Tampilkan postingan dengan label SANDY SUWARDI HASSAN 1962-1993. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SANDY SUWARDI HASSAN 1962-1993. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 Juli 2012

SANDY SUWARDI HASSAN / 1962-1993

 

Lahir Jumat, 22 Maret 1929 di Lampung. Meninggal dunia Sabtu, 03 Pebruari 1996 di Jakarta. Pendidikan : SMA (tidak selesai) Aktor yang biasanya membawakan peran kasar ini, pernah merasakan kerja jadi kenek dan montir keliling. Gemblengan langsung dari Usmar Ismail ini mulai terjun ke film dengan jadi figuran dalam Djanjiku (1956). Merebut gelar Mr. Romeo, lalu punya saham dalam filmnya (sebagai pemain), Anak Perawan Disarang Penyamun (1962, Perfini.) Baru pada tahun 1970 ia buat perusahaan sendiri, Indonesia Film Production. Dalam Rakit memang tidak main, tetapi memegang 4 jabatan, produser, sutradara, pengarang cerita dan penulis skenario. Lewat Serayu Agung Jaya sempat merasakan nikmat komersial lewat Ratapan Anak Tiri (1973). Lewat film tersebut juga melejitkan nama anaknya, Faradilla Sandy. Setelah menyutradarai Krakatau (1977), ia menghilang sebentar lalu kembali lagi untuk menyutradarai Ratapan Anak Tiri II (1980). Dan untuk yang kedua kalinya menghilang lagi untuk bermukim di Sukabumi setelah menyutradarai Pengantin Remaja II (1982). Kembali lagi untuk buat film dengan produksi sendiri, Sandy Film, yang berjudul Kembali Lagi (1993).
 
 
DJAMPANG MENCARI NAGA HITAM 1968 LILIK SUDJIO
Actor
DJAMPANG 1968 LILIK SUDJIO
Actor
PELANGI DI LANGIT SINGOSARI 1972 ISHAK SUHAYA
Actor
TIMANG-TIMANG ANAKKU SAYANG 1973 SANDY SUWARDI HASSAN
Director
NILA DI GAUN PUTIH 1981 SANDY SUWARDI HASSAN
Director
APA SALAHKU 1976 SANDY SUWARDI HASSAN
Director
SI PITUNG 1970 NAWI ISMAIL
Actor
LAKI-LAKI TAK BERNAMA 1969 WIM UMBOH
Actor
KEMBALI LAGI 1993 SANDY SUWARDI HASSAN
Director
PEMBALASAN SI PITUNG 1977 NAWI ISMAIL
Actor
MANA YANG BENAR 1977 SANDY SUWARDI HASSAN
Director
DI BALIK KELAMBU 1983 TEGUH KARYA
Actor
RATAPAN SI MISKIN 1974 SANDY SUWARDI HASSAN
Director
RATAPAN DAN RINTIHAN 1974 SANDY SUWARDI HASSAN
Director
RATAPAN ANAK TIRI III 1990 SANDY SUWARDI HASSAN
Director
RATAPAN ANAK TIRI II 1980 SANDY SUWARDI HASSAN
Director Composer
RATAPAN ANAK TIRI 1974 SANDY SUWARDI HASSAN
Director
KUTUKAN 1970 NAWI ISMAIL
Actor
APA JANG KAU TJARI, PALUPI? 1969 ASRUL SANI
Actor
TIADA WAKTU BICARA 1974 SANDY SUWARDI HASSAN
Director
KRAKATAU 1977 SANDY SUWARDI HASSAN
Director
PENGANTIN REMAJA II 1982 SANDY SUWARDI HASSAN
Director
GARA-GARA GILA BUNTUT 1977 SANDY SUWARDI HASSAN
Actor Director
FAJAR YANG KELABU 1981 SANDY SUWARDI HASSAN
Director
RAKIT 1971 SANDY SUWARDI HASSAN
Director
LIBURAN SENIMAN 1965 USMAR ISMAIL
Actor
PEREMPUAN HISTRIS 1976 RATNO TIMOER
Actor
DERU CAMPUR DEBU 1972 MARDALI SYARIEF
Actor
GADIS KERUDUNG PUTIH 1967 DJAMAL HARPUTRA
Actor
AWAN DJINGGA 1970 LILEK SUDJIO
Actor
JIN GALUNGGUNG 1982 RATNO TIMOER
Actor
IMPAS 1971 SANDY SUWARDI HASSAN
Actor Director
BAJANGAN DIWAKTU FADJAR 1962 USMAR ISMAIL
Actor
TANGAN-TANGAN JANG KOTOR 1963 SOENDJOTO ADIBROTO
Actor
MATAHARI PAGI 1968 BAMBANG IRAWAN
Actor
MINAH GADIS DUSUN 1966 S. WALDY
Actor
NJI RONGGENG 1969 ALAM SURAWIDJAJA
Actor

KEMBALI LAGI / 1993

KEMBALI LAGI


Cerita yang sedih mencoba menguras mata penonton.

Johan (Rano karno) menjalani kisah cintanya dengan penyanyi terkenal yang bernama Yohan (Nike Ardila) dia saling mencintai satu sama lain, akan tetapi ayah yohan tidak menyetujinya dan menentang hubungan mereka. 

Dan yohan sangat terpukul dengan ayahnya yang menentang hubungan mereka, dan yohan pun berniat kabur dari rumah, ayah nya pun sangat marah dan segera mengusir yohan.

Lalu yohan pun menceritakan rahasia yang di pendam selama 7 bulan bahwa Yohan sudah tidak suci lagi. Yohan diperkosa oleh orang yang tidak dikenal dan yohan sudah hamil. Johan pun langsung merasa terpukul, ketika mereka pada saat perjalanan pulang mereka pun kecelakaan yang mengakibatkan yohan meninggal dan bayi yang dikandungan yohan selamat.

Dari kejadian tersebut Johan keterima di ABRI dan meninggalkan Ibunda dan anak nya yang bernama Yosie. Lalu Johan ditempatkan disuatu daerah terpencil untuk pengabdian terhadap negara RI.

9 tahun kemudian Yosie pun beranjak Besar, dia mempunyai bakat nyanyi yang sama dengan ibunya Yohan, Yosie pun menggelar juara-juara nyanyi.

Beny dan kawan-kawan yang memperkosa yohan pun keluar dari penjara setelah divonis 10th di penjara, mereka merencanakan balas dendam terhadap Johan, mereka pun menculik gadis cilik yang bernama Yosie.

Dengan kecerdikan Yosie akhirnya bisa meloloskan diri dari para penculik itu dan berhasil diringkus oleh aparat kepolisian.

Lalu Johan pun tewas pada saat melakukan perlawanan untuk mempertahankan RI, dan Johan menitipkan Riko yang sudah dianggap anak nya sendiri itu ke Fery yang harus diantarkan ke ibunda johan.

Fery pun menceritakan kepada ibunda johan bahwa johan telah meninggal dan Riko diterima oleh ibunda nya.

Sedangkan orang tua Yohana pun mengetahui bahwa Yosie penyanyi kecil itu ternyata cucu nya, dan akhirnya mereka pun bersatu.

Senin, 07 Februari 2011

PENGANTIN REMAJA II / 1982

PENGANTIN REMAJA II


Tidak ada hubungan dengan penganti remaja (sebelumnya, Sutradara Wim Umboh), lalu kenapa pakai angka 2, mugkin untuk mengekor kesuksesan pengantin remaja. Film pengantin remaja beberapa ada yang dibuat, tapi yang terkenal adalah Pengantin Remaja buatan Wim Umboh. Sedang Pengantin remaja 2 ini, cerita di tulis wim Umboh.

Hanya nama tokoh dan lagunya dipakai. Romy (Ikang Fawzi) datang ke Jakarta untuk mengoperasi matanya. Ia tinggal di kamar pamannya yang bekerja pada Sastro (Darussalam), yang dibantu ayah Romy semasa perjuangan. Saat matanya mulai sembuh, tahulah Romy bahwa dia dirawat oleh Yuli (Henidar Amroe), anak Sastro yang sudah dipertunangkan dengan Yanto (August Melasz), anak pengusaha kaya yang membantu Sastro hingga jadi kaya juga. Romy dan Yuli sebenarnya sudah bersahabat sejak kecil. Yanto yang playboy dan bermental buruk, cemburu pada Romy.


Belat-belit di sekitar inilah kisah berjalan. Romy dan Yuli akhirnya memang saling mencintai. Cuma penyakit kanker otak datang menggerogoti, hingga kisah berakhir sedih. Romy yang mencoba melupakan Yuli karena sudah dipertunangkan dengan Yanto, akhirnya mendapat kecelakaan saat dia tahu berita tentang Yuli dan cepat-cepat menyusul ke rumah sakit. Dua mayat bertemu di gang rumah sakit.


P.T. SUKMA PUTRA FILM

HENIDAR AMROE
IKANG FAWZI
ADE IRAWAN
AUGUST MELASZ
DARUSSALAM
AMINAH CENDRAKASIH
S. BONO
FATIMAH MARIA
RASYID SUBADI
ENNY BEATRICE
TEDDY MALA
CHERRY IVONNE

TIMANG-TIMANG ANAKKU SAYANG / 1973



Ketika melangsungkan pernikahannya, Sofia (Sofia WD) mendapat bayi tiri dari suaminya Noor (WD Mochtar). Dari perkawinannya ini, dia mendapat dua anak lagi Erwin (Sophan Sophiaan) dan Murni (Widyawati). Ketika sang ayah meninggal, dan anak-anak beranjak dewasa, timbul konflik dalam keluarga. Si anak tiri mengusir Erwin, Murni dan ibu tirinya hingga mereka tinggal didalam gubuk. Namun si anak tiri mendapat kecelakaan terlindas kereta hingga meninggal. Ketika Sofia meninggal, Murni diasuh tetangga yang kaya tapi ternyata kemudian cacad kaki hingga harus duduk di atas kursi roda. Suatu hari ketika ia difitnah saudara angkatnya, Murni berniat lari namun seorang pemuda datang. Setelah berhasil memulihkan ingatannya, Murni langsung berdiri dan lari menemui pemuda yang tidak lain dari Erwin kakaknya.

RAKIT / 1971



Kematian istrinya, Maria (Sofia WD) oleh garong Paing (WD Mochtar), membuat Wira (Rachmat Hidayat) mencari hiburan pada minuman dan perempuan. Dila (Paula Rumokoy), anak Wira-Maria yang kesepian memilih sekolah di luar negeri. Ketika pulang diam-diam, ia menjumpai ibu tiri Lena (Rima Melati). Cerita kemudian beralih ketika Dila tergoda bertualang dengan mengikuti rakit Mail (Rachmat Kartolo), pembantu rumah tangga keluarga Wira, yang mengalir ke Tangerang. Ketegangan terjadi ketika Paing memaksa ikut rakit itu. Sebelum Dila mengenali pembunuh ibunya itu, terjadi perkelahian antara Mail dan Paing. Wira yang mencari-cari, menemukan Dila dan langsung menyerang Mail yang dianggap sebagai gara-gara, apalagi Paing telah kalah. Dila yang gagal menjelaskan duduk persoalannya, lalu mengambil bedil dan menembak ayahnya. Kena paha. Barulah duduk persolan bisa jelas, sambil Paing dalam keadaan terikat di rakit.
 C.V. INDONESIA FILM PRODUCTION

W.D. MOCHTAR
SOFIA WD
RACHMAT KARTOLO
PAULA RUMOKOV
RACHMAT HIDAYAT
RIMA MELATI
ISMED M. NOOR
HADISJAM TAHAX
HANNY RAY
IWAN TARUNA
RINA HASSIM

TIADA WAKTU BICARA / 1974

TIADA WAKTU BICARA
NO TIME FOR TALK

 
Ketidakmampuan Idris (Idris Sardi) memberi kepuasan batin pada, Lies Noor (Sarimah Yusof) membuat ia rendah diri. Untuk merangsang dirinya ia mulai dengan mengintipan di rumah pelacuran. Ketika ia pergi ke luar negeri untuk berobat, Lies terlibat hubungan gelap dengan seorang pelukis (Rachmat Hidayat), dan hamil. Ketika pulang Idris terjadi keributan dengan sang pelukis disaksikan Lies yang harus menentukan pilihan.

Sarimah Yusof adalah pemain Malaysia. Sempat ditolak beredar di Malaysia. Film pertama dan satu-satunya Idris Sardi sebagi pemain.

P.T. SERAYU AGUNG JAYA FILM





SARIMAH YUSOF
IDRIS SARDI
RACHMAT HIDAYAT
BENNY MUSTAFA
KIBOUT
JOPIE ITEM
DIMAS WAHAB

MANA YANG BENAR / 1977

 MANA YANG BENAR


Seorang perawat bekerjasama dengan komplotan penjahat dengan sasaran seorang pengusaha. Saat istri pengusaha melancholia, sang perawat mengatakan bahwa bayinya meninggal dan ditawarkan seorang bayi pengganti dari seorang hostes dan tidak jelas siapa ayahnya. Dalam kehidupan selanjutnya, si anak (Faradilla Sandy) disayang oleh ibu tetapi tidak oleh ayahnya karena sang ayah mengetahui siapa Faradilla (berdasarkan sang perawat). Ketika komplotan penjahat ingin lebih banyak mendapatkan harta pengusaha,sang perawat tidak tahan lagi dan berterus terang bahwa anak itu adalah anak kandung sang usahawan tadi. Faradilla Sandy, seperti dalam film "Ratapan Anak Tiri", menangis terus sepanjang film.

P.T. TATY & SONS FILM

FARADILLA SANDY
LILLY IBRAHAM
RACHMAT HIDAYAT
YETTI AGUS
MUNI CADER
LEA WINDY
TUTY MAYANG

KRAKATAU / 1977

 
 
Somad (Dicky Zulkarnaen), dan Biang Terona (Rd. Mochtar) diutus guru silatnya dari Perguruan Krakatau, untuk mencari murid pembangkang perguruan, Bodin (WD Mochtar), ayah Somad sebenarnya. Bodin ini berhasil menikahi istri tuan tanah dan merebut kekayaannya. Dia menjadi zalim. Lebih-lebih anak mereka, Tirta (Awang Darmawan), yang berhasil menggeser kedudukan Surya (Muni Cader), sebagai pewaris kekayaan. Surya adalah anak ibu Tirta dengan suami terdahulu. Akhirnya Bodin kalah ditangan Biang Terona, dan Somad mengakui bahwa Bodin itu ayahnya. Film usai dengan meletusnya Gunung Krakatau.

FAJAR YANG KELABU / 1981

 
Bobby (Roy Marten) anak lelaki tunggal yang dimanja ibunya meskipun ayahnya tidak setuju. Pertengkaran suami sitri sering terjadi karena ulah Bobby yang seenaknya. Saat Bobby beradu balap menggunakan mobil barunya, ia menabrak mati seseorang dan satu korban lainnya buta. Korban buta ini adalah sahabat Rachmat (Kaharuddin Syah), sopir keluarga yang ingin menjodohkan adiknya dengan Andi (Junaedy Salat).

Rachmat bahkan menyediakan diri masuk penjara sebagai pengganti. Bobby yang tidak suka karena kemarahan ayahnya, meninggalkan rumah dan bertekad hidup dengan keringatnya sendiri. Victor (Farouk Afero) adalah teman kuliah Bobby yang akrab yang culas. Ia memalsu tanda tangan ayah Bobby untuk dapat bekerja di sebuah perkebunan milik orangtua Santi (Eva Arnaz) yang hendak dijodohkan dengan Bobby. Saat menolong Andi yang nyaris tertabrak Santi, Bobby haru melihat kemiskinan Andi dan istri korban yang ditabraknya dan ingin menebus dosa.

Pagi ia bekerja sebagai sopir di tempat Santi, dan malamnya bekerja di bengkel, sedangkan hasilnya untuk menolong orang yang dia sengsarakan. Ia juga membalap untuk mendapat hadiah agar bisa menyembuhkan kebutaan Andi. Rahasia Bobby diketahui Santi saat terjadi pertengkaran antara Bobby dan Victor, dan Bobby pun berterus terang. Setelah matanya sembuh, Andi melampiaskan kemarahan pada Bobby, dan tidak tahu siapa yang menolongnya. Bobby berniat melapor pada polisi karena sudah menebus dosanya, sedangkan Santi siap menanti sampai kapanpun.

P.T. PARKIT FILM

EVA ARNAZ
ROY MARTEN
NANI WIDJAJA
ASTRI IVO
DEBBY CYNTHIA DEWI
FAROUK AFERO
JUNAEDY SALAT
KUSNO SUDJARWADI
KAHARUDDIN SYAH
DARUSSALAM
RAMLI IVAR
FARIDA PASHA

APA SALAHKU / 1976

APA SALAHKU

Arti lahir dengan derita, kedua orangtuanya meninggal. Konon ini pertanda buruk, maka Arti yang kemudian hidup dengan abangnya, menjadi sasaran mertua abangnya dan kakak iparnya, karena tak tahan di rumah Arti pergi. Keadaan mulai berbalik, saat kakak iparnya memerlukan pertolongan darah yang cocok dari desa itu hanya darah Arti. Maka jadilah Arti menjadi penyelamat.

P.T. RANTAI MAS FILM
KALIMANTAN JAYA FILM

RACHMAT HIDAYAT
FARADILLA SANDY
FADLY
MILA KARMILA
MOH MOCHTAR
CORRY MOCHTAR
YETTI AGUS

IMPAS ( 0 X 0 )/ 1971




Tanpa jelas sebabnya, seorang ayah marah-marah, membanting anaknya, Ibrahim (Sandy Suwardi Hassan) dan menceraikan istrinya. Ibrahim kemudian lari dan terdorong jadi garong setelah bertemu dengan Umar (Ray Iskandar). Petulangan inilah yang menyita sebagian besar kisah. Setelah sebuah perampokan bank yang sukses, Ibrahim tiba-tiba menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi kompanyonya, Umar. Hasil ranpokan dilarikan. Umar tak tinggal diam. Terjadi kejar-kejaran dan baku tembak dan sama-sama tewas. Banyak tokoh-tokoh lain berseliweran dalam film ini, tapi tak jelas fungsinya.

C.V. INDONESIA FILM PROD.

SANDY SUWARDI HASSAN
WIDYAWATI
RAY ISKANDAR
HADISJAM TAHAX
FARIDA ARRIANY
AEDY MOWARD
ARIATI
ISMAR LUBIS
MOH MOCHTAR
RACHMAT HIDAYAT
RATNO TIMOER
DICKY ZULKARNAEN

GARA-GARA GILA BUNTUT / 1977

GARA-GARA GILA BUNTUT

Merupakan sebuah sketsa tentang masyarakat yang tengah keranjingan judi buntut, yaitu judi liar yang dikembangkan berdasarkan dua nomor akhir dari undian resmi. Karena harapan yang berlebihan untuk menang, mereka menjadi tidak rasional,percaya pada mimpi dan takhyul, bahkan orang gila dianggap dapat memberi petunjuk tentang nomor yang akan keluar. Akhirnya datang pihak berwajib menangkap bandar judi itu.
 P.T. TATY & SONS

FARADILLA SANDY
RAHAYU EFFENDI
SARI NARULITA
RACHMAT HIDAYAT
SANDY SUWARDI HASSAN
FARIDA UCOK
UCOK HARAHAP
HARUN S


KOMEDI TANPA PELAWAK PROFESIONAL
DALAM Festival Film Indonesia (FFI) 1978 jumlah film komedi yang ikut berlomba kurang lebih seperlima dari keseluruhan. Dewan Juri menyatakan dalam penilaiannya: "Dalam komedi, hendaknya ada usaha untuk mengatasi jenis farce dan burlesque, menuju ke komedi yang lebih wajar dan halus. Maka kini telah mulai dihasilkan komedi baik yaitu tanpa menggunakan juru-juru lawak professional, suatu kemajuan dalam film Indonesia. Namun yang tergolong "konyol" tetap ada juga yaitu film komedi slapstick yang memuakkan." Adapun farce dan burleque, begitu juga slapstick termasuk jenis-jenis komedi yang jelas ciri-cirinya. Istilah farce berasal dari bahasa Latin farcire yang berarti: menyumpel mengisi penuh. Jadi farce ialah cerita yang disumpel dengan pelaku-pelaku komis, situasi-situasi dan ucapan-ucapan lucu.

Dalam farce banyak digunakan unsur slapstick. Yang dituju ialah membangkitkan ketawa orang sebesar-besarnya. Umumnya farce dianggap sebagai komedi rendah. Begitu juga burlesque merupakan bentuk paling rendah dari komedi. Segala sesuatu disajikan secara menertawakan, berlebih-lebihan karikatural. Gaya permainan sama dilebih-lebihkan. Di Hollywood dulu pernah dikenal tiga pelawak Three Stooges yang saling tonjok muka, pukul batok kepala, agar lucu tampaknya. Dalam burlesque pemain-pemainnya saling lempar dengan kuwe tarcis, saling semprot dengan air botol. Jenis komedi yang tidak termasuk golongan tadi ialah komedi romantis dan sentimental. Dalam komedi ini penting sekali artinya alur cerita. Titik berat jatuh pada watak dan situasi. Aktor Cary Grant terkenal karena kebolehannya mendukung jenis komedi romantis. Ada jenis komedi lain yang halus sifatnya. Titikberatnya ialah pada dialoog yang diucapkan. Humornya terletak pada kelucuan dalam kata-kata, pada cara sebuah ungkapan diputar dengan cerdik. Watak dan situasi kurang begitu penting pada jenis komedi ini yang disebut comedy of manners, komedi tatakrama.

Pengarang-pengarang Inggeris yang terkenal sebagai penggubah komedi tatakrama ialah misalnya Oscar Wilde, Somerset Maugham, Noel Coward. Dalam FFI 1978 Dewan Juri melihat tiga judul seri Ateng yaitu yang "sok aksi", yang "bikin pusing" dan yang "pendekar aneh". Seperti biasa Ateng berkawan dengan Iskak. Kelompok pelawak professional lain yaitu Surya Group bermain dalam film Karminem yang disutradarai oleh Nya Abbas Acup. Pelawak Suroto, S. Kardjo AC-DC dan Mang Udel tampil dalam film Arwah komersil dalam kampus yang skenarionya ditulis oleh Syuman Djaya. Suroto bersama Benyamin S juga muncul dalam film Pinangan yang disutradarai oleh Syuman Djaya. Pelawak Ibing menggundulkan kepalanya dan bermain sebagai Bang Kojak yang skenarionya ditulis oleh Arifin C. Noor. Pelawak Pak Kuncung bermain sebagai Cak Atmo dalam film yang disutradarai oleh Arifin C. Noor Suci Sang Primadonna. Eddy Sud menjadi boss bandit dalam Bandit Pungli, dan Tuti Mutia yang tadinya produser film menjelma sebagai aktris dalam Tante Sun. Jadi rupa-rupa film komedi dan pelawak yang dilihat oleh Dewan Juri. Ada yang lucu, yang setengah lucu, yang tiada lucu.

Berkata seorang anggota Dewan Juri: "Saya telah berusaha betul untuk ketawa, tetapi tidak bisa juga." Kalau begitu di manakah letak sebabnya? Mungkin sekali karena dalam film yang dimaksud oleh anggota Dewan Juri tadi penonton tidak diberitahu pada awalnya dia akan menyaksikan sebuah komedi. Penulis skenario tidak tegas sejak semula menyatakan niat-niat komisnya, dan kemudian sutradara lalai mengoreksi kelemahan ini. Apakah yang menimbulkan ketawa? Buku teks menjawab dasar komedi ialah incongruity atau keganjilan, keanehan, kejanggalan. Keganjilan tersebut bisa terletak dalam kata-kata gagasan-gagasan atau asosiasi pikiran. Penonton ketawa melihat keganjilan seorang yang gemuk dengan seorang yang kurus, yang jangkung dengan yang kate. Kalau Ateng yang gemuk pendek itu disuruh bermain sebagai bocah yang kolokan, maka timbul suatu incongruity, dan orang ketawa. Anak kecil akan ketawa melihat keganjilan yang luar biasa. Keganjilan situasi dapat ditingkatkan melalui pernyataan yang dibesar-besarkan. Karena itu tidak mengherankan, apabila exaggeration merupakan senjata paling kuat dari seorang pelawak. Dapat diperkirakan mengapa anggota Dewan Juri tadi tidak bisa ketawa lagi, kendati dia telah berusaha keras untuk ketawa. Ia telah mencapai titik kejenuhan. Film komedi itu dianggapnya serba konyol. Ia menjadi muak dibuatnya. Sudah barang tentu ada kecualinya.

Dewan Juri memberikan penghargaan khusus kepada sebuah film komedi Gara-gara gila buntut. Dalam citation Dewan Juri disebutkan: "Film komedi yang mempunyai relevansi sosial dan memberikan dimensi baru." Film ini yang cerita dan skenarionya ditulis oleh Sandy Suwardi Hasan, sekaligus jadi pemain dan sutradaranya, mempersoalkan tentang rakyat kecil yang sudah keranjingan akan judi buntut. Pak Baun dengan empoknya, Ujang dan isterinya, Atun, Udin, dan lain-lain, semuanya kena demam judi buntut. Siapa saja yang disinggahi penyakit ini tidak ketolongan lagi. Kepercayaan pada diri menjadi hilang, digantikan oleh percaya pada mimpi, takhyul, benda yang dianggap keramat, termasuk kuburan, pohon-pohon. Sampai-sampai orang yang gila dianggap lebih sempurna dari orang-orang yang masih waras. Dikira uang bisa datang dengan mudah dengan berjudi. Tapi kenyataannya tidak demikian. Inilah film komedi yang ceritanya digali dari kehidupan sehari-hari, jadi mempunyai relevansi sosial benar-benar. Ia memberikan dimensi baru, karena mengandung nilai moral yang positif yaitu bertobatlah dan janganlah lagi gila berjudi. Sandy Suwardy Hasan sebagai empuya cerita dan penulis skenario tidak mempunyai pretensi berlaku sebagai "literator besar" dia hanya mau jadi tukang kisah, menceritakan kisah rakyat.

Dimensi baru lain yang dibawakan ialah Gara-gara gila buntut sama sekali tidak diperankan oleh juru-juru lawak professional. Tidak ada Ateng, Johnny Gudel, Benny Gaok, Bagio dan lain-lain di situ. Aktor-aktris pendukung film komedi ini ialah: Rachmat Hidayat, Rahayu Effendi, Sandy Suwardi Hasan, Harun Syarif, H. Fakri Amrullah, Ucok A.K., Sari Narulita, Farida Ucok. Kembali kepada buku teks, maka disebutkan: "Komedi lebih sulit menyutradarainya daripada drama serius, karena sifatnya lebih tehnis. Penyutradaraan tergantung kepada suatu pemahaman yang jelas tentang apa yang komis/lucu mengapa dia lucu, dan bagaimana yang bukan lucu itu dapat dijelmakan menjadi lucu. Beberapa sutradara mempunyai suatu perasaan wajar terhadap humor. Sutradara lain tidak mempunyai rasa demikian." Saya pribadi mempunyai dugaan kuat, setelah melihat film Gara-gara gila buntut, bahwa Sandy Suwardi Hasan punya bakat sebetulnya untuk membuat film komedi yang baik.

RATAPAN ANAK TIRI / 1974

RATAPAN ANAK TIRI

 

Film ini sangat mencengangkan banyak orang saat itu, sungguh sedih dan tragis nasib seorang anak tiri yang dilakukan oleh ibu tirinya. Film ini membuat ikon pada masyarakat kasih sayang ibu tiri akan berakhir seperti ini. Banyak orang yang tersugesti akan kekejaman ibu tiri. Sehingga image ibu tiri sangat kejam dan menakutkan bagi anak tiri didalam satu atap dengan ibu tirinya. Si bapak kandung yang tidak perhatian dan sebaginya.

Film pertama Ratapan anak tiri ini sukses besar, maka di buat lagi lanjutannya Ratapan Anak Tiri 2 dan 3 nya. Tidak heran film ini mendapat penghargaan khusus dari FFI 1974 di Surabaya untuk film terlaris

Yuwono (Soekarno M. Noor) ditinggal pergi oleh istrinya (Tatiek Tamsil) untuk selama-lamanya setelah melahirkan anak ketiganya. Setelah sebelumnya dilarang untuk hamil lagi yang ketiga kalinya oleh dokter karena memang membahayakan nyawa ibu dan anaknya. Akibat melanggar larangan dokter, ketika melahirkan anak ketiga, keduanya pun meninggal. Meninggalnya istri tercinta menyebabkan Yuwono terpukul sekali, apalagi ia mempunyai dua orang anak yang masih membutuhkan kasih sayang ibunya. Netty (Dewi Rosaria Indah) dan Susi (Faradilla Sandy) begitu kehilangan sekali dengan ibunya yang sudah meninggal. Adalah Ningsih (Tanti Yosepha) seorang wanita kantoran yang juga bawahan Yuwono yang telah mencuri hati anak-anak Yuwono dengan kebaikan dan kelembutannya bagaikan seorang Ibu.

Meski dilarang oleh atasannya karena Ningsih bukanlah sosok yang baik bagi anak-anaknya, akan tetapi Yuwono akhirnya menikahi Ningsih. Akhirnya Ningsih pun resmi menjadi istri Yuwono. Di awal kehidupan keluarga tersebut sangat harmonis dan begitu manis. Yuwono menjalankan perannya sebagai suami demikian pula dengan Ningsih yang menjadi ibu dari anak-anaknya menjalankan perannya dengan sangat manis. Hingga suatu ketika tragedy itupun terjadi. Yuwono dituduh menggelapkan uang perusahaan sebesar 14 juta hingga akhirnya Yuwono di penjara. Sebenarnya Yuwono tidak pernah melakukan perbuatan ini, akan tetapi penggelapan ini dilakukan oleh Harun (Bambang Irawan) yang sebenarnya mencintai Ningsih. Begitu mengetahui suaminya di penjara, Ningsih berusaha sabar dan tetap manis sikapnya dengan kedua anak Yuwono. Akan tetapi Harun bermain di air keruh. Dengan rayuan-rayuannya akhirnya Harun mampu kembali mengambil hati Ningsih, keduanya pun terlibat dengan perselingkuhan, sekaligus Harun menghasu Ningsih bahwa ia hanya menjadi babu bagi anak-anak Yuwono. Atas hasutan-hasutan Harun, Ningsih pun berubah pikiran dan sifat aslinyapun kelihatan.

Pembantunya (Roldiah Matulessy) di pecat, dan peran-peran keluarga seperti mengepel, mencuci piring dan sebagainya menjadi tugas kakak beradik Netty dan Susi. Keduanya sering di marahin, di pukul, bahkan sering sekali makan dengan nasi sisa. Tak jarang pula Netty dan Susi sering tidak makan, karena untuk itu mereka harus kerja sendiri. Setiap kesalahan kecil selalu menjadi bencana bagi keduanya. Bahkan tak jarang keduanya tidak bisa masuk rumah karena pintunya dikunci dari luar, ketika Ningsih dan Harun sedang pergi. Terpaksa keduanya menunggu diluar pintu pagar, atau bahkan tidur di luar rumah. Sementara Ningsih dan Harun asyik dengan perselingkuhannya, dan tidak peduli dengan keadaan anak tirinya. Dipenjara, Yuwono selalu bertanya kepada petugas sipir karena tidak ada yang menengoknya. Hingga suatu hari, Yuwono kaget karena tiba-tiba kedua anaknya tiba di penjara dan mengadukan kejadian yang telah menimpa mereka. Netty dan Susi lari dari rumah setelah disuruh tidur diluar, sementara Ningsih dan Harun pergi asyik bersuka ria. Mengetahui keadaan anak-anaknya, Yuwono meminta tolong kepada petugas sipir penjara untuk menjaga anaknya. Walau dengan senang hati petugas tersebut bersedia menolong, akan tetapi Netty dan Susi lebih memilih untuk lari dan tidak mau diasuh olehnya. Kehidupan dijalanan yang keras harus dialami oleh Netty dan Susi. Tidur di emper-emper toko, berjalan dengan disertai malam dan hujan tanpa tujuan yang pasti, hingga akhirnya Susi jatuh sakit ketika sedang tidur di pinggir jalan. Badan susi panas, mengetahui adiknya sakit Netty berusaha mencari obat dan makanan, akan tetapi ketika Netty sedang pergi mencari obat, Susi yang sudah tidak tahan lagi dengan rasa laparnya akhirnya juga mencari makan sendiri.

Akhirnya keduanya pun terpisah dan saling mencari satu dengan yang lain. Yuwono akhirnya bebas, setelah pelaku yang sebenarnya Harun ditangkap dan dipenjara. Begitu bebas, Yuwono langsung menuju rumahnya, akan tetapi ia mendapati rumahnya sudah tidak berpenghuni dan ternyata memang sudah dijual oleh Ningsih dan Harun. Yuwono pun melangkah gontai mencari anaknya yang terpisah. Sementara Netty dan Susi yang sebelumnya terpisah, akhirnya pun bertemu kembali, keduanya saling berpelukan. Di akhir kisah, Yuwono dan kedua anaknya bertemu, mereka menangis pilu. Sebuah Seri drama yang cukup membawa penontonnya ikut terbawa emosi yang di kembangkan oleh sang sutradara. Sutradara Sandy Suwardi Hasan berhasil membawa penontonnya untuk ikut terlibat emosi didalamnya. Ratapan Anak Tiri adalah salah satu film yang boleh dibilang film yang mengharu biru dengan kekerasan yang dialami oleh anak tiri akibat perlakuan ibu tirinya yang kejam. Sukses dengan Ratapan anak tirinya, film ini dibuat skuelnya dengan Ratapan Anak Tiri 2 dan Ratapan Anak Tiri 3. Kemampuan Acting Soekarno M. Noor sudah tidak diragukan lagi, akan tetapi di ratapan anak tiri 1 ini, lebih mengekspose betapa tidak enaknya mempunyai Ibu tiri. Sementara Faradila Sandy, bintang cilik yang berbakat dan aktingnya juga sangat alami sehingga mampu menambah nyawa film ini. Film ini juga tercatat sebagai peraih piala Majalah Junior FFI 1974 untuk pemeran cilik Faradila Sandy dan Piala GPBSI FFI 1974 untuk kategori film terlaris 1973-1974.


P.T. SERAYU AGUNG JAYA FILM

SUKARNO M. NOOR
TANTY JOSEPHA
BAMBANG IRAWAN
EMILIA CONTESSA
GRACE SIMON
FARADILLA SANDY
DARUSSALAM
TATIEK TAMZIL
DEWI ROSARIA INDAH
DODDY SUKMAN
JEFFRY SANI
MOH MOCHTAR


NYARIS RATAPAN BOMBAY
AGAKNYA sulit menemukan telinga penduduk negeri ini yang luput oleh lengkingan lagu Ratapan Anak Tiri. Menjadi makin terkenal oleh tarikan suara Emilia Contessa, lagu berbau dang dang dut itu memang berkebolehan dalam menguras liur produser film yang berhasrat kebagian rezeki popularitas ciptaan Mashabi tersebut. lamun bukan lagu itu betul yang menarik Sandi Suwardi Hassan ketika ia memutuskan untuk membuat film dengan judul yang sama, melainkan oleh kenyataan bahw film-film India laris bagaikan kode buntut. Tuhan.

Cerita Ratapan Anak Tiri memang tentang anak tiri yang terlantar oleh ibu yang dipanggil Tuhan, ayah yang difitnah dan ibu tiri yang main serong. Nasib malang yang boleh dibilang diatur menimpa 2 gadis kecil (Dewi Rosaria Indah Faradiela Sandi), dan tingkah laku bini muda bapaknya, semua memang mirip film-film buatan Bombay. Ciri khas tontonan berbahasa Urdhu itu adalah tendensinya dalam mengurai hidup pelaku-pelakunya yang hampir selalu sulit menghindari kehendak nasib. Dibumbui dengan tarian dan nyanyian jadilah film itu sesuatu tontonan yang menarik bagi penonton yang masih suka hal-hal yang berbau falsafah sembari sentimentil. Tapi dalam melakukan itu semua, nyaris sulit menemukan film India yang melakukan kecerobohan teknis dalam penyuguhannya. Meskipun kemudian dilakukan berulang kali dalam banyak ksempatan, baik skenario penyutradaraan maupun penyelesaian laboratorium semuanya dilakukan dengan cermat. Maka kalau anda emoh film Bombay, besar kemungkinan cuma lantaran tendensi kisah yang selalu penuh derai air-mata itu. Honorarium. Tidak adil tentu untuk meminta kepada Sandi Suwardi berbuat seperti pembuat film Bombay yang terlatih melalui ratusan produksi pertahun itu. Tapi penonton yang merogoh kocek juga harus diperlakukan sama.

Untuk memeras air-mata di tengah aliran air-mata hasil kerja cineast India, paling tidak harus dengan bawang yang berkwalitas sama. Ibunya boleh mati, bapak mereka bisa dikirim ke tahanan polisi, bini muda bisa berubah galak. Tidak ada yang melarang, tapi caranya dong. Seorang direktur seperti Drs Yuwono (Sukarno M, Noor) dibikin sedemikian mudah dituduh menyelewengkan uang kantor, masuk tahanan untuk memberi kesempatan sang bini muda main serong dan menyiksa kedua anak tiri, tentulah hal yang cuma berkembang dalam benak pengarang cerita-cerita hiburan ringan yang diburu kebutuhan honorarium. Ibu tiri (Tanti Yosepha) yang diperkenalkan pertama kali sebagai perempuan baik, dengan gampang diarahkan menjadi ibu-tiri galak oleh kehadiran Harun (Bambang Irawan) yang berlagak persis pemuda romam Maka sepanjang film ini, hanya tangisan kedua anak yang dibikin malang itulah yang terus terdengar. Tanpa diketahui duduk soalnya, Emilia - dengan dikawal Grace Simon - tiba-itba muncul sebagai orang buta yang nlenyanyi sepanjang gang. Flash back, imajinasi, atau komersialisasi? Wallahu Alam. Tapi boleh juga ini lagu nyelinap, kabarnya boleh menambah jumlah orang yang menangis.

Hubaya-hubaya memang banyak orang menangisi anak tiri, meskipun konon anak tiri aman sekarang ini nasibnya sedikit lebih baik dari ayahnya yang suka mendapatkan perempuan muda. Perubahan nasib macam demikianlah yang barangkali dicoba digambarkan Wim Umboh melalui film ma yang mempertemukan anak tiri (Andy Auric) dengan ibu tiri (Tuty Kirana) di tempat tidur yang hangat. Tidak dengan sendirinya pembuat film harus meniru Wim, sebab selain tidak akan mengundang air-mata, anak tiri yang malang tentu juga masih ada. Yang amat meragukan adalah tokoh Harun (Bambang Irawan) yang digambarkan Sandi dalam filmnya ini. Kecuali model pakaiannya yang boleh, Bambang yang pernah rupawan di masa Perfini, kini nampak sulit bisa tertolong oleh Sandi. Tapi yang haru diselamatkan -- kalau terus mau bikin film -- adalah Sandi Suwardi Hassan yang bukan tidak punya nama sebagai bintang. Salim Said.

RATAPAN ANAK TIRI II / 1980

RATAPAN ANAK TIRI II


Susy (Faradilla Sandy) mendapat perlakuan semena-mena dari ibu tiri, istri ketiga ayahnya (Paula Rumokoy),bahkan diperbudak. Meski demikian, ia selalu dibela oleh adik tirinya, Umi (Faraumaina Sandy),anak kandung ibu tirinya. Reno (Fachrul Rozy),seorang kawan sekolah mencintai Susy, namun tidak terbalas.Suatu saat Reno makan dan mengotori lantai menyebabkan ibu tiri terpeleset dan kepalanya terantuk hingga pingsan. Umi menjadi ketakutan. Perbuatan itu membuat Susy diusir oleh ibu tirinya. Mereka pergi ke rumah sakit untuk meminta buku tabungan Susy,kemudian menginap di rumah teman.Karena kangen ayahnya, Umi pergi dan mereka terpisah. Saat sang ayah pulang dari perawatannya di rumh sakit tidaak menemukan Susy maupun Umi.Saat Ibu tiri mencari anak kandungnya, sempat melihat Susy di jalan dan memaki-makinya. Roy (Cok Simbara)guru Susy sangat menyayanginya karena ia juara kelas. Di rumahnya, Roy membeberkan keadaan Susy pada sang ayah, yang kemudian mengajak ibu tiri untuk menyelesaikan masalah.Ternyata ibu tiri tadi telah meracun Netty, kakak Susy yang dibuktikan dengan surat visum dokter. Mereka ribut. Setelah sunyi dan kamar dibuka, keduanya telah meninggal dangan racun di mulut.
P.T. MATARI ARTIS JAYA FILM

RATAPAN ANAK TIRI III / 1990




Karena ditolak ibu Sumarli (Tyas Wahono), pacarnya, maka kejadian kecelakaan yang menimpa dirinya membuat Susy (Faradilla Sandy), memutuskan hubungan. Ia kemudian kawin dengan teman kuliahnya, Oskar (Bagus Santoso). Sesuai dengan pendidikan yang ditempuhnya sambil kerja, Susy lalu bekerja sebagai guru, sementara Oskar masih mencari kerja. Begitu mendapat pekerjaan, musibah datang. Dalam sebuah kerusuhan, ia disangka pencopet dan dipukuli hingga mati. Kebetulan istri Sumarli juga meninggal. Maka pertemuan terjadi di kuburan. Sumarli dan Susy kemudian menikah dengan masing-masing membawa anaknya. Dua anak Sumarli nakal sekali, apalagi mereka dipanas-panasi neneknya yang sejak dulu memang sudah tak suka pada Susy. Puncak kenakalannya membuat anak Susy tertabrak mobil yang distarter oleh anak lelaki bawaan Sumarli, hingga meninggal. Bersamaan dengan itu sang nenek juga meninggal dipatuk ular, yang sengaja dibeli anak Sumarli tadi untuk mencelakai Susy. Peristiwa ini membuat anak-anak Sumarli rukun dengan ibu tirinya.
 P.T. MATARI ARTIS JAYA FILM

FARADILLA SANDY
FACHRUL ROZY
RAE SITA
FARAUMAINA SANDY
SUKARNO M. NOOR
COK SIMBARA
ROSE TANJUNG
CHAIDAR DJAFAR
BARON ACHMADI
PAULA RUMOKOY
ROBBY SUGARA
PITRAJAYA BURNAMA

RATAPAN DAN RINTIHAN / 1974

RATAPAN DAN RINTIHAN


Marlia (Zuzana) menutupi masa lalunya karena malu dan takut kehilangan calon suami. Jamila (Faradila Sandy) anak Marlia yang tidak ketahuan siapa ayahnya dititipkan pada Mak Zaenab, yang juga tidak jelas hubungannya. Johan (Ratno Timoer) sudah menduda dua kali karena tak punya anak. Ia mengawini Marlia untuk memenuhi tuntutan ibunya. Karena sudah tujuh tahun bersama Marlia juga tidak membuahkan anak, maka Johan kawin lagi atas desakan ibunya. Marlia merasa gagal dan hancur, meskipun tidak dicerai. Saat Marlia pulang untuk menengok anaknya, ditemukannya mak Zaenab menjelang ajal dan Jamila hilang saat bermain pasir dalam keadaan nyaris buta karena kecelakaan. Marlia terguncang dan masuk rumah sakit jiwa. Jamila ditemui sekelompok pengamen dan menjadi penyanyi kelompok itu. Bakat bernyanyi Jamila menarik perhatian seorang produser televisi, sehingga mengudaralah Jamila lewat televisi. Siaran ini ditonton Mochtar (WD Mochtar)seorang dokter mata yang sudah 18 tahun kawin tanpa anak. Disembuhkanlah Jamila dan dijadikan penyanyi tenar,salah satu programnya adalah mengunjungi panti yatim piatu, tuna netra dan rumah sakit jiwa. Di sinilah Jamila berjumpa lagi dengan ibunya dan juga Johan yang hilang ingatan karena jatuh miskin. 
 P.T. SERAYU AGUNG JAYA FILM

FARADILLA SANDY
SUZANNA
RATNO TIMOER
SOFIA WD
FAROUK AFERO
W.D. MOCHTAR
TATIEK TITO
FIFI YOUNG
TANTY JOSEPHA
DIEN NOVITA
CHAIDAR DJAFAR
AWALUDIN
 

RATAPAN SI MISKIN / 1974



Achmad (Rano Karno) dan Komala (Faradila Sandy) ditinggal mati kedua orangtuanya dan dibawa pamannya ke kota. Harta warisan lalu dikuasai paman dan istrinya yang tidak senang dengan kehadiran dua anak tadi. Achmad dan Komala dimarahi terus, bahkan dituduh pencuri, hingga mereka lari. Dalam pelarian keduanya terpisah dan saling mencari satu sama lain. Di desa, pak RT yang diserahi mengurusi harta warisan orangtua Achmad dan Komala, berhasil mengurusnya berkat bantuan seorang pengacara. Sang paman berhasil dikalahkan di pengadilan. Akhirnya, semua bisa berdamai dan berkumpul kembali.

P.T. SERAYU AGUNG JAYA FILM

FARADILLA SANDY
RANO KARNO
TANTY JOSEPHA
ASTRI IVO
BAMBANG IRAWAN
ARMAN EFFENDY
MARULI SITOMPUL
AMINAH CENDRAKASIH
ADE IRAWAN
SARI NARULITA
ELLYA KHADAM
TATIEK TITO
 

NILA DI GAUN PUTIH / 1981

 
 
Ny. Ismail punya tiga orang anak, Sukma seorang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi, dia menjadi tumpuan dan harapan dari Ny. Ismail. Dewi seorang perawat dari salah satu rumah bersalin dan Johan yang masih duduk dibangku SD. Harapan Ny. Ismail rusak, manakala Sukma mendapat kecelakaan hingga merenggut nyawanya setelah ia menyelesaikan ujian dan dinyatakan lulus. Karena seringnya menangis hingga membuatnya menjadi buta. Dibalik itu semua, Lukman kekasih Dewi selalu menghibur dan menyatakan bersedia untuk menjadi pengganti Sukma. Lukman selain kekasih Dewi juga teman kuliah Sukma. Lukman meminta agar perkawinannya dengan Dewi dapat dipercepat. Sebaliknya Dewi meminta agar perkawinan itu dapat ditunda sampai Johan tamant SMA.

Hendry, paman Lukman mengetahui rencana Lukman terhadap Dewi, dia berusaha menggagalkan rencana Lukman tersebut dengan menghasut ibu Lukman yang masih iparnya sendiri. Ny. Ismail yang datang ke rumah Lukman untuk membicarakan pernikahan Lukman dengan Dewi, disambut dingin oleh Hendry dan mengusir Ny. Ismail. Dewi kesal mendengar cerita ibunya mengenai perlakuan paman Lukman dan dia memutuskan tidak ingin menikah. Hendry mempunyai tujuan lain dengan batalnya pernikahan Dewi dan Lukman karena ingin Lukman menikahi Rina anaknya untuk menguasai hata bendanya.

Perkawinan antara Lukman dan Rina pun terjadi, Tapi kehidupan rumah tangga Lukman tidak bahagia karena perkawinan tersebut karena paksaan orang tua. Lukman menghabiskan waktunya untuk bekerja di kantornya untuk melupakan masalahnya. Hendry, sang paman juga bekerja di perusahaan yang sama. Beberapa tahun kemudian Johan telah dewasa dan juga bekerja. Dia mempersunting Ratih yang juga teman sekolahnya. Kini kehidupan Ny. Ismail tampak bahagia, sampai suatu hari datang kerumahnya lelaki bernama Handoko, yang tak lain Hendry ayah Ratih dan juga mertua Johan.

Sejak kedatangan Handoko kehidupan ny. Ismail mulai suram, Kejadian demi kejadian buruk selalu terjadi dan Dewi yang selalu menjadi sasaran. Ny. Ismail yang tidak sanggup tinggal bersama Handoko memutuskan meninggalkan rumah bersama dengan Dewi. Kehidupan Ny. Ismail dan Dewi serba kekurangan, dan akhirnya Dewi merubah namanya sebagai Sinta dan bekerja pada Rina isteri Lukman dan kebetulan Lukman pergi keluar negeri.

Johan tidak enak hati ibu dan kakaknya pergi dan dia menemukan kalung rRatih yang hilang ada dibawah kasur mertuanya. Johan akhirnya tahu kejahatan mertuanya dan memberitahukan Ratih. Ratih mengusir ayahnya, namun Handoko mempunyai rencana atas perlakuan Johan pada dirinya. Handoko mengetahui tempat tinggal Ny. Ismail, lalu dia menghasut Ny Ismail tentang kelakuan anaknya, Johan dan isterinya yang telah mengusir dirinya. Handoko diminta untuk tinggal bersama Ny Ismail, hingga Handoko bertemu kembali dengan Rina dia merencanakan mencelakai Dewi. Johan dan Ratih mencari keberadaan Ny Ismail, Johan dan isterinya meminta maaf atas kesalahan yang dibuatnya. Mereka bertiga ingin menemui Dewi ditempat kerjanya. Johan merencanakan sesuatu untuk menghabisi Dewi dengan bantuan Rina yang sakit karena rasa cemburu yang berlebihan. Ternyata Handoko salah bertindak sehingga Rina anaknya yang menjadi korban dan bersamaan itu pula Lukman kembali ke rumahnya dan kaget mengetahui isterinya meninggal sedangkan Lukman melihat Dewi membawa anak lukman dipangkuannya. Apa yang sebenarnya telah terjadi antara Lukman dan Dewi?

P.T. RAPI FILM

SOFIA WD
MARINI
PITRAJAYA BURNAMA
COK SIMBARA
RINI S. BONO
DANA CHRISTINA
MIEKE WIJAYA
ROBBY SUGARA
FACHRUL ROZY
SOFIA AMANG
YATTI KUSUMAH