

1977 Bintang Film Rhoma terjun ke dunia akting sejak 1977 lewat film Jakarta Jakarta. Menyusul kemudian film Salah Kamar (1978), Wadam (1978), Bayang-Bayang Kelabu (1979), Cinta Camelia (1979), Melodi Cinta Rhoma Irama (1980), Perjuangan dan Doa (1980), Sekuntum Mawar Putih (1981), Badai di Awal Bahagia (1981), Sebuah Pengorbanan (1982), Satria Bergitar (1983), Pengabdian (1984), Sunan Gunung Jati (1985), dan lainnya.

1977 Diancam Orde Baru Pada 1977 pula, Rhoma jadi juru kampanye untuk PPP kendati hanya sebagai simpatisan. Kala itu suara PPP di Jakarta mampu mengalahkan Golkar yang didukung penuh rezim Orde Baru. Periode 1970-1980 juga menjadi masa-masa rawan bagi Rhoma. Ia sering mendapatkan ancaman karena lagu-lagunya kerap mengkritisi pemerintah. Selain itu, Rhoma juga dilarang tampil di TVRI.

1984 Menikah Lagi Tahun 1984, Rhoma Irama menikahi Ricca Sukardi atau Ricca Rachim yang berusia 10 tahun lebih muda darinya. Sebelumnya Rhoma sempat beberapa kali terlibat dalam film bersama Ricca, yakni Melodi Cinta, Badai di Awal Bahagia, Camelia, Cinta Segitiga, Pengabdian, Pengorbanan, dan Satria Bergitar. Setelah menikah dengan Rhoma, Ricca mundur dari dunia hiburan.

1985 Raja Musik ASEAN Majalah Asia Week edisi XVI yang terbit pada bulan Agustus 1985, menyebutkan Rhoma Irama sebagai Raja Musik Asia Tenggara. Gelar tersebut disematkan setelah liputan tentang pertunjukan konser Soneta Group yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia.

1992 The Indonesian Rocker Majalah Entertainment edisi Februari 1992 menyebut Rhoma Irama sebagai The Indonesian Rocker. Sorotan dari majalah khusus dunia hiburan yang berbasis di Amerika tersebut, seakan menjadi tanda bahwa Rhoma Irama telah diakui secara internasional.

1993 Masuk MPR Rhoma Irama tercatat sebagai anggota MPR sebagai utusan golongan hingga 1997.

1994 Go Internasional April 1994, Rhoma Irama menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan musik Life Record di Jepang. Lewat kesepakatan tersebut, 200 judul lagu milik Rhoma akan direkam ulang ke dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang, dengan tujuan untuk menyasar pasar internasional.

1996 Gabung Golkar Rhoma Irama aktif menjadi juru kampanye Golkar menjelang Pemilu 1997. Keputusan ini tentu saja mengejutkan para pendukungnya.

Menurut Denny Sakrie, Soneta berkibar lewat lagu "Begadang" (1973) yang direkam Yukawi record. “Akibat yang nyata (dari lagu tersebut), irama Melayu memperoleh predikat yang yaitu dangdut—sebuah istilah yang dirujuk dari efek suara kendang yang menjadikan irama ini memiliki ciri khas karena mengundang orang untuk bergoyang.”

Lagu-lagu yang dibuat Rhoma Irama, adalah tonggak sejarah penting bagi musik dangdut di Indonesia. Juga terkait dengan musik melayu juga. Para ahli macam Khrisna Sen dan David Hill dalam Media, Culture and Politics (2000) juga Marle Ricklefs dalam Mengislamkan Jawa (2013) menyebut nama Rhoma sebagai orang penting dalam musik Indonesia di buku-buku mereka.

“Dia mentrasformasikan orkes Melayu gaya lama dan memadukannya dengan gaya ritmis khas lagu-lagu dalam film India, yang populer di antara audiens kelas pekerja urban, menjadi dangdut yang berirama rancak, dan diterima oleh segala lapisan masyarakat dan didukung oleh menteri-menteri dalam kabinet, tulis Khrisna Sen dan David Hill dikutip oleh Ricklefs dalam Mengislamkan Jawa.

Rhoma Irama dikenal sering “ melakukan eksplorasi dalam membentuk warna musiknya. Terutama perjuangan untuk memodifikasi bahwa dangdut tak sekedar liukan seruling berimbuh tabuhan gendang belaka. Toch seperti halnya genre musik lain, sebut saja jazz misalnya, dangdut pun toleran terhadap suntikan genre musik lain. Rhoma pun melakukan banyak eksperimen yang memperkaya musik dangdut sendiri,” tulis Denny Sakrie.

Di atas panggung, Rhoma biasa tampil dengan pakaian mirip Elvis Presley. Dia tak pegang mikropon belaka seperti A Rafiq. Rhoma selalu bersama gitar. Dia sering tampil dengan gitar patah tanpa kepalanya. Terkait dirinya dengan gitar patahnya yang khas, lewat filmnya Satria Bergitar (1984), dia seolah mendaulat diri sebagai Satria Bergitar.

Bertepatan dengan jayanya Soneta, dari Inggris band rock raksasa Deep Purple juga sedang jaya. Deep Purple pernah diperkuat gitaris sohor Ritchie Blackmore. Permainan gitar Rhoma, terpengaruh Ritchie Blackmore. Lagu Soneta yang berjudul Ghibah dianggap mirip Child in the Time milik Deep Purple.

Menurut William H. Frederick, doktor sosiologi Universitas Ohio Amerika Serikat dalam Rhoma Irama and the Dangdut Style: Aspects of Contemporary Indonesian Popular Culture (1982), Rhoma Irama adalah musisi yang sangat cerdas. Baginya Rhoma bukan sekadar superstar, namun benar-benar ikon massa yang sanggup menautkan kelompok elit dan rakyat kecil.

Selain identik dengan gitar patah tanpa kepala, Rhoma Irama dalam lagunya selalu menyisipkan dakwah. Selalu ada pesan moral dari musiknya yang membuat orang bergoyang itu.

Terkait ini, Denny Sakrie juga menulis, “pesan moral serta kritik sosial memang banyak ditemui dalam lirik lagukarya Rhoma Irama seperti Begadang, Darah Muda, Hak Azasi, Adu Domba, Rupiah, Judi dan masih sederet lagu lainnya. Muatan-muatan seperti inilah yang menjadikan sosok Rhoma Irama bukan lagi sebagai superstar yang berjubah arogansi dan segala prilaku rekayasa seperti yang kerap kali diperlihatkan pemusik pop dan rock kita,” tulis Denny Sakrie.

Kaum sekuler boleh saja tidak suka pesan-pesan dakwah penuh seruan moral dalam lirik-lirik Rhoma. Namun secara historis, lirik-lirik itu menjadi penting untuk mengartikulasikan kritik dan protes sosial kepada pemerintah Orde Baru yang sedang kuat-kuatnya berkuasa. Salah satu lagu Soneta yang berjudul "Hak Asasi Manusia" rupanya membuat jengkel Orde Baru.

Rhoma dicekal dari TVRI pada pertengahan 1980an karena lagu yang secara jelas membicarakan kekerasan negara terhadap rakyat. Deretan kekerasan Orde Baru memang memuncak pada dekade itu. Dari mulai horor penembakan misterius hingga Tragedi Tanjung Priok

Rhoma dan Soneta jelas berbahaya karena ia magnet bagi massa. Konser-konsernya berhasil menyedot massa yang tumpah ruah dan itu menjadi momen yang cukup efektif untuk melakukan kritik kepada Orde Baru.

Perlawanan Rhoma kepada Orde Baru ia perlihatkan dengan telanjang saat menjadi juru kampanye Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pemiu 1977 dan 1982. Pernah juga Rhoma dimusuhi Orde Baru karena sempat enggan bergabung ke partai kesayangan orde baru, Golongan Karya (Golkar).

Menurut Andrew M Weintraub, dalam Dangdut Stories: A Social and Musical History of Indonesia's Most Popular Music (2010), Rhoma pernah memelesetkan lagu "Begadang" dengan lirik "Menusuk boleh menusuk/ asal yang ada artinya/ Menusuk boleh menusuk/ asal Kabah yang ditusuk". Ka'bah merujuk simbol PPP.

Meski begitu, sikap Rhoma tidak statis dalam persoalan politik. Dia kemudian bersedia menjadi juru kampanye Golkar dan jadi Anggota Dewan wakil seniman di Golongan Karya (Golkar) pada 1993. Hingga kini, Rhoma terus bermusik dan berpolitik, berkat popularitasnya sebagai Raja Dangdut.

Selain lewat lagu-lagunya, Rhoma adalah superstar yang kondang lewat film-film musikalnya. Rhoma tampil sebagai aktor utama dalam film-filmnya. Ia selalu memerankan sosok si jago nyanyi yang berada di jalan yang benar. Sudah pasti ada muatan dakwah dalam filmnya.

Orang-orang pasti kenal film Darah Muda, Berkelana, Satria Bergitar, Nada dan Dakwah. Seperti film populer lain, ada akris-aktris cantik di zamannya, seperti Yati Octavia atau Rica Rachim atau yang lainnya lagi. Film-filmnya, selain terkandung cerita cinta ada pula ada adegan berantemnya.

Dan sudah pasti: Rhoma selalu menjadi pemenang di akhir cerita. Entah sampai kapan. Sebab tampaknya tak ada yang sanggup menggantikan sosoknya sebagai Sang Raja. Apa pun kata orang yang tak suka.

MELODI CINTA RHOMA IRAMA 1980 MACHLIS RAYA
Actor.Composer
NADA DAN DAKWAH 1991 CHAERUL UMAM
Actor
NADA-NADA RINDU 1987 MUCHLIS RAYA
Actor.Composer
BEGADANG 1978 MAMAN FIRMANSJAH
Actor.Composer
BUNGA DESA 1988 A. RACHMAN
Actor.Composer
MENGGAPAI MATAHARI 1986 NURHADIE IRAWAN
Actor.Composer
PENGABDIAN 1984 MAMAN FIRMANSJAH
Actor.Composer
BADAI DI AWAL BAHAGIA 1981 MUCHLIS RAYA
Actor.Composer
JAKA SWARA 1990 LILIK SUDJIO
Actor.Composer
GITAR TUA OMAR IRAMA 1977 MAMAN FIRMANSJAH
Composer
PERJUANGAN DAN DOA 1980 MAMAN FIRMANSJAH
Actor.Composer
PENGORBANAN 1982 MAMAN FIRMANSJAH
Actor.Composer
CINTA SEGI TIGA 1979 YUNG INDRAJAYA
Actor
MENGGAPAL MATAHARI II 1986 NURHADIE IRAWAN
Actor.Composer
RHOMA IRAMA BERKELANA I 1978 YUNG INDRAJAYA
Actor
RHOMA IRAMA BERKELANA II 1978 YUNG INDRAJAYA
Actor.Composer
CINTA KEMBAR 1984 LILIK SUDJIO
Actor
SATRIA BERGITAR 1983 NURHADIE IRAWAN
Actor.Composer
CAMELIA 1979 YUNG INDRAJAYA
Actor
DARAH MUDA 1977 MAMAN FIRMANSJAH
Actor.Composer
RAJA DANGDUT 1978 MAMAN FIRMANSJAH
Actor.Composer
TABIR BIRU 1993 MUCHLIS RAYA
Actor.



POSTERS